Hikmah benjolan

638 90 45
                                    

Wajah Sarada sungguh berseri hari ini. Dia terus senyum-senyum sendiri hingga berulangkali mendapat teguran dari sang amah.

Bagaimana tidak? Dia benar-benar bahagia! Ada dua alasan. Pertama, dia telah menyelesaikan tes kandidat penerima beasiswa. Dan kedua, setelah 14 hari, dia akan bertemu abang gantengnya lagi hari ini.

Sarada meninju udara. "Arghhh Sara nggak sabar mau kesana!"

Bersamaan dengan itu, Shinki yang sedang mengangkat cucian untuk dijemur lantas bertanya, "mau kemana?"

"Ke pondok makan, dong!" Jawabnya dengan tersenyum riang.

Dahi Shinki mengerut. "Nggak boleh! Kamu jangan kemana-mana."

"Kenapa, Bang?"

"Kemarin ada yang mau ketemu kamu. Abang bilang hari ini aja. Ya, abang cuma nggak mau dikira ingkar janji."

Sarada menggembungkan sebelah pipinya sebal. "Abang yang janji kok Sara yang harus nepatin!"

"Intinya jangan keluar dulu ya. Nggak enak nanti sama tamunya."

"Okelah." Sarada pasrah dengan raut ditekuk. Kemudian, menuju kamar dan menghampiri si cupang 3 warna kesayangannya.

"Cunyu, kira-kira siapa tamu bang Shinki yang mau ketemu mami?"

Cunyu mengerucutkan bibir.

'Mana saia tau, saia kan ikan.'

***

15.50 WIB

Boruto menatap bangga pada pantulan dirinya di depan cermin. Dia menaik-turunkan alis sesekali meniup poni yang telah panjang menutupi mata.

Hari ini, hari dimana dia akan menemui gadisnya meski hanya 15 menit. Dia ingin tepat waktu, tak boleh datang terlalu cepat, apalagi terlambat!

"Gue, Boruto Uzumaki! Lelaki tamvan nan pemberani yang sedang jatuh hati!" Ucapnya penuh percaya diri.

Himawari yang sejak tadi berdiri di ambang pintu hanya dapat memasang tampang malas.
"Udah mau pergi, Bang?"

"Iya! Gimana, udah keren?"

Himawari mengangguk-anggukkan kepala. "Iya! Anyway, cemunguttt abangnya Himaaa!"

"Oh tentu sadja!"

Boruto mengacungkan jempol, kemudian berjalan dengan lagak keren menuju dapur. Dia berniat mengambil something yang rencananya akan ia bawa.

Namun, naas!

Karena terlalu banyak gaya, jari kaki kelingkingnya tak sengaja membentur kaki meja. Sontak membuat Boruto meringis lalu mengangkat kakinya yang terbentur dan melompat-lompat dengan satu kaki lainnya.

''AWW!'' Dia melengking keras mengalahkan suara seorang gadis.

Lagi!

Karena keasyikan melompat, kakinya tersandung hingga membuat sang empu tersungkur dan mencium lantai dengan tidak elitnya. Hal ini sukses menumbuhkan satu bulatan kecil nan merah di kening Boruto.

"HAHAHAHA RASAIN HAHAHA!!"

Himawari tertawa puas hingga keluar air mata karena melihat nasib sang abang tercinta. Dia memegangi perut yang terasa sakit akibat terlalu banyak tertawa.

"Hosh.. Makanya bang, hosh.. jangan sok keren hosh!" Ucapnya masih dalam keadaan ngos-ngosan.

"Hima, mulutnya nggak boleh nackal!"

"Ya maaf, tadi lidah Hima kepeleset."

Tak mengindahkan ucapan Himawari, Boruto yang kini telah duduk di lantai sibuk dengan dirinya sendiri. Tangan kirinya memegang jari kaki kelingking, sedangkan tangan kanannya mengusap-usap jidat yang terasa sedikit perih.

Aishiteru Abang Bakso! ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang