Chapter 20

201 40 4
                                    


'ada apa?' tanyaku langsung, tak suka berbasa-basi

'aku ingin membicarakan mengenai kontrak pekerjaanku dengan...'

'urusan kontrak bisa kau bahas dengan asistenku di depan. Dia akan mengarahkanmu pada bagian pemasaran' potongku langsung

'lagipula kami sudah menyelesaikannya dengan manager anda minggu lalu' aku mendengus

'geuronigga...' dia berjalan semakin mendekat

'kudengar kalian memutuskan untuk tak memperpanjang waktu kontakku' dia berdiri di depanku lalu menyandarkan pantatnya ke mejaku

'wae?' aku menyeringai. Begitu paham apa yang diinginkan yeoja ini. Inilah alasanku memutuskan kontrak, aku tak mau produkku menjadi turun kelas karena memakai model yang rendahan seperti ini.

'kami hanya ingin mengganti image produk kami' jawabku seadanya. Tidak mungkin kan aku menghinanya terang-terangan

'kau butuh image seperti apa?' Jarinya yang terbungkus kuteks berwarna hitam itu menjalari pipiku

'aku bisa menjadi...' lalu turun ke kerah kemejaku

'apapun yang kau mau' tangannya sudah memegang dasiku, menariknya hingga membuat wajahku mendekat ke arahnya

'kami hanya tak ingin...' lidahku mendadak kelu. Mataku mengerjap, memastikan pandanganku. Mungkin aku berhalusinasi melihat jiyeon di luar ruanganku

'hanya apa?' suara bisikan di depanku menarik kesadaranku kembali

'sial' umpatku menyadari bahwa jiyeon benar ada di sana. Bersidekap menatapku tajam

'apa yang kau lihat?' yeoja di depanku ikut menoleh ke arah jiyeon. Begitu aku menyadarinya wajahku sudah ada tepat di depan dada yeoja itu. Aku bahkan bisa melihat belahan dadanya. Dengan segara aku membuang muka

'annyeonghaseyo' jiyeon masuk tanpa permisi

'eoh siapa kau? Kenapa tidak sopan masuk kemari?' jang sera berdiri dengan arogan

'ah jwisonghabnida, apakah aku mengganggu?' tanyanya sok polos

'tidak kau...'

'tentu saja kau mengganggu' teriak jang sera memotong kalimatku

'aah benarkah begitu?' jiyeon tersenyum, menatapku penuh arti

'mianhajiman, agassi nuguseyo?' jang sera menganga lebar

'na? Kau tidak kenal aku?' dengan sombong yeoja berpakaian ketat itu berjalan menuju jiyeon lalu berdiri tepat di depannya. Dengan dagu terangkat tinggi

'jwisonghabnida, apa kita pernah bertemu?' jiyeon masih sok polos

'nayana, jang sera. Wajahku ada dimana mana' aku sedikit mengulum senyum melihat artis terkenal itu kesal

'aaah anda seorang selebritis rupanya? Mianhaeyo, saya tidak terlalu sering menonton televisi' pembohong yang sangat baik

'geuronigga, nuguseyo?' ganti jang sera yang bertanya

'na?' jiyeon melirikku lagi

'oppa, apa boleh aku mengatakannya?' dia tidak sedang meminta ijin, jiyeon hanya sedang ingin menunjukkan betapa berkuasanya dia. Jadi aku hanya mengangguk saja

'aku adalah tunangan hwejangnim yang tampan itu' dia mengulurkan tangan dengan sombong

'tunangan?' jang sera terpekik kaget, dia menatapku untuk meminta konfirmasi

'ah majja' aku berjalan mendekati keduanya, berdiri di belakang jiyeon dan melingkarkan satu tanganku di pinggangnya

'jang sera-ssi ini adalah tunanganku tercinta' lanjutku lagi membuat jiyeon tersenyum menang

Intense LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang