35

6.5K 834 275
                                    

Baexian terduduk di salah satu kursi tunggu yang tepat berada di depan ruang tertutup bertuliskan 'ICU'.

Keadaan Taehyun benar benar memprihatinkan... Ia kehilangan banyak darah. Dan berakibat pada kurangnya sel darah merah pada tubuhnya.

Untung saja golongan darahnya adalah B... Tak sulit untuk mendapatkan golongan darah itu.

"Gwencana ? Baexian..." tanyan seseorang sembari memegang pundaknya.

"Sakit... Sangat sakit melihat sahabatku seperti itu Sunbae" ucap Baexian jujur... Dadanya memang terasa sesak. Entah karena apa, namun ia turut merasa kesakitan kala sang sahabat terluka.

"Gwencana... Aku yakin Taehyun kuat... Tuhan akan melindunginya..." jawab lelaki di sampingnya sembari terus memegang kedua pundaknya dan berdiri tepat di hadapannya.

Entah dorongan dari mana... Namun tubuhnya begitu saja bergerak melingkarkan tangannya di pinggang lelaki yang baru ia kenal bahkan belum belum satu kali 24 jam.

Wajahnya ia tenggelamkan di perut lelaki yang ia panggil Sunbae dan menangis se jadi jadinya...

Lelaki itu sempat tertegun... Ia tak risih sungguh... Hanya sedikit kaku karena tak pernah menenangkan seseorang sebelumnya.

Namun lelaki itu mencoba sebisa mungkin membantu lelaki mungil yang kini memeluknya itu untuk tenang.

Tangannya ia angkat untuk mengelus pucuk kepala si mungil dan tangan satunya ia gunakan untuk mengelus punggung yang kini bergetar karena tangisannya.

"Gwencana Baexian... Aku yakin Tuhan bersamanya... Tuhan akan menyelamatkan sahabatmu..." ucap lelaki itu lirih... Ia sangat tak tega melihat Baexian menangis tersedu seperti saat ini.

Mengherankan baginya karena semasa hidupnya... Lelaki ini tidak pernah menaruh perhatian pada orang lain selain keluarga dan sahabatnya.

Hanya saja... Perasaan bersalah membuat hatinya gelisah entah karena apa...

"M-mian... Mianimida... Aku tak bermaksud mengotori baju Sunbae" ucap Baexian kala menyadari yang ia baru saja lakukan dan melihat baju seragam bagian depan lelaki di hadapannya.

"Hyung... Panggil Luhan hyung saja baexianee... Kita sedang berada di luar sekolah" ucap lelaki itu sembari tersenyum hangat pada Baexian.

Baexian turut tersenyum dalam tangisnya dan mengangguk mengiyakan ucapan sang senior.

"Kau pergilah makan ne... Aku akan menjaga dan mengamati perkembangan Taehyun selama kau pergi" ucap Luhan lagi yang sedikit membuat Baexian tak setuju.

"Anni-ya Luhan hyung... Aku tak akan meninggalkan Taehyun" tolak Baexian membuat lagi lagi Luhan tersenyum lembut.

"Kau tak percaya padaku Baexian?" tanya Luhan membuat Baexian menggeleng ribut.

"Bukan begitu Luhan hyung... Mana mungkin aku tak percaya pada orang yang telah menolong kami dari maut. Aku hanya tak ingin merepotkan hyung lagi, dan aku ingin di samping Taehyun saat masa kritisnya"

"Hey... Tak apa, aku aku tak merasa di repot kan, pergilah mencari makan dengan sahabatku dia juga belum makan dari tadi sore. Sebentar-" Luhan menoleh pada salah satu sahabatnya yang sedari tadi diam merenung.

"-yak... Chanlie-ya..." tak ada jawaban...

Chanlie yang dipanggil masih saja terdiam dengan tatapan kosong menatap pintu ruang ICU.

Hal itu tentu menjadi pertanyaan besar di otaknya.

"Yakkk... Chanlie.... Ada apa denganmu?!!!" seru Luhan sedikit kesal dengan tingkah aneh sang sahabat.

Permaisuri Raja// END √ (DIBUKUKAN)Where stories live. Discover now