60. Perang dunia

14 4 7
                                    

Haii, jumpa lagi.
Maaf kalau cerita ini membosankan kalian ya🙃

Kini bel istirahat telah berbunyi. Sedari tadi Yura selalu saja mengganggu ketenangan seorang pria hati dingin itu. Menyebalkan sekali rasanya jika harus diusik oleh gadis aneh macam Yura seperti ini.

Rey menghentikan langkah kakinya secara tiba-tiba membuat Yura yang sejak tadi berjalan mengikutinya dari belakang menabrak punggung lebarnya.

"Aduh!" Pekik Yura. "Masyaallah Rey, lo tuh gimana sih? Kalo mau ngerem tuh jangan dadakan udah kek tahu bulat aja." Protes Yura.

Rey membalikkan tubuhnya menghadap Yura dengan raut wajah kesal.

"Lo bisa gak sih gak usah buntutin gue terus? Lama-lama gue suruh jadi bodyguard gue nih." Kesal Rey.

"Ya Allah Rey, masa gue gak boleh sih ngikutin calon masdep gue." Ucap Yura melas.

"Sekali lagi lo masih ngikutin gue, gue ungsiin lo ke Amazon." Gemas Rey lalu melanjutkan langkahnya lebih cepat.

"Nanti kalo gue jadi santapan makan malamnya ikan piranha gimana Rey? Lo udah siap buat kehilangan gue?" Tanya Yura melas.

"Ih Rey, lo nyebelin." Kesal Yura lalu berlari mengejar Rey yang sudah mulai menjauh.

Kini langkah mereka berdua telah sampai di parkiran. Mereka berdua melihat kerumunan anak murid Bhakti Asri sedang berkerubung di dekat motor Sam. Ada apa dengan motor Sam?. Yura penasaran, ia langsung menarik tangan Rey untuk melihat kerumunan itu lebih dekat lagi.

"Mau kemana?" Tanya Rey bingung. "Lepasin Ra!" Pinta Rey.

"Gue mau liat itu ada rame-rame lagi pada ngapain sih?" Sahut Yura sambil mengamati kerumunan itu.

"Misi-misi. Permisi, gue mau numpang lewat." Ucap Yura sambil berjinjit.

Yura tercengang melihat motor Sam yang sudah tertempel stiker dengan tulisan "HARTA, TAHTA, NENG YURA SEMATA". Dengan cengiran lebar Sam merangkul Yura dari arah belakang. Laki-laki itu baru saja tiba di area parkiran.

Yura sontak terkejut dengan semua ini, Yura menolehkan wajahnya menatap Sam yang kini sudah berdiri di sebelahnya.

"Gimana? Bagus gak? Lo suka gak?" Tanya Sam sambil tersenyum manis.

"What? Bagus dari mananya coba? Sumpah ini tuh memalukan banget." Batin Yura malu.

"Sam, gak usah rangkul gue." Yura menjauhkan dirinya dari Sam.

"Kenapa? Lo gak suka ya? Bukannya ini bagus?" Tanya Sam. Yura hanya dapat tersenyum malu saat ini.

Rasanya, Yura ingin sekali menutup wajahnya dengan karung goni agar tidak terlihat oleh semua orang disini.

"Sumpah si Sam udah gila apa gimana ya?" Batin Yura sangat malu.

Rey hanya diam melihat kejadian ini. Laki-laki itu belum merasakan efek apa-apa,wajahnya sangat tenang dan datar seperti tembok.

Udah jadian ya sama Sam?

Beneran jadian?

Terus Rey?

Rey, sama gue aja.

Yura, lo beneran jadian?

Beneran lah masa boongan.

"Sam, lebih baik lo copot tuh stiker, soalnya kan diantara kita juga cuma temen." Pinta Yura berbisik.

"Oh gitu ya, iya deh kalo mau lo gitu, nanti gue copot kalo udah sampe rumah." Patuh Sam dengan raut wajah agak sedikit kecewa.

LOVE STORY - Pelangi Dilangit KelabuWhere stories live. Discover now