DOS | 02

13 1 0
                                    

Hollabu!

Selamat membaca! ♡

Dreams Of The Sunset

Udara hangat pagi hari membangunkan sepasang mata elok kecoklatan yang tertutupi helai rambut lebih cepat dari biasanya.

Indy tengah bersiap untuk kunciran rambut serasi dengan warna seragam yang dikenakannya.

Ia melihat keluar jendela kamarnya dan mendapati pemandangan kebun kecil yang cantik.

Indy tersenyum melihat sang kakek yang tampak bahagia dengan hobi sederhananya itu. "Kakek!" Pria tua itu mengangkat wajahnya saat mendengar suara dan mencari-cari asalnya.

Kedua kaki gadis itu bergegas keluar kamar sambil menenteng tasnya berjalan menuruni tangga, lengannya membuka pintu yang terhubung langsung dengan perkebunan kecil milik kakeknya.

Matanya berpencar menyusuri tanaman milik kakek yang tampak segar-segar seperti semangatnya pagi itu. Banyak warna yang lebih dominan pada tanaman kakek.

"Apa kakek nggak mau tanaman ungu atau merah? Atau yang kayak bunga mawar-melati, gitu?" tanya sang pemilik suara cantik itu.

"Kenapa memangnya?"

"Coba lihat, semunya warna kuning," sahut Indy menunjuk sekeliling.

Pandangannya kembali berpencar, dan akhirnya mendapati sebuah pot kecil yang kosong. Indy menaikkan pot itu ke atas rak paling tinggi dekat lampu taman menggunakan tangga di sekitar situ. "Bunga-bunga itu melambangkan persahabatan. Mereka mirip dengan Dalia, nenekmu."

Sudah lima bulan kakek kembali menekuni hobi berkebun bunga. Keadaan kakek Indy terlihat lebih baik sekarang.

Sepeninggal neneknya tiga tahun lalu, kakeknya lebih mirip sebatang kara tak terurus, tanpa semangat hidup.

Sudah satu tahun lebih mereka berada di rumah yang sama. Orang tua Indy membawa kakek untuk tinggal di rumah mereka dan memutuskan untuk merawatnya. Mulai saat itu, banyak perubahan baik yang terjadi.

Indy melihat kesedihan muncul di raut wajah kakeknya, sepertinya Indy salah bicara, "pot ini mau kuisi bunga lain, boleh ya kek?" Serunya untuk mengalihkan pikiran kakeknya.

"Tanam aja bunga-bunga kesukaanmu di sini."

Indy tersenyum, "oh.. pasti dong, Indy bakal tanam banyak bunga nanti disini."

Kakek memberi Indy teko air miliknya dan menyuruhnya menyiram beberapa tanaman yang ada, lalu Indy berpamitan setelahnya.

Di lobi sekolah terlihat sepi hari ini, isi majalah dinding di sekitar situ juga tidak ada yang baru.

"Indy!!"

Indy memutar separuh badannya, melihat Mai berlari ke arahnya membawa papperbag lumayan besar.

"Itu apa?" Tanya Indy.

"Oh, ini? Replika buket bunga."

"Untuk apa?"

"Tante aku jualan bunga Dy, masa kamu lupa?"

Dreams Of The SunsetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang