Part 8

27.2K 4.1K 360
                                    

❝I ain't gonna cry, no. And I won't beg you to stay. If you're determined to leave boy, I will not stand in your way..❞

TIDAK ada yang bisa Taeyong lakukan selain menangis, menyesali keputusan yang pernah ia buat di masa lalu; meninggalkan Jaehyun dan Mark yang begitu membutuhkannya. Demi Tuhan, tidak ada yang terpikir di benak Taeyong selain menerima tawaran yang Jaewook Ahjusshi ajukan, menjadi teman dari Kim Mingyu yang cacat.

Taeyong tahu bahwa ia sangat bodoh, melebihi apapun, seharusnya Taeyong tidak meninggalkan Jaehyun dan Markㅡia sangat mencintai kedua lelaki itu melebihi apapun. Bahkan kini rasanya Taeyong tidak bisa menghadapi Mark, ia merasa takut dan kehilangan kepercayaan diri. Respon Jaehyun saja tidak baik, bagaimana dengan Mark? Remaja yang beranjak dewasa tanpa sosok Ibu di sampingnya.

Wajah Taeyong memerah; terlalu banyak menangis walaupun Jaehyun sudah pergi lima belas menit yang lalu untuk menghadiri rapat. Seharusnya Taeyong juga ikut bersama Jaehyun, namun kondisinya sangat tidak memungkinkan untuk di lihat oleh orang banyak. Taeyong berantakan, cukup menyedihkan, tapi ini semua bukan kesalahan Jaehyun.

Kim Mingyu, lelaki yang hidup di kursi roda itu menghembuskan napas terakhir tiga bulan yang lalu, oleh karena itu Taeyong berusaha kembali menggapai Jaehyun. Ketika Mingyu pergi untuk selamanya, Taeyong tentu merasa sedihㅡbahkan ia menangis tanpa henti, karena walau bagaimanapun, Taeyong sudah menanggap Mingyu sebagai Adiknya sendiri, mereka bersama cukup lama.

Jaewook Ahjusshi melepaskan Taeyong, menganggap bahwa bantuan yang selama ini ia berikan lunas begitu saja, karena Taeyong sudah mau merawat Mingyu yang cacat sejak lahir. Itu lebih dari cukup, walaupun awalnya Jaewook ingin membuat Taeyong menjadi pasangan hidup dari anaknya sendiri; Kim Mingyu. Tapi Jaewook tidak bisa melakukan itu, ia sadar bahwa Taeyong sangat mencintai Jaehyun.

Napas Taeyong tersendat, ia berbaring di sofa dengan air mata yang terus keluar, membasahi bantal yang ia gunakan sebagai penyangga kepala. Ketika mengetahui bahwa perusahaan Jaehyun memerlukan sekertaris, tentu saja Taeyong segera mengirimkan lamaranㅡbahkan Sehun mendukungnya. Tidak ada cara lain yang terpikirkan untuk mendapatkan perhatian Jaehyun kembali, Taeyong harus berusaha, ia perlu berjuang.

Karena hanya ini yang bisa Taeyong lakukan untuk membawa keluarganya kembali utuh seperti semula, meskipun ia tahu bahwa hal tersebut tidak mudah. Kata-kata Jaehyun tentang Mark yang memiliki trauma membuat Taeyong hancur. Apa yang harus ia lakukan kepada anak lelakinya itu? Taeyong sangat takut jika Mark tidak mau menerimanya lagi, tapi, bukankah itu adalah konsekuensi yang harus ia terima atas perbuatannya di masa lalu?

Perlahan kelopak mata Taeyong terpejam, ia mengubah posisinya menjadi miringㅡberusha mengatur napas yang tersendat. Taeyong ingin kembali ke masa lalu, mengubah keputusannya agar ia tetap bisa bersama Jaehyun dan Mark, namun hal tersebut tentu tidak akan pernah terjadi.

Nyatanya, Taeyong harus menanggung semua rasa sakit yang di sebabkan dari kesalahannya sendiri. Mengetahui bahwa Jaehyun masih mencintainya saja sudah merupakan anugerah yang tidak akan pernah bisa Taeyong bayangkan. Atas semua kelakuan kasarnya di masa lalu, Jaehyun masih tetap mencintainya, Taeyong tahu bahwa ia tidak berhak mendapatkan Jaehyun yang selalu mencintainya dengan tulus. Tapi, Taeyong masih ingin tetap bersikap egois.

Always Be My Baby《Jaeyong》✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang