1. Awal

171 77 92
                                    

"Awas ada Sule, eh maksudnya awas ada kiri!"

🐾 Happy reading🐾

"Woy cabut gays! Ada pak ucul!" Seru gadis itu kemudian berlari meninggalkan tembok yang ia coret dengan pilox.

"Kiri, Nara, Rere!!! mau lari kemana kalian," teriak pak Ucul pada ketiga gadis itu.

Kiri menjulurkan lidahnya, "bwee, kejer pak kalo bisa," titahnya lalu melanjutkan larinya.

"Tunggu kalian," teriak pak ucul yang sedang ngos-ngosan berlari mengejar mereka.

🐾

Ruangan BK

"Kenapa diam!" Bentak pak ucul.

"Ya karena bapak juga diam, ya kali saya ngomong sendiri pak, entar saya di kira orang gak waras," sahut Kiri

"Siapa yang suruh kamu bicara," ucap pak Ucul.

Ketiga gadis itu yang sedang berada di ruang BK itu pun tersenyum kecut, pak Ucul gak waras atau gimana sih? Diem salah ngomong salah, bunuh aja.

"Gini aja deh pak, intinya aja, kita di kasi hukuman apaan?" Tanya Nara dengan santai.

"Saya bingung mau kasih kalian hukuman apa, sudah berapa kali kalian saya hukum gak pernah kapok-kapok," lirih pak ucul

"Ya bapak aja yang gak kapok-kapok ngehukum kita,"ucap Rere dengan polosnya.

Pak ucul pun memijat pelipisnya. "Ya sudah kalian saya hukum bersihin Taman sekolah,"

"What!" Serentak ketiganya sambil memukul meja, taman sekolah itu luasnya bukan main, sama saja kalo bersihin satu sekolah.

"Kenapa? Masih kurang?" Ujar pak ucul

"Ck! Terserah deh pak," gumam kiri lalu beranjak meninggalkan ruangan.

"Ehh Ri' tunggin napa yaelah," sarkas Nara.

"Makasih atas hukuman yang  bapak berikan
Kepada kami," ucap Rere sambil tersenyum ramah.

Nara memutar bola matanya, "emang bego lu Re, di kasi hukuman malah bilang makasih," gumam ya lalu beranjak menyusul kiri.

"Gue di tinggalin? Eh tungguin gue!" Seru Rere berlari meninggalkan ruangan

Pak Ucul yang melihat itu pun hanya menggeleng gelengkan kan kepalanya.

                                  *********

"Bisa-bisanya pak ucul nyuruh kita buat bersihin taman sekolah," keluh Nara.

"Harusnya kita bersyukur loh, gak boleh gitu Ra," ucap Rere dengan muka yang sangat polos.

Kiri dan Nara pun tak menghiraukan perkataan Rere karena itu salah satu penyakit Rere yang kumat dan kadang membuat Kiri dan Nara emosi, yaitu penyakit oon.


"Kok kalian diem sih, harusnya kit-"

"Lo ngomong sekali lagi gue tonjok mata lo pake ni sapu," ancam Kiri.

KANAN Untuk KIRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang