DOS | 01

57 10 2
                                    

Hollabu!
Sebelum baca, follow dulu ya
Jangan lupa vote and comment :D
Happy Reading!!

Langkahlah penuntun alurnya

Keheningan menyelimuti isi ruangan berisi 24 siswa dari kelas berbeda. Nyaris hanya suara mesin dan lembaran kertas tersapu angin yang terdengar.

Semua jendela dan pintu terbuka. Cuaca di luar terlihat terik. Aneh jika udara dalam ruangan itu terasa dingin karena tidak ada pendingin ruangan di sana.

Seisi kelas terlihat sangat tenang. Mereka sepertinya sibuk mengerjakan sesuatu.

Gadis berambut panjang hitam legam itu merasa canggung dan menggigil seperti terbalut angin muson barat. Papan nama kecil seperti pin di kerah saku bajunya bertuliskan Idkia sebagai julukan dirinya.

Entah dari mana nama itu, tapi nama sebenarnya adalah Indy Karnial.

Jemarinya mengetuk-ketuk meja, memperhatikan sekitarnya sekali lagi.

Indy terkejut melihat lembar ujian di atas mejanya yang bahkan sudah terisi penuh oleh jawaban.

Entah sejak kapan semua ini berlangsung, ia bahkan tidak ingat kalau ada ujian dan tidak merasa telah mengerjakan mengerjakan lembaran itu ataupun memulainya.

Indy dengan gugup berdiri untuk menyerahkan lembaran berisi penuh itu.

Sebelum beranjak dari kursi teman-teman di kelas memandanginya. Indy merasa tidak nyaman, mungkin seharusnya ia tidak bergerak? Tempat ini seperti tidak seharusnya ia berada di sini.

Wajah-wajah yang ia lihat tidak satupun dari mereka yang Indy kenali.

Indy meletakkan lembar ujiannya di meja pengawas dan tiba-tiba saja seisi kelas ikut berdiri menghampiri meja pengawas.

Semuanya meletakkan lembar ujian mereka bersamaan -- siapa yang tidak terkejut?

Mereka semua kembali duduk dan suasana kembali hening. Gadis bermanik coklat itu jadi ikut membisu, memutuskan untuk menunggu dan tidak berani bersuara sampai lonceng berbunyi.

Indy memperhatikan siswa di sebelah kirinya. Dia tampan, seperti di film-film namun ini sangat nyata dan ada di kelas ini.

Matanya berkali-kali mengerjap berusaha mengingatkan diri untuk berhenti menatap pria itu.

Indy beralih pada sisi kanannya yang lebih mengejutkan. Ada sederet siswi cantik, mereka memandanginya bersamaan. Mereka melambai dan tersenyum pada Indy.

Mereka memberinya secarik kertas robekan -- Indy pikir mereka ingin berbicara dengannya lewat kertas itu.

"Kau sepertinya baru di sini, aku belum pernah melihatmu, kau cantik seperti kami. Mari berteman."

Tulisanya rapi. Sepertinya mereka orang yang ramah dan terlihat baik juga, tapi apa maksud dari kalimat "kau sepertinya baru di sini, aku belum pernah melihatmu," mungkin perasaanku saja.

Suara biola sangat merdu keluar dari speaker kelas. Indy mulai gelisah dan matanya terasa berat seperti terkena sihir tidur saat mendengar melodinya.

Apa ini peraturan baru untuk bunyi lonceng sekolah?

Rasanya mengantuk sekali. Indy mencoba untuk tetap membuka mata dan menopang kepala agar tidak tidur dan sepertinya tidak bisa.

Indy merebahkan kepalanya yang terasa berat, berusaha tenggelam saja dalam tidur siang. Ia ingin mengabaikan hal-hal mengejutkan barusan dan tidak ingin ditatap seperti tadi oleh semua orang di sini.

Dreams Of The SunsetWhere stories live. Discover now