Flashback

242 13 3
                                    

Sudah bukan rahasia lagi kalau keluarga Chakra adalah pengusaha sukses sejagat raya, bahkan tidak mungkin orang-orang tidak tau tentang keluarga Lesmana. Tentu saja setiap hal akan ada cobaannya bukan? Karena sejatinya di dunia ini tidak ada hal yang tidak dilalui dengan kerikil tajam di setiap jalannya. Begitupun hidup Chakra. Beberapa tahun yang lalu saat ia kembali dari Indonesia, sebuah surat ia terima yang entah berasal dari siapa. Surat itu berisi ancaman dan perintah untuk menikahi Putri Valeriaㅡputri dari rekan bisnis Ayahnya.

Awalnya Chakra tidak menanggapi, sampai akhirnya sebuah surat kembali di kirim ke apartemen nya yang berisi foto-foto Zay sedang melayani pelanggan di restoran miliknyaㅡkarena saat itu restoran milik Zay belum sebesar sekarang iniㅡjuga sebuah surat ancaman yang mengatakan bahwa ia bisa membunuh Zay kapan saja kalau Chakra sampai menolak untuk menikah dengan Putri.

Chakra langsung menceritakan semua hal yang ia alami saat itu pada Ayah nya yang kemudian ditangani oleh pihak berwajib utusan Ayah. Hingga akhirnya surat ketiga datang lagi, surat itu memerintahkan untuk Chakra segera putus dengan Zay karena sang penerror menganggap Zay adalah penghalang bagi Chakra dan Putri untuk menikah. Setiap harinya, Chakra menerima surat yang berisi foto-foto Zay sedang berkegiatan apa saja. Entah saat cewek itu keluar dari mobil, berbelanja, makan siang, atau bahkan saat ia hangout bersama Ririㅡkakak iparnyaㅡyang membuat Chakra mau tidak mau memutuskan hubungannya dengan Zay malam itu.

Tidak berbeda jauh dengan Zay kala itu, Chakra pun menangis sejadi-jadinya. Ia merasa lemah karena tidak bisa berbuat banyak untuk perempuan yang paling ia sayangi setelah Ibunya itu. Selama setahun Chakra stress dan hampir mengalami depresi karena terus memikirkan karamnya hubungan nya dengan Zay. Chakra terpukul.

Setelah diselidiki cukup lama, ternyata terror itu memang datang dari Ayah Putri karena ia ingin mengambil perusahaan milik Ayah Chakra. Setelah melewati tahun-tahun menyakitkan baginya akhirnya Chakra bisa terlepas dari beban berat yang menimpa bahunya.

CHAKRA BANGSAT

gais kalian masih|
inget gue?

Jihan
|INI SERIUSAN LO?!!!

Nana
|EH ANJING, KEMANA AJA
L

O BANGSAT?!!!

Jeno
|BRENGSEK!

Ecan
|ini serius lo, chak?

Rendi
|ANJING, BALIK KE INDO
LO SETAN! GELUT KITA!

pada mau bantu gue ga?|

Rendi
|bantu apa?
|lo dimana?

gue di bandara|
ada yang mau jemput ga?|

Ecan
|anjing
|kok lo tau tau udah di
bandara aja sih?
|gue lagi di kantor.
|tapi gue pengen bgt ketemu
sama chakra brengsek

Nana
|tanya penganten baru coba

siapa yang nikah?|

Jihan
|Jeno 3 bulan lalu nikah
|lo sih ga dateng

gue ketinggalan banyak ya?|

Jeno
|sharelock
|gue jemput
|kebetulan habis nemenin
bini kerumah mertua.

Setelah Chakra dijemput oleh Jeno, ia menceritakan segalanya pada cowok itu dan juga Riri. Sebenarnya Jeno cukup kecewa karena Chakra sempat berperilaku brengsek pada adiknya, tapi setelah mendengar kenyataan yang baru saja Chakra ceritakan Jeno tidak merasa kecewa sama sekali. Ia malah bangga hingga saat ini Chakra masih mengharapkan Zay dengan begitu besarnya.

Chakra juga bercerita kalau ia sudah siap untuk meminang Zay, tapi sebelum itu ia akan izin pada kedua orangtua Zay terlebih dahulu untuk meminta restu dan izin. Pagi hingga sore kegiatan Chakra tidak ada habisnya, bahkan sedari tadi ponselnya terus saja berbunyi menandakan ada notifikasi yang masuk. Karena sekarang Chakra yang memegang posisi CEO di perusahaan milik orangtuanya, maka dari itu ponselnya sangat sibuk. Sudah sejak dua tahun yang lalu Chakra menjabat posisi ini karena Ayah nya pensiun sejak terror yang menimpa keluarga mereka.

Begitu banyak hal yang ia alami, dan semakin hari ia semakin yakin untuk menikah dengan Zay, cinta pertamanya. Dan tepat sore itu saat pertama kalinya Chakra bertemu lagi dengan Zay, ada degupan keras yang terjadi di dada nya. Jangan lupakan airmata yang sebentar lagi akan mengucur deras di pelupuk mata Chakra. Bahkan untuk sekedar menatap setiap inchi dari wajah Zay pun ia tidak sanggup, hingga akhirnya Chakra membenamkan Zay dalam pelukannya.

Tidak ada kata yang dapat menggambarkan kelegaan serta kebahagiaan Chakra saat ini, ia masih ingat betul saat ia meminta putus pada Zay waktu itu. Meskipun ia hanya bersandiwara demi kebaikan Zay, tapi tetap saja Chakra terluka. Chakra berharap setelah ini tidak ada lagi hal yang membuatnya harus berjauhan dengan Zay, ia tidak sanggup. Mungkin pada waktu itu rasa cinta Chakra pada Zay hanya sebatas cinta monyet namun saat ini bahkan Chakra sendiri tidak bisa menggambarkan sebesar apa perasaannya pada wanita itu.

"I'm so sorry.." Lirih Chakra sambil menahan tangisnya.

"Buat?"

"Semuanya."

"Kamu ngomong apa sih? Aku ga ngerti.."

"Ayo nikah sama aku."

"I hate you!"

"Kamu mau kan?"

"What are you talking about?!!!! What do you mean?!! I'm so done with you, Chakra Putra Lesmana!"

"I love you."

Dan sejatinya hati akan kembali ke tempat dimana ia harus pulang, tak peduli seberapa jauh jarak terbentang dan seberapa sulit ujian yang dihadapi. Sama halnya dengan Chakra, ia telah pulang pada perempuan yang amat ia sayangi. Setelah melewati bertahun-tahun yang penuh dengan kesedihan, disinilah Chakra sedang memeluk erat wanitanya dengan jutaan rasa bahagia yang meledak di dadanya. Ada haru disana, ada senang, dan berbagai macam perasaan membahagiakan lainnya. Semoga selamanya.

FINALLY | ZHONG CHENLE✓Where stories live. Discover now