The Last Memory

3.6K 319 179
                                    

Jangan Lupa Tissue nya!

Vote dulu sebelum baca heeyy-!

Typo merajalela

Yang asli ada bawangnya :D

.

.

.

Hey, Aku Taufan, aku berumur 10 tahun, aku mempunyai seorang kakak yang bernama Halilintar, aku sangat menyayanginya...

Walaupun ia tak menyayangiku, tapi bagaimana pun juga, kakak membenciku pasti karena diriku sendiri kan? Aku tak menyalahkannya untuk ini.

Kami hanya tinggal berdua, di rumah sederhana dan penghasilan pas pasan, kakakku ketika mendapatkan uang pasti ia hamburkan, habiskan sekaligus untuk membeli sesuatu yang ia perlukan.

Dia.... Selalu mengabaikanku, seperti tak menganggapku ada.

Hey.. Melirik Fan aja kakak jarang..


.

.

.

"Um.. Kak.. Besok kata guru Upan.. Harus bayar iuran.." Ucap Taufan pelan, ia takut kakaknya marah karena meminta uang untuk ini

"Sudahlah Taufan, kau keluar sekolah saja, Kakak capek cari uang tau." Ketus Hali dengan Tatapan dinginnya

"Tapi kak.."

"Kalau mau sekolah cari saja uang sendiri sana, merepotkan saja."

Padahal Taufan mempunyai cita-cita yang tinggi, ia ingin menjadi skeatboarder (?) handal, dan bisa menghasilkan uang banyak untuk kakaknya.

Tapi..

Jika begini.. Cita-cita hanya angan angan saja..

Akhirnya Taufan berencana ingin bekerja, untuk membantu kakaknya...

Tanpa sepengetahuan sang kakak, dan..


#Beberapa Hari Kemudian

"Kenapa kerja?! Lihat! Orang orang menganggap kakak tak becus menjagamu bodoh!" Bentak Hali pada Taufan

"Maaf kak.. F-fan.. Cuma mau.. Bantu kakak.." Lirih Taufan dengan air mata mengalir deras, ia baru pertama kali di bentak oleh kakaknya

Ia ingin membantu, ia ingin meringankan pekerjaan sang kakak, namun ini balasannya, ia tak suka..


"Aku ingin sesekali.. Kakak memujiku... Memelukku.." Batin Taufan

"Siapa yang menyuruhmu menangis, Masuk ke kamarmu, dan jangan keluar sebelum kakak memerintahmu." Ucap Hali

"Baik kak..." Ucap Taufan lalu ia masuk ke kamarnya

Taufan menatap sebuah foto yang ada di meja belajarnya, Foto sang kakak, ia sengaja menyimpannya disitu agar saat ia mengerjakan pr itu seperti di lihat oleh kakaknya sendiri dan diperhatikan, walaupun hanya sebuah foto Taufan sangat memperhatikan foto tersebut, ia sangat menyayanginya.


Foto saat sang kakak tersenyum sembari menggendongnya yang masih bayi.

Taufan menghapus air matanya lalu duduk di kursi belajarnya. "Gambar ah.."

Taufan pun mengambil Krayon dan mulai menggambar, ia menggambar kakaknya bersama dengannya yang sedang berpengangan tangan.

"Kakak pasti suka.. Ehehe~" Ucap Taufan dengan senyuman lebarnya

The Last [One Shoot] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang