Jiso [1.4]

87 12 2
                                    

• 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐬𝐢𝐜𝐤 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 •


• 𝐋𝐨𝐯𝐞𝐬𝐢𝐜𝐤 𝐆𝐢𝐫𝐥𝐬 ••••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Malam bersama ketiga sahabatnya membuat Jiso menitihkan air mata saat ketiganya sudah terlelap di kasur besarnya.

Jiso yang paling tua di antara mereka walaupun hanya selisih satu tahun tapi Jiso selalu merasa mereka adiknya yang paling dia sayang. Malam itu Jiso bisa merasakan kesedihan mereka. Lisa yang mencoba tegar walau bisa dilihat dia yang paling hancur. Rose yang selalu ceria mengembangkan senyuman cerahnya setiap saat, tapi malam ini adik cerianya berubah menjadi perempuan yang merasa dikhianati. Menangis sejadinya di bahu Jiso. Dan Jennie perempuan yang biasanya tegar menghadapi apapun itu begitu kelihatan kehilangan semangat hidupnya.

Semua memiliki masalah masing-masing. Jiso tertawa di sela tangisnya. "Gini banget sih kisah cinta kita." katanya yang kemudian kembali berbaring di tengah mereka. Tangannya berusaha memeluk ketiganya. Tak bisa dipungkiri, dia juga mempunyai masalah. Tapi sepertinya masalahnya tidak terlalu berat dari ketiga sahabatnya.

Paginya mereka harus berpisah. Rose yang harus kerumah sakit. Jennie yang harus datang ke Galeri seni kakaknya. Dan Lisa yang harus kembali ke sekolah dancenya.

Jiso melihat mereka meninggalkan rumahnya. Sepi yang dia rasa. Tapi siang ini dia memang sudah janji dengan Jennie untuk pergi menyusul Jennie pergi ke galeri seni milik kakak Jennie.



•••



Galeri seni besar di sanalah Jiso berada. Dia belum bertemu Jennie. Baru saja tadi dia di sambut Kakaknya Jennie yang berkata Jennie ada di pameran keramik.

Jiso melangkahkan kakinya menuju pameran keramik. Dan ya dia menemukan Jennie sedang berbincang sepertinya dengan pengrajin keramik itu. Jiso ikut tersenyum saat Jennie bisa tersenyum bersama laki-laki itu. Tak mau mengganggu Jiso memilih pergi melihat yang lain lagi.

"Hey." sapa seseorang yang tiba-tiba ada di sampingnya saat dia melihat lukisan mata menyedihkan milik Kakak Jennie.

Jiso menoleh sedikit mendongak karena tinggi badan laki-laki di sampingnya. "Nendra?" laki-laki itu tersenyum. "Ngapain?" tanya Jiso.

"Temenku ada yang ikut pameran di sini juga." Jiso mengangguk. "Sendirian? Tau gitu aku jemput."

"Tadi udah janjian sama Jennie. Tapi kayaknya dia lagi sibuk. Jadi ya sudah sendirian gini."

"Oh iya aku lupa bilang."

"Bilang apa?" tanya Jiso yang menoleh ke Nendra sepenuhnya menunggu jawaban dari laki-laki yang bisa dipastikan menjadi suaminya besok.

"Aku udah ijin sama orang tuamu. Besuk pagi-pagi aku jemput. Kita liburan satu minggu. Bawa baju yang banyak. Emm biar ga salah kostum aku bilang kita ke tempat yang lumayan panas. Jadi jangan bawa baju tebal." kata Nendra dengan senyum tampannya.

Lovesick GirlsWhere stories live. Discover now