❝You'll always be a part of me. I'm part of you indefinitely❞
MARK menoleh ketika mendengar suara pintu depan yang terbuka, ia berdiri dari duduknya, meninggalkan televisi yang sedang menayangkan film Captain America Civil War. Sungguh membosankan karena Mark harus makan malam sendiri, memesan jajangmyeon serta ayam goreng.
"Dad?"
Jaehyun yang sedang menata sepatu di rak mendongak, ia tersenyum kecil ke arah Mark. "Belum tidur? Sudah makan malam? Maaf karena pulang telat, Daddy tidak sengaja terlelap di kantor."
Mendengar itu Mark mengangguk pelan, sudah tidak heran dengan kebiasaan Jaehyun, terkadang Ayahnya itu tidur di meja kantor hingga keesokan hari. Berkali-kali Mark berusaha menceramahi, melarang Jaehyun untuk memaksakan diri dengan seluruh pekerjaaan, tapi Ayahnya tidak pernah mendengar.
Mark tahu bahwa Jaehyun mencoba untuk menyibukkan diri agar tidak terus menerus memikirkan orang yang sudah meninggalkan mereka. Mark sangat sadar bila Ayahnya belum bisa melupakan istrinya, alias ibu kandung Mark.
Terkadang Mark merasa begitu iba, melihat Ayahnya berjuang sendirian untuk membesarkannya selama ini, memenuhi peran sebagai kepala keluarga yang baik dan bertanggung jawab. Mark tidak bisa menyangkal fakta bila ia begitu membenci Ibunya sendiri, orang yang sudah menelantarkannya begitu saja.
Mark bersyukur karena ia sama sekali tidak mengingat bagaimana rupa Ibunya, itu adalah sebuah keberuntungan, jadi Mark tidak perlu merasa sedih atau kehilangan.
Jaehyun memijat pelan tengkuknya, terasa sedikit nyeri karena ia menelungkupkan kepala di meja kantor. "Mulai lusa kau harus tinggal di rumah Mommy, Daddy pasti akan sibuk dengan perjalanan bisnis ke dubai."
Mark mengangguk, ia memang memanggil Krystal dengan sebutan Bunda, wanita itu yang memaksanya. Mark tidak keberatan, Krystal selalu ada di sisinya, memenuhi sosok Ibu yang selama ini Mark butuhkan.
"Sudah makan malam?" tanya Mark memastikan, ia meraih tas jinjing milik Jaehyun, "masih ada ayam goreng di meja makan, aku memesan terlalu banyak."
Jaehyun tersenyum simpul, ia mengusap lembut surai hitam Mark. "Maaf karena tidak bisa pulang tepat waktu dan memasak makan malam."
"Tidak masalah Dad." ujar Mark seraya menghela napas, ia berjalan menuju ruang tamu, menaruh tas Jaehyun di sofa, "lain kali jangan memaksakan diri, aku sudah sering bilang bila kau perlu beristirahat."
"Banyak pekerjaanㅡ"
"Tidak sebanyak itu." potong Mark cepat, ia mendengus, "Daddy masih bisa pulang tepat waktu, tapi Daddy lebih memilih menghabiskan waktu dengan seluruh pekerjaan yang deadline nya bahkan masih satu atau dua bulan lagi."
Jaehyun terdiam, ia tidak bisa mengatakan apapun bila Mark sudah bicara. Damn, Putra semata wayang nya ini mewariskan sifat istrinya! Mark pasti kesal jika Jaehyun membantah atau memotong kata-katanya, jadi lebih baik Jaehyun mendengarkan.
Mark mengalihkan pandangan ke arah lain. "Makanlah terlebih dahulu, aku akan menyiapkan air hangat agar tubuh Daddy tidak sakit. Tolong perhatikan kesehatanmu sendiri, Daddy sudah tidak muda lagi, tahun ini usia Daddy tiga puluh enam tahun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Always Be My Baby《Jaeyong》✔
Fanfiction[Sad Romance] [M] Jaehyun menutup hatinya, mengabdikan dirinya sendiri hanya untuk mengurus anak semata wayangㅡJung Minhyung yang sangat ia sayangi. Jaehyun tidak memiliki keinginan untuk menikah lagi, karena jatuh cinta itu terasa sangat menyaki...