Confuse.

2.1K 191 10
                                    

Sakura sudah bangun pagi ini dia tidak membangunkan Hanabi terlebih dahulu. Ia berjalan ke arah kamar mandi dan membersihkan dirinya. Dia berjalan kearah dapur dan membantu pelayan dan Hinata menyiapkan sarapan.

Hinata, Sakura dan pelayannya asik mengobrol satu sama lain. Mereka saling membicarakan masalah satu sama lain. Apalagi Hinata yang sebentar lagi menikah. Sakura juga bercerita tentang semalam Neji mimpi buruk. Hinata bersyukur kalau Sakura menjaga Neji dengan sangat baik walaupun awalnya Sakura sangat takut setengah mati.

Sakura berjalan kearah kamarnya dan membangunkan Hanabi dengan lembut. Ia menyuruh Hanabi sarapan dan dia juga berjalan ke kamar Neji untuk membangunkan Neji dan menyuruhnya sarapan.

"Neji, bangunlah" Ucap Sakura dan mengelus pipi Neji dengan lembut.

"Ugh, sudah pagi?" Ucap Neji dan membuka matanya.

"Sudah, mandilah habis itu kau harus sarapan" Ucap Sakura dan tersenyum.

Sakura berjalan meninggal kamar Neji dan menutup pintunya dengan perlahan. Sakura berjalan kearah meja makan dan melihat hinata dan Hanabi yang sudah memakan makanannya.

Sakura membantu Hinata untuk mempersiapkan pernikahan Hinata dan Naruto yang sebentar lagi. Hyuga Neji berjalan ke arah meja makan dan mendudukan dirinya di samping Hanabi. Ia memakan makanan nya dan sesekali melihat ke arah Sakura yang sedang mengobrol bersama Hinata.

Hanabi terus meminta Neji untuk menemaninya membeli mainan. Hinata sudah bilang pada Hanabi kalau Neji belum begitu sehat tapi Hanabi tetap memaksa Neji.

"Bolehkah aku ikut?" Ucap Sakura dan tersenyum.

"Sakura- niichan boleh ikut" Ucap Hanabi dan tersenyum manis.

"Kalau aku ikut tidak akan ada hal yang buruk yang akan terjadi pada Neji, jadi Hinata tenanglah" Ucap Sakura dan tersenyum.

Hanabi, Neji dan Sakura berjalan ke toko mainan Hanabi menggenggam tangan Neji dan Sakura. Hanabi tersenyum manis sedangkan Sakura hanya mengikuti langkah Hanabi dengan perlahan.

Mereka bertemu dengan ino saat ingin pulang. Hanabi meminta untuk pergi ke kedai dango. Sakura menuruti Hanabi dan pergi ke kedai dango. Mereka bertemu Ino dan Tenten di sana.

"Sedang latihan menjadi istri yang baik jidat?" Ucap Ino dan meledek Sakura.

"Diamlah pig!" Ucap Sakura dengan kesal.

"Hai Hanabi, apa kau menyukai Sakura? Bagaimana kalau Sakura menikah dengan Neji? Menurutmu cocok tidak? Kalau menurutku sangat cocok sekali" Ucap Ino dan tertawa kecil.

"Pig! Jangan sembarangan" Ucap Sakura dengan kesal.

"Ehm, aku pikir juga begitu mereka sangat cocok aku menyukai Sakura- niichan" Ucap Hanabi dan tersenyum manis.

"Tunggu apa lagi jidat! Kau sudah di restui oleh Hanabi!" Ucap Ino dan meledek Sakura.

"Aku akan membunuhmu pig!" Ucap Sakura dengan kesal.

Sakura mengomeli Ino dan Tenten bergantian sedangkan Neji hanya menatap mereka dengan senyuman. Setelah ia pikir kalau melihat wajah Sakura saat marah sangat lucu. Ia merintih kesakitan walaupun ini hanya rasa sakit yang tidak begitu sakit seperti sebelumnya.

Sakura berlari ke arah Neji. Ia menenangkan Neji dan membiarkan Neji menggenggam tangannya dengan kuat.

"Neji, aku disini kau akan baik baik saja" Ucap Sakura dan mengeluarkan Cakra hijaunya.

"Terimakasih Sakura" Ucap Neji dan tersenyum.

Mereka memutuskan untuk pulang. Neji menggendong Hanabi dengan sangat erat. Sedangkan Sakura hanya berjalan di samping Neji dengan hening.

"Neji, soal perkataan Ino tadi jangan di pikirkan dia memang suka berbicara sembarangan" Ucap Sakura dengan gugup.

"Aku tahu, kau tenang saja" Ucap Neji dan tersenyum manis.

Sakura dan Neji meletakan Hanabi di kamar hanabi. Sakura menyelimuti hanabi dengan perlahan. Sedangkan Neji pergi untuk meminum ocha bersama Hiashi dan Hinata.

"Dimana sakura?" Tanya Hiashi pada Neji.

"Di kamar Hanabi" Ucap Neji dengan datar.

"Suruh dia kesini, kita juga perlu men diskusikan tentang persiapan pernikahan Hinata dan Naruto dengannya" Ucap Hiashi dan meminum ocha nya.

Belum sempat Neji berjalan Sakura sudah ada di depan Neji. Hiashi menyuruh Sakura duduk di samping Neji. Mereka membicarakan tentang persiapan pernikahan Naruto dan Hinata. Mereka berempat berbicara dengan sangat santai. Sakura sudah tidak takut dengan Hiashi. Sakura sudah menganggap Hiashi seperti ayahnya sendiri.

Sama seperti Neji. Sakura juga kehilangan orang tuanya setelah perang Dunia ninja keempat. Selama ini Tsunade dan Kakashi lah yang selalu ada untuk Sakura. Membuat Sakura tidak terlalu sedih karena harus tinggal sendirian.

"Sakura kau bisa membantu Hinata dengan baik, aku percaya padamu" Ucap Hiashi dan tersenyum.

"Aku akan berusaha membantu Hinata sebaik mungkin, Hyuga-san" Ucap Sakura dan tersenyum.

Entah Neji sangat suka melihat Sakura berada di kediaman Hyuga. Memium ocha bersama mereka Neji sangat suka. Neji juga merasa lebih aman kalau Sakura berada di dekat nya. Itu membuatnya bingung. Sebenarnya ada apa dengan perasaan nya apa mungkin itu perasaan biasa. Atau memang ada yang tidak biasa.

Mereka mempersiapkan pernikahan Naruto dan Hinata dengan baik. Neji dan Sakura benar benar bekerja sama untuk membuat pernikahan Hinata dan Naruto sangat meriah.

Sakura menyuruh Neji istirahat tapi sebelum itu Sakura memeriksa Neji terlebih dahulu. Neji menuruti perkataan Sakura. Ia berbaring di kasurnya dan membiarkan Sakura memeriksa tubuhnya.

"Tidurlah, aku disini kau akan baik baik saja kalau bermimpi buruk kau boleh membangunkan ku" Ucap Sakura dan tersenyum

"Terimakasih Sakura" Ucap Neji dan tersenyum.

Sakura menunggu Neji sampai tertidur pulas. Ia beranjak pergi ke kamarnya. Sakura membersihkan dirinya dan tidur di kasurnya. Sakura juga merasa ada yang beda di dalam hatinya.

Sakura tertidur dengan pulas. Neji mengigau karena mimpi buruk. Sakura terbangun dan langsung berlari ke kamar Neji. Ia melihat Neji dengan keringan dingin dan masih menutup matanya.

"Neji, aku disini jangan khawatir itu hanya mimpi buruk" Ucap Sakura dan menggenggam tangan Neji.

Neji membuka matanya. Memeluk Sakura yang ada di depannya. Ia merasa aman karena ada Sakura di sampingnya. Sakura membalas pelukan Neji dengan lembut. Ia menepuk nepuk punggung Neji dengan lembut.

"Merasa lebih baik?" Ucap Sakura dengan lembut.

Neji menganggukkan kepalanya. Neji melepaskan pelukannya Sakura mengelap keringat Neji dengan handuk.

"Aku disini, tidurlah aku akan menjagamu" Ucap Sakura dan tersenyum.

Neji menggenggam tangan Sakura dan tertidur dengan pulas. Sedangkan Sakura tertidur dengan posisi duduk dan masih menggenggam tangan Neji dengan erat agar Neji merasa aman karena Sakura selalu di sampingnya.

Hi sorry typo bertebaran.
Happy Reading gaisss.

Pain • Neji And SakuraWhere stories live. Discover now