▪︎10

128 19 9
                                    

Sebuah musik jazz di alunkan oleh sebuah band di sudut salah satu hall restoran yang bisa terbilang cukup mewah di sudut pusat bisnis Jakarta. Sebagai salah satu restoran dengan letak yang paling strategis, tentu saja jam makan siang seperti sekarang ini akan menjadi waktu yang sangat sibuk. Apalagi saat ini tengah diadakan press conference acara kontes kecantikan paling diminati di Indonesia.

"Baik, untuk rangkaian acara hari ini kami akhiri di sini. Terima kasih atas apresiasi teman-teman jurnalis siang ini dan sampai jumpa di grand final Nona Indonesia. Terima kasih." Renata yang merupakan alumnus ajang kecantikan yang sama, menutup acara tersebut dengan baik.

Setelah menyelesaikan acara siang itu, gadis yang mulai melebarkan sayapnya sebagai aktris layar lebar tersebut pun bergegas menuju ruang VIP bersama para pimpinan produksi juga koordinator acara untuk makan siang bersama. Di ruangan itu, selain para kru tetap dari televisi, juga terdapat beberapa perwakilan dari partnership yang dipercaya sebagai pendukung acara yang sudah berlangsung selama puluhan tahun itu. Salah satunya Julian sebagai pemilik studio pendatang baru yang berhasil menembus jajaran partnership itu.

"Gimana Julian? Ada kesulitan?" Tanya Donny, produser acara itu.

"Tidak, pak. Syukurlah sampai sini masih lancar terus." Julian itu tersenyum penuh percaya diri.

"Tapi nggak salah loh ini Renata ngenalin kamu ke saya. Hasil foto-foto kamu kemarin saya lihat jauh lebih hidup daripada fotografer dari studio sebelumnya." Puji pria berusia 40-an itu.

"Betul kan, pak Don. Pilihan Renata jarang banget ada yang meleset." Gadis itu terkekeh pelan.

"Oh iya, ngomong-ngomong kalau ada acara lain lagi, kamu bisa join kan? Saya kan megang beberapa acara sejenis ini. Ya walaupun ini paling besar, sih." Ucap Donny sebelum menenggak habis air putih di hadapannya.

"Of course, pak. Saya bersedia sekali. Kehormatan bagi saya bisa bekerja sama dengan pak Donny." Tentu saja ini menjadi tawaran yang sangat seksi bagi Julian.

"Pak Donny! Balik ke kantor nggak ini?" Tanya seorang rekan kantornya dari seberang sana.

"Oh iya, pak! Yuk, deh. Ren, Julian, saya balik dulu, ya. Thank you, ya!"

"Hati-hati, pak." Ucap Julian dan Renata.

Setelah para kru produksi itu pamit, Julian dan Renata pun memutuskan untuk pindah ke meja yang lebih publik di luar ruang VIP. Mereka dengan santai melanjutkan acara mengobrol di sana untuk membahas beberapa topik pekerjaan dan kadang sedikit menyerempet ke masalah pribadi.

"Ren, tapi thankful banget gue kenal sama, lo. Bayangin aja, mana ada studio kecil macem gue masuk ke Nona Indonesia kalo nggak karena lo." Ungkap Julian setelah menenggak lemonadenya.

"Gue juga ngenalin lo ke pak Donny juga because you have the talent kali. Walaupun misalnya lo pacar gue tapi nggak ada talentnya, ngapain juga gue recom lo."

Julian hanya tersenyum kecil menanggapinya.

"Eh, by the way lo punya pacar nggak, sih?" Tanya Renata berani.

"Ada... Kenapa, Ren?" Julian sedikit terkejut mendengar pertanyaan itu.

"Didn't your girlfriend getting jealous cause your profession? Ya, maksudnya lo kan fotografer, otomatis ada banyak banget model kenalan lo. Apalagi... pas nikini photoshoot kemarin gitu?" Renata menatapnya penasaran.

"Ya, maybe..." Jawabnya ragu.

"Kok, maybe sih? I mean, kalo cewek lo emang sayang sama lo, dia pasti cemburulah!" Ucap Renata meyakinkannya.

Falling Leaves In December Night [FINISH]Where stories live. Discover now