Bab 5: aku tau, itu kamu!

6.4K 385 28
                                    

Happy reading
****************************************

Pagi ini Alisha nampak kekesalan saat mobilnya berhenti di jalan, padahal sedikit lagi menuju RS. Apalagi pagi ini dia juga ada operasi. Alisha nampak kelimpungan sendiri.

Sebuah mobil mewah berhenti di depan mobil Alisha. Pemilik mobil keluar dan menghampiri Alisha.
"Dokter Alisha, kenapa dengan mobilnya?" Tanya Fathan.

"Ini pak, mogok deh kayaknya, maklum pak udah lama nggak saya servis" ucap Alisha sopan. Emang iya sih mobilnya sudah lama tidak di servis karena makin hari kesibukannya sebagai dokter semakin sibuk.

"Yaudah,kamu ikut saya saja, nanti saya hubungi montir buat mengecek mobil kamu"

Alisha nampak ragu, namun mau bagaimana lagi, jika dia telat kasian pasiennya. Alisha mengangguk "boleh pak, makasih ya pak"

"Jangan sungkan sama saya dokter Alisha"

Alisha tersenyum. Dia duduk dengan nyaman di mobil Fathan. Meski ini bukan kali pertama dia satu mobil dengan Fathan namun Alisha selalu merasa tak enak pada bossnya ini.

"Saya lihat akhir-akhir ini kamu nampak sibuk, apa mau saya beri cuti?" Tanya Fathan melirik Alisha yang duduk dengan pandangan selalu keluar mobil.

Alisha dengan segera menoleh dan menggeleng "tidak perlu pak, saya baik-baik saja"

Fathan mengangguk "kalau kamu ada keluhan bilang saja Alisha"

"Baik pak"

Mobil Fathan memasuki parkiran RS. Alisha bernafas lega karena akhirnya sampai juga. Dia paling tidak suka berada di situasi canggung.

"Terima kasih banyak pak, tapi saya izin dulu ya pak, ada operasi pagi ini"

Fathan mengangguk "silahkan"

Alisha sedikit menunduk hormat pada Fathan lalu pergi dari sana. Dengan segera dia keruangannya. Kembali mengganti pakaiannya dengan pakaian operasi. Bisa diamuk dokter senior dia kalau telat. Meski nama Alisha cukup dikenal karena dia cukup handal dengan pisau bedahnya. Namun bagaimanapun saat ini dia masihlah seorang junior.

*****

Darren saat ini sedang berdiri di depan meja resepsionis, ngapain lagi kalau bukan ngegodain resepsionisnya yang cantik-cantik.

"Iih dokter nggak ada kerjaan ya?" Tanya resepsionis itu malu-malu.

Darren terseyum manis, sangat manis "saya udah menyelesaikan jadwal saya, bertanggung jawab banget kan? Apalagi kalau kamu mau berumah tangga sama saya" godanya sembari menaik-turunkan alisnya.

"Bisa aja dok"

"DARREN" lagi-lagi Fio datang dan meneriakkan nama Darren.

Darren menoleh dan nampak moodnya langsung down.
"Apaan sih Fi, teriak-teriak kayak gitu ini rumah sakit loh"

Fio mengerucutkan bibirnya. "Kamu kenapa sih? Aku telpon dari tadi nggak diangkat-angkat"

"Loh kamu kenapa marah, aku tadi lagi ngelakuin operasi Fi, masa iya lagi operasi nelpon sih, ya nggak?" Tanya Darren pada resepsionis yang diganggunya tadi.

Resepsionis itu mengangguk malu-malu dihadapan pasangan aneh ini. Fio menarik Darren menjauhi meja resepsionis itu.

"Darren, ayo balikan"

Darren menghela nafas. Baru kali ini dia ketemu cewek kayak Fio, susah diatur. Susah dibilangin. Manja.
"Fi, yang kamu rasakan saat ini itu udah bukan cinta lagi, ini itu udah kayak obsesi"

The Real Love (sequel The Secret Love)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang