Sunghoon nunggu Jungwon yang masih ditangani dokter di IGD. Mama Jungwon juga lagi otw ke sini setelah dikabarin sama Sunghoon.
Daritadi pikiran Sunghoon dipenuhin sama; siapa pelakunya. Tadi dia nggak sempet ngejar karena udah terlalu jauh, terus Jungwon yang keadaannya nggak bisa dibilang baik.
Sunghoon udah nyerahin kasusnya ke polisi, sekalian sama motornya karena si pelaku malah nggak bawa motornya.
Bodoh banget ya, heran.
Anyway, Jungwon kena luka tusuk di bagian perut sebelah kanan. Sunghoon juga nggak tau sih seberapa parahnya, yang jelas dia cuma ngeliat darah keluar terus dari perut Jungwon.
Bukannya gimana-gimana ya, tapi Sunghoon nih takut sama darah. Ngeri aja gitu.
Sunghoon jadi merasa bersalah karena ngajak Jungwon keluar malem itu. Kalau dia nggak ngajak kan pasti Jungwon masih baik-baik aja. Masih asik minum susu pisang dirumahnya.
Di satu sisi dia juga penasaran banget sih. Pertama, kenapa pelaku tau kalau Jungwon keluar malem itu? Kedua, kenapa si pelakunya ngaku-ngaku kalau dia itu Sunghoon? Kalau dia tau, otomatis pelakunya kenal sama Sunghoon dan Jungwon dong.
Niatnya mau minta maaf, eh malah masuk rumah sakit.
Sekarang udah jam sebelas malem. Dan dokternya belum keluar-keluar juga. Sunghoon kan jadi nethink apa lukanya separah itu sampe makan waktu selama ini.
"Jungwon dimana?!"
Sunghoon refleks berdiri karena kaget. Oh, mama Jungwon udah dateng.
"Tante-"
"Sunghoon, kamu bercanda kan?! Kenapa Jungwon bisa ditusuk sama orang ga dikenal?!" sela mama Jungwon.
Sunghoon jadi panik sendiri, padahal dia nggak bersalah tapi berasa lagi disalahin. Mana mama Jungwon ngomongnya ngegas lagi. Sunghoon kan nggak biasa dibentak ....
"Tante, Sunghoon minta maaf. Tadi pas aku dateng, Jungwon udah kena. Pelakunya juga nggak tau kemana, tapi aku udah laporin ke polisi sekalian sama barang buktinya," kata Sunghoon berusaha nenangin mama Jungwon yang masih shock berat.
Akhirnya mama Jungwon cuma duduk di kursi yang ada di sana, dengan Sunghoon yang masih berusaha nenangin.
Tiba-tiba pintu IGD kebuka tiba-tiba. Nampilin dokter yang ... bisa dibilang agak kacau penampilannya. Ya emang gitu sih biasanya, tapi Sunghoon jadi ngeri bayangin gimana keadaan Jungwon sekarang.
"Dok, anak saya nggak apa-apa kan?!"
Dokter itu cuma buka maskernya sampai sedagu. "Pasien mengalami luka tusuk yang syukurnya tidak terlalu parah. Kami sudah menjahit bagian yang terluka dan juga memberi transfusi darah untuk pasien."
Mama Jungwon lega ngedenger itu, walau nggak bisa dipungkirin kalo dia juga masih khawatir setengah mati.
"Saya boleh jenguk, Dok?" tanya mamanya.
Dokternya cuma ngangguk sambil senyum tipis. "Silakan, selepas pasien dipindahkan ke ruang rawat inap biasa, ya. Dan juga jangan terlalu banyak orang, pasien masih membutuhkan perawatan yang intensif, saya permisi." Dokternya ngebungkuk dikit buat tanda hormat, dibales serupa sama mama Jungwon. Sunghoon pun senyum tipis waktu dokternya ngelewatin dia.
Mama Jungwon nengok ke Sunghoon. "Sunghoon, kamu pulang aja. Makasih ya udah kabarin Tante," kata mama Jungwon. Beliau nggak maksud buat ngusir kok, ini kan udah malem. Takutnya orang tua Sunghoon juga nyariin.
"Iya, Tante. Besok aku ke sini lagi kalau ada waktu. Permisi," kata Sunghoon sopan dan sedikir ngebungkuk. Dia nyamperin mama Jungwon buat salim.
"Jungwon beruntung ya punya temen kayak kamu, Hoon."

YOU ARE READING
Egoistic | Yang Jungwon [✓]
Fanfiction"Gue nggak egois, itu cuma perasaan lo doang karna lo nggak bisa terima kenyataan. Lo itu nggak lebih dari seorang pembunuh." bahasa non baku © hyunjoerry, 2020