TIGA

328 59 12
                                    

Niat awal Taehyung sih ingin pergi ke cafetaria kampus, karena ia butuh segelas cokelat dingin untuk memperbaiki moodnya yang sudah hilang sejak pagi tadi. Iya, niat awalnya ya, sebelum akhirnya si manis ini harus memutar balik langkahnya saat melihat keberadaan Jungkook di dalam ruangan berkaca itu. Si Jungkook sudah duduk manis dengan membawa satu kotak susu strawberry di genggamannya, lalu pandangannya berlarian menyusuri seluruh isi ruangan. Ia sedang menunggu dan mencari keberadaan Taehyung.

Wah, Jungkook tidak tau saja si pria manis itu langsung kabur saat melihat sosok Jungkook yang sedang duduk manis di dalam cafetaria.





"Astaga, dia kenapa ada dimana-mana, sih?"  Omel Taehyung





Tubuhnya langsung berbalik arah ketika melihat keberadaan Jungkook, seakan-akan kakinya itu bertindak otomatis tanpa perlu berlama-lama menunggu otaknya menyuruh. Kepalanya ia tutupi dengan buku tebal yang sedang ia pegang, berniat agar Jungkook tidak menyadari keberadaan Taehyung di luar sana. Namun sayang sekali, keinginan Taehyung itu lagi-lagi tidak terwujud karena Jungkook sudah melihatnya. Pria itu langsung tersenyum cerah seperti anak balita yang diberi sebuah lolipop berukuran besar, lalu ia langsung bangkit dan berlari menghampiri Taehyung.

Si pria manis itu masih belum sadar sepertinya, mulutnya masih komat-kamit merapalkan segala macam ocehannya pada Jungkook. Sejak pagi tadi Jungkook itu selalu saja menempel di dekat Taehyung, membuat dirinya tidak nyaman dan kesal sepanjang hari. Padahal sudah jelas sekali Taehyung selalu menghindar darinya dan kabur setiap kali mereka ada kesempatan untuk bertatap muka. Tapi sepertinya Jungkook tidak mengerti dan menangkap sikap tak bersahabat dari pria manis itu.

Bukannya apa-apa, Taehyung hanya tidak bisa berhenti memutar ulang seluruh gambaran yang dia lihat saat menyentuh Jungkook. Kalau menghindar dari Jungkook adalah satu-satunya cara agar itu semua tidak terjadi, maka Taehyung akan berusaha sekuat tenaga untuk menghindari pria itu. Menurutnya, itu semua ia lakukan tidak hanya demi dirinya saja tetapi juga demi Jeon Jungkook. Demi masa depan mereka berdua.








"Hai, Kim Taehyung—"

"Aish, kamjagiya!" Taehyung terlonjak kaget ketika mendengar sapaan Jungkook tepat di telinga sebelah kirinya.





Langkahnya terhenti dan tangannya sudah tidak menutupi wajah indahnya dengan buku. Sekarang yang terpampang adalah wajah melongo Taehyung, lalu beberapa detik kemudian berubah menjadi wajah cemberut campur sedih—namun tetap lucu. Setelah beberapa saat diam di tempat, akhirnya Taehyung melanjutkan langkahnya lagi, masih dengan wajah cemberutnya yang menggemaskan itu. Dalam hati Taehyung berharap kalau Jungkook sadar dirinya benar-benar tidak mengharapkan kehadiran Taehyung, tapi pria itu malah membuntuti Taehyung sambil berbicara panjang lebar.





"Aku sudah menunggumu di cafetaria sepanjang jam makan siang, lho." kata Jungkook

Tidak peduli. Enyah saja, aku mohon. Dalam hati Taehyung

"Kamu belum makan siang kan? Ingin aku temani? Ah, aku membeli ini tadi, ku dengar dari bibi Kim kalau kamu suka sekali strawberry. hehe."

Taehyung berhenti, lalu ia memutar badannya untuk menghadap Jungkook. Ia tatap pria itu dengan tatapan yang sulit diartikan oleh Jungkook. Sedih, kecewa dan marah. Mengapa Taehyung menatapnya begitu?

"Dengarkan aku baik-baik, Jeon Jungkook. Jangan mengikutiku, jangan muncul di depan rumahku, depan kelasku ataupun di cafetaria. Jangan pernah terlihat oleh mata kepalaku." Kata Taehyung, dirinya mencoba untuk mengatakan itu dengan nada yang tenang dan sebersahabat mungkin.




Jungkook hanya menatapnya dengan tenang dan santai, seakan-akan perkataan Taehyung barusan itu tidak berhasil masuk ke dalam telinganya untuk diproses oleh otaknya. Beberapa detik kemudian Jungkook kembali tersenyum seakan-akan Taehyung tidak mengatakan apapun, lalu dengan semangat bertanya, "Kelasmu sudah selesai? Habis ini kegiatanmu apa lagi?"





SPECIAL | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang