32: Sayang Ustadz

3.5K 212 6
                                    

Tiara duduk terdiam ditepi ranjangnya saat ini, pikirannya masih berputar kebeberapa saat yang lalu. Sebelumnya Tiara sedang menyimak satu ceramah yang ia lihat di tv, kalian tahu apa yang membuat Tiara betah mendengarkan ceramah kali ini? Karena ustadz itu mengambil tema tentang pernikahan.

"Apa iya harus sekarang? Tapi kan ustadz nggak pernah minta, masa gue sih yang duluan ngomong, agresif banget gue," ucap Tiara bermonolog sendiri.

Tiara menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Benar-benar tidak bisa membayangkan jika itu terjadi.

Tiara kembali mengingat beberapa ucapan yang sangat membekas dalam ingatannya ini.

"Aaaa, Tiara nggak mau dilaknat malaikat. Dosa Tiara masih banyak banget, ditambah lagi ini makin banyak dong," teriak Tiara memikirkan nasibnya saat ini.

Tiara berusaha menetralkan perasaannya kali ini, menarik nafas berkali-kali kemudian dihembuskan kembali. Jika dipikir-pikir Tiara juga bersalah apa lagi melihat ustadz Fauzan yang begitu sabar dengannya selama ini.

Tiara kembali menghebuskan nafas kasarnya, kali ini ia membulatkan tekatnya. Akan menjadi istri seutuhnya untuk ustadz Fauzan.

"Bismillah Tiara hanya berharap ridho mu ya Allah," ucap Tiara memantapkan diri.

Tepat pukul 19.15 malam ustadz Fauzan sampai di Jakarta. Ustadz Fauzan sengaja Tidak memberi tahu Tiara kalau hari ini ia akan kembali.

Mobil ustadz Fauzan sudah terparkir cantik digarasi rumah Tiara.

"Alhamdulillah," ucap ustadz Fauzan.

"Assalamualaikum," ucap ustadz Fauzan yang langsung masuk kedalam rumah kebetulan Papah dan juga Galang mereka ada diruang tamu.

"Waalaikumsalam, kenapa tidak beritahu kami?" tanya Herman ikut kaget melihat kepulangan ustadz Fauzan.

"Saya mau berikejutan untuk Tiara Pah," kata ustadz Fauzan.

Kini tidak hanya Papah dan juga Galang yang terkejut dengan kepulangan ustadz Fauzan yang tidak memberi kabar sebelumnya. Dua perempuan yang baru saja datang dari dapur juga ikut terkejut.

Siapa lagi kalau bukan mamah mertuanya dan juga Tiara. Ustadz Fauzan tersenyum lebar saat ini, karena bisa kembali bertemu Tiara, tapi sebisa mungkin Tiara memasang wajah datarnya, anggap itu hukuman darinya siapa suruh tidak berikabar dulu.

"Ehh, Tiara apa ini, masa suami pulang wajahnya kaya gini. Senyum coba gak baik wajahnya ditekuk gitu," ucap Diana meminta putrinya itu untuk tersenyum.

Ya Tiara memang menurut, senyum Tiara terlihat diwajahnya, tapi senyum itu tidak bertahan lama.

"Udah kan Mah, Tiara mau abil piring dulu didapur," ucap Tiara yang langsung pergi kedapur.

Ustadz Fauzan yang sadar jika istrinya itu sedang merajuk, buru-buru menyusul Tiara.

"Mah saya susul Tiara sebentar," ucap ustadz Fauzan.

Tiara menyusun beberapa piring untuk makan nanti, sebenarnya Tiara sama sekali tidak marah ataupun kesal dengan ustadz Fauzan. Bahkan sangat senang melihat ustadz Fauzan sudah kembali.

"Kamu marah dengan saya," seseorang langsung memeluk Tiara dari belakang, Tiara kaget bukan main saat suara itu terdengar jelas ditelinganya.

"Maaf," bisiknya tepat ditelinga Tiara.

Kini jarak antara ustadz Fauzan dan juga Tiara begitu dekat, ustadz Fauzan menumpukan dagunya dipundak Tiara.

"Lepasin Tiara!"

Bukannya melepaskan pelukannya, justru yang terjadi malah sebaliknya. Ustadz Fauzan ini memang sangat pandai membuat jantung Tiara tidak dalam keadaan aman.

Cinta Dalam Doa Where stories live. Discover now