Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
...
- Yang penting sekarang adalah kamu itu punyaku. -
...
Perth POV
Aku terbangun karena alarm, ku cek ponselku dan melihat sudah ada pesan masuk ucapan selamat pagi dari kekasihku.
Ah iyah, aku sudah jadian sama Phi Mark ternyata. Aku membalas seadanya, menanyakan paginya lalu pergi ke kamar mandi untuk bersiap Kuliah.
Sarapan sudah disiapkan oleh Phi Plan yang ternyata sudah menungguku di bawah.
"Nggak manggil aku dari tadi?" tanyaku menanyakan padanya kenapa nggak manggil aku pas dia datang. "Males, langsung ajah siapin ini makanan buatmu." kata Phi Plan sambil menungguku makan.
Terkadang rutinitas Phi Plan kalau gabut yah begini, datang pagi ke rumahku untuk memaksaku sarapan, lalu mengantarku kuliah. Dan bergantian sama Phi Atta. Aku heran pada mereka berdua yang selalu saja harus memastikan aku Sarapan.
Aku berpikir mereka berlebihan dan Overprotektif. Aku lupa, Phi Mark juga begitu, tapi ia hanya seringnya mengirim pesan atau menelponku.
Karena ia punya kesibukan sendiri.
"Sudah jadian sama Mark?" tanya Phi Plan tanpa memandangku. "Hemb." jawabku singkat.
Ia tidak mengatakan apapun lagi.
Sepanjang perjalanan ke Kampus, P'Plan lebih banyak diam, bahkan ia menyalakan musik dengan Volume yang cukup keras. Aku tidak paham, tapi mungkin ia sedang terlalu lelah.
"Phi tidak perlu sering mengantarku, phi kan sibuk, pasti capek bolak-balik hanya untukku." Kataku yang langsung dibalas dengan tatapan tidak suka.
"Mentang-mentang punya pacar terus mencoba menjaga jarak denganku?" tanyanya kasar. Pagi ini dia kenapa sih? "Kok Phi ngomongnya gitu? Maksudku kan nggak ada hubungannya sama aku punya pacar." kataku malah jadi kesal.
Dia sinis sekali hari ini. Apa ia habis ditolak cewek? Jadi pelampiasaannya ke aku?
Kan nggak adil.
Ia menghela nafas kasar. Lalu mengusak rambutku lembut seperti biasa. "Maaf yah, aku sensi pagi ini karena berantem sama Chiya." kata P'Plan kembali mengenakkan didengar nada bicaranya.
Chiya itu adiknya, jadi mereka memang sering bertengkar.
"Oke, nggak papa, phi jangan salah paham, kita nggak akan berjarak hanya karena aku punya pacar." hiburku padanya. Ia tersenyum dan mengangguk.
"Pagi Phi Plan." sapa Mark yang mendatangiku dan Phi Plan.
"Pagi Mark, selamat karena kalian sudah jadian." kata P'Plan pada Mark. "Terimakasih Phi." kata Mark senang, aku juga kok.
Setelahnya P'Plan pamit pergi.
Dan Mark mengantarku ke kelas, dengan Mark menggandeng tanganku. Memang bukan pertama kalinya ia menggandengku, tetapi status kami saat ini adalah Kekasih, jadi aku lebih malu karenanya.
"Kamu malu yah karena ini pertama kalinya kugandeng dengan kamu jadi kekasihku." tanyanya dengan tepat sesuai pikiranku. Aku tersenyum lalu mengangguk. "Imutnya sayangku." ia lebih santai tapi dia terlihat sangat senang.
"Belajar yang bener jangan tiduran melulu." kataku saat ia pamit pergi ke kelasnya. "Hemb, kamu juga." ia jadi lebih manis.
Biasanya memang manis, tetapi sekarang apapun yang ia katakan maupun lakukan, selalu terasa manis.
Dikelas aku menatap tanganku yang digenggam olehnya, hal sekecil ini selalu menghangatkan hatiku. Sejak dulu, setiap kali aku merasa kesepian, takut, atau gugup di hadapan banyak orang, dia selalu diam-diam mengambil jemariku untuk ia genggam, lalu aku meliriknya dan dia tersenyum kecil dengan hangat.
Dia seolah berkata padaku untuk tidak takut atau merasa gugup, karena apapun yang kulakukan, ia akan selalu bersamaku.
Mengingatnya membuatku tersenyum.
Dia yang kini jadi kekasihku selalu menciptakan kehangatan yang membuatku merasa tenang.
Mark Siwat selalu meyakinkanku bahwa dia ada untukku. Dan aku percaya dia akan selalu begitu.
Karena dia kekasihku.
Perth POV end.
...
Saat melakukan Fanmeeting dengan Cast LBC didepan banyak penggemar. Saat ini Plan dan Mean sedang menjadi pembicara.
Setelah mereka giliran Perth dan Saint.
Perth merasa gugup, ia memang sering begitu harus berhadapan dengan banyak orang. Raut wajahnya terlihat bingung.
Dan Mark yang disisi Gun pun menyadarinya, ia perlahan berjalan dari belakang dan mengisi celah antara Perth dan Title. Lalu yang dilakukan Mark setelahnya adalah mengenggam jemari Perth.
Perth menoleh dan menemukan Mark tersenyum kecil menatapnya.
Perth bisa merasa lebih Rileks sampai gilirannya ditarik oleh Saint untuk maju.
Mark melihat Perth ditarik hanya tersenyum lalu beringsut kembali ke sisi Gun.
Mark menatap tangannya yang mengenggam Perth, tangan kirinya mengenggam tangan kanannya. Sambil membayangkan yang ia genggam masih kesayangannya si Perth.
...
Tbc
...
Funfact : Mark beneran suka tiba2 genggam tangan Perth kala Perth kelihatan bingung, kalau pun gak ngenggam, ada ajah caranya nyentuh Perth
Paling bikin bengek kalau dia udah keliatan ngerangkul pinggang Perth.
...
Nb : Bagian Kedua ini bakalan lebih banyak ceritain dari sisi Perth, yah ada pasti sudut pandang lainnya. Tapi Fokus ke Perasaan Perth.