04 - Biru

283 41 57
                                        

'Aku menyukai adik kesayanganmu.' - Blue.

...

Blue menatap Mark dengan sendu, pengakuan paling ia takutkan, tetapi ia tidak bisa membohongi Mark yang lebih peka.
Bahwa teman baiknya menyukai adik kesayangannya.

"Kau tidak akan marah kan hanya karena ini?" tanya Blue.
Mark itu posesif, asal tahu saja, meski statusnya dengan Perth hanya sekedar Phi dan Nong belaka, tetap saja ia tidak akan menyukai yang lain lebih dekat dengan Perth.

Mark menghela nafas.

"Untuk apa aku marah, kamu lelaki normal yang bisa jatuh cinta pada siapapun, termasuk pada Nong kesayanganku." kata Mark dengan santai.

'Aku menyukai adik kesayanganmu.' kata-kata Blue membuat Mark merasa tidak baik-baik saja pada kenyataannya.

Hey? Siapa yang akan baik-baik saja saat punya sahabat yang suka pada orang yang sama.

...

Mark POV

Aku sedang menemani Perth mengerjakan tugasnya, tapi sedari tadi aku terus memperhatikan dirinya.

"Phi, aku nggak akan hilang kok, kenapa liatin aku sebegitunya?" tanya Perth sambil menatap mataku bingung.
Aku menggeleng lembut.
"Gimana kalau kamu beneran bisa menghilang?" tanyaku menggodanya.
"Emangnya Perth ini hantu?" dengusnya sebal.

Ekspresi menggemaskan ini menggelitik hatiku.

Sangat gemas.

"Kalau gitu, janji lah sama Phi kamu nggak akan menghilang dari Phi." kataku sambil mendekatkan wajahku pada wajahnya.

Dia menoyor kepalaku.

"Phi selalu bisa mengangguku, bagaimana bisa aku menghilang." katanya sambil mempoutkan bibir.
Kuusak rambutnya dan dia marah karena ulahku.

'Tetaplah seperti ini di sampingku.' monologku sembari memuji parasnya yang cantik.

Mark pov end.

...

Perth POV

Dasar.
Menyebalkan.
Sangat membuat kesal.

"Kenapa sih berantakin rambut Perth melulu?" protesku kesal.
Dia malah tertawa makin lebar.

"Sudah jadi kebiaaan Phi, tidak bisa berhenti." kata dia dengan soknya.

Tapi.

Dia menggemaskan.

"Menurutmu Phi Blue itu bagaimana?" tanya Phi Mark tiba-tiba.

Aku yang sibuk dengan tugasku mendongak dan mengerutkan kening karena bingung.

"Phi Blue? Maksudnya bagaimana?" tanyaku tidak mengerti.
Kenapa tiba-tiba membicarakan Phi Blue? Sahabat baiknya Phi Mark.

"Kalian sering ada event bersama, dan juga kalian terlihat dekat di Kampus, jadi aku penasaran bagaimana Blue di pandanganmu." kata Phi Mark sambil menjelaskan.

Meski aku tetap tidak mengerti.

Tetapi, aku tetap berusaha menjawab rasa penasaran Phi Mark.

"Dia Phi yang baik, sama seperti Phi Mark dan yang lain." kataku dengan polosnya.

Itu yang kupikirkan?
Apa itu cukup menjawab pertanyaan dari Phi Mark.

"Tatap mataku Perth." perintahnya.
Aku menurut.

"Phi, jika phi menanyakan pendapatku tentang seseorang, aku hanya akan menjawabnya dengan sikap luar mereka. Tapi, jika Phi menanyakan perasaanku saat dekat mereka, aku benar-benar tidak bisa membedakannya. Aku tidak tahu." jawabku sambil menatap matanya.

Kulihat ada tatapan sendu dan sedih.

Sepertinya Phi Mark punya hari yang berat.

Aku berdiri lalu berhadapan dengan Phi Mark yang masih duduk.

Tiba-tiba saja tanpa sadar aku sudah memeluknya.

"Aku tidak tahu juga perasaanku pada Phi. Tapi yang aku rasa hanyalah pada Phi aku merasa bisa menjadi diriku sendiri." kataku sambil mengusak punggungnya.

Tidak ada respon.

Aku hanya melakukan seperti yang biasa ia lakukan saat dirinya menenangkanku.

Padanya, aku bisa meluapkan segalanya.
Dengannya aku tidak takut menjadi diriku sendiri.

Dia bilang mencintaiku.
Sudah lama dia mengungkapkannya

Tetapi, dia tidak menuntut apapun padaku.

Dan perasaan sungkanku membuatku lebih menghargainya.

Yang jelas dia satu-satunya bagiku.

Perth pov end.

...

Mark memejamkan matanya saat Perth memeluknya, mengelus punggungnya.

Mark tidak menyangka Perth melakukan ini.

Tapi dia senang.
Cukup dia tahu, Perth selalu nyaman bersamanya.

"Jika kamu jatuh cinta, Phi mohon kamu jatuh cinta pada Phi yah. Jangan ke orang lain." kata Mark lalu menarik Perth untuk lebih erat memeluknya.

Perth tidak menolak.

Ia hanya merasa nyaman dipeluk erat oleh Phi yang memiliki tempat spesial dalam hidupnya.

...

Tbc

...

Note : Ini udah ide dari terakhir Up Chapter 3 wkwk.
Terus kemaren baca nemu Ff Perthblue (jelas Perth ukenya) dan aku merasa uwu karena kebetulan ini haha.

Btw ini aku pengen setiap chapter tuh dengan porsi yang pas. Kaya progress banget gitu haha.

Perasaan tuh emang gak bisa dipaksa, ditunggu juga kadang gak bisa, terbiasa pun belum tentu awet.

Karena Perasaan itu Memilih bukan dipilih apalagi dipaksa.

Kan uwu tuh Mark Bucen dan Dedek Lemot cocok.

Bayik wkwk.

SIGH (MarkPerth) (End)Where stories live. Discover now