서른여섯 - "Menikahlah dengannya, kalian sangat serasi."

298 43 4
                                    

Jeongyeon dan anak kecil yang hampir ia tabrak tadi sudah duduk di ruang tunggu lobby kantor. Pikiran Jeongyeon tidak karuan, sebenarnya ia berharap bisa dengan sengaja bertemu Taehyung, tapi disisi lain ia juga canggung. Sungguh, ia tidak pernah menyangka hubungannya akan menjadi seperti ini. Salahnya sendiri membuat permainan tidak masuk akal itu.

"Aku lapar," cicit anak itu.

"Ah, aku membawa gyeran-ppang, tapi ada di mobil. Aku akan mengambilkannya, kau tunggu disini saja ya," balas Jeongyeon.

Sementara Jeongyeon beranjak ke mobil, ayah dari anak perempuan yang ia tolong itu datang. Kim Seokjin, sekretaris direktur perusahaan yang tidak lain adalah Taehyung. Ia memeluk putrinya erat, merasa bersalah karena meninggalkannya di rumah bersama istrinya yang kurang waras. Pasti terjadi apa-apa dengan putrinya, pikirnya.

"Haneul-ah, kau tidak disakiti ibumu kan? Dengan siapa kau kesini?"

"Dia cantik, dia sedang mengambilkan aku makanan," jawabnya.

Tadinya Seokjin ingin berterimakasih secara langsung pada wanita yang menolong anaknya, tapi Taehyung buru-buru memanggilnya. Akhirnya ia membawa putrinya ikut naik ke ruangannya tanpa menunggu Jeongyeon. Namun Seokjin masih tahu terima kasih, ia meminta seorang satpam untuk menyuruh wanita itu naik ke ruangannya ketika ia sampai lobby nanti.

"Apa aku harus pergi ke ruangan itu? Lagipula kantorku kan dekat dari sini, masih ada waktu, tidak mungkin terlambat," gumam Jeongyeon sambil menunggu lift.

Sesampainya di lantai 11, ia bertanya pada seorang resepsionis. Ia sangat terkejut ketika tahu ayah dari anak perempuan itu adalah seorang sekretaris direktur utama perusahaan itu. Berarti sekarang Jeongyeon bisa saja bertemu dengan Taehyung. Niatnya ingin menitipkan saja gyeran-ppang untuk anak yang belum sempat ia tanyakan namanya itu, tapi ia tidak enak hati.

Akhirnya ia membulatkan tekad, ia masuk ke dalam ruangan itu. Ia pikir Taehyung pasti belum datang, ini masih sangat pagi. Namun perkiraannya salah besar, saat ia membuka pintu, pemandangan yang cukup menghangatkan hati menyelimuti penglihatannya. Taehyung sedang tertawa bersama anak perempuan yang duduk di pangkuannya. Sudah lama sekali Jeongyeon tidak melihat Taehyung tertawa lepas seperti itu.

"Ah, kau pasti orang yang menolong anakku, kan?" sahut Seokjin yang tiba-tiba saja datang.

"Ah, ne. Annyeonghaseyo. Je ireumeun Jeongyeonimnida."

"Jadi nama agassi Jeongyeon? Sangat cantik seperti wajahmu," ucap Haneul sambil berlari ke arah Jeongyeon.

Sikap Haneul dengannya sangat berbeda dari tadi saat mereka baru bertemu. Anak itu terlihat takut dan gemetar namun sekarang lebih kelihatan ceria dan senyum di wajahnya sangatlah manis. Jeongyeon hanya mencubit kedua pipi merah itu dengan lembut sambil berkata,

"Terima kasih, kau juga sangat cantik, siapa namamu?"

"Kim Haneul," jawabnya sambil memamerkan gigi ompongnya.

"Oh ya, dimana gyeran-ppang untukku?" sambungnya sambil menarik-narik ujung kemeja Jeongyeon.

"Ini, makanlah. Ibuku yang membuatnya, semoga kau suka," balas Jeongyeon.

Setelah itu, Haneul segera berlari kembali pada Taehyung. Anak kecil yang baru berumur enam tahun itu kembali duduk di pangkuan Taehyung. Ia bahkan menyuapi Taehyung makanan dari Jeongyeon. Sejujurnya pria itu rindu memakan masakan orangtua Jeongyeon, baik itu Jaein maupun Nayeon, mereka sangat berbakat dalam hal memasak.

Seokjin pun meminta Jeongyeon untuk duduk, mereka berbincang sebentar, pria itu juga tidak lupa berterimakasih padanya. Seokjin baru bekerja satu tahun menjadi sekretaris Taehyung. Namun ia sedikit tahu tentang siapa wanita yang dekat dengan boss-nya itu.

Love TriangleWhere stories live. Discover now