kisah 18 ➯ Pagi yang indah

8.4K 1.2K 128
                                    

Buat yang susah ngapalin namanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Buat yang susah ngapalin namanya

💒💒

Kata 'damai' merupakan hal langka bagi anak Niskala dan Gabardin. Di waktu subuh aja mereka semua udah gaduh.

"APAAN SIH BANGSAT LO NGINJEK SAJADAH GUE!!" teriak Jihan sambil menendang Lisa ke samping.

"Yaelah kalau gak mau di injek taruh aja di plafon su!" Lisa membenarkan mukenahnya yang miring.

"Urusan sajadah doang ribet banget sih lo pada!" sahut Jun yang kesel sendiri denger Niskala tubir.

"Iyalah! Memang kalian sajadah aja gak mampu!" ejek Jiyah. Ya memang gitu, anak Gabardin kalau sholat gak ada yang pakai sajadah kecuali Imam.

"Yang penting itu niat dari dalam hati!" ucap Jeko yang tumben bener.

"Udah udah jangan ribut! IMAM MULAII!" teriak Rosi lantang, Enjel yang berdiri di sampingnya menarik mukena Rosi ke belakang saking keselnya.

"Lo teriak di gendang telinga gue!" protes Enjel.

"DIEM KATANYA MAU MULAI!!" teriak Yusi akhirnya. Mereka akhirnya menutup mulutnya, suasana yang kayak pasar jadi hening seketika. Jeffrey membacakan niat sholat subuh dan dilanjut takbiratul ihram.

Mereka yang dibelakang pun mengikuti Jeffrey dan mulai sholat dengan khusyu'.

Setelah selesai sholat, mereka kembali ke kamar masing-masing. Ada yang lanjut tidur, olahraga pagi, mandi, masak sarapan dan banyak lagi.

Di Niskala sendiri kebanyakan pada buat sarapan kecuali Rosi, Mina, dan Chessy.

"Gue mau lari-lari," Lisa pamit meskipun gak ada yang perduli. Lisa tetep sok cool jalan keluar dengan kaos dan training dan sepatu kets-nya.

"IKUT DONG LIS!!" Enjel berlari kecil menghampiri Lisa.

"Tumben lo mau repot-repot mengeluarkan keringat yang udah terpendam dalam pipi lo?" tanya Lisa terkejut.

"Gue mau semok kayak Jiyah," jawab Enjel dengan cengiran tanpa dosanya.

"Asuk! Lo lihat Lisa, kenyataan dia lari-lari gak kayak gue? Malah kempes tete-nya," sahut Jiyah yang nguping.

"Bangsat gue diem aja ngapa kena!!?" sahut Lisa tak terima.

"Gak afdol kalau lo gak kena," jawab Jiyah.

"ANGKAT KARPETNYA NJING!" teriak Jihan yang lagi ngepel lantai karena emang ini jatah piket dia.

"SI HUSKY GANGGU GUE MAKAN AJA!" Yusi kerepotan membawa segelas es sirup, mie rebus, dan kerupuknya. Dia lagi enak enak makan di karpet sambil nonton pororo malah kena semprotan napas titan.

"Lagian, udah gue ajak makan di meja makan ngotot di karpet," gerutu Jiyah.

"Yah! Ada kelas gak lo?" tanya Yusi.

Garis 97 [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang