1

19.4K 821 22
                                    

🍁🍁

Wanita dengan piyama satin berwarna biru muda itu tercengang menatap bingung pada dua insan yang kini berada didepan pintu rumahnya. Satu buah koper  besar berwarna hitam yang ada disisi sang pria membuatnya bertanya-tanya.

"Ayo sayang" ajak sang Pria merangkul bahu wanita dengan jilbab berwarna biru tua yang tadi berada disampingnya. Sambil menarik koper yang ada, kedua insan yang baru saja datang itu masuk kedalam rumah besar tersebut.

"Tunggu Chandra" cegat wanita dengan rambut panjang berwarna cokelat, dia meraih tangan pria yang tadi menarik koper. "Apa maksudnya ini?"

Chandra Pratama, Pria jangkung itu menoleh dan menatap dengan jenuh pada wanita yang meraih tangannya.
"Berkian akan tinggal disini"

"Apa? Tidak. Dia tidak boleh tinggal disini!"

Wanita dengan piyama satin itu langsung merebut koper yang tadi ada digenggaman Chandra. Dia berniat membawa dan melemparkannya keluar dari rumah namun segera ditahan oleh Chandra.

"Jangan membuatku kesal Soraya"

"Kesal? Seharusnya aku yang berkata seperti itu. Bagaimana bisa kamu membawa dia kemari"

"Ini rumahku. Aku berhak membawa siapa saja kemari"

"Tapi tidak dengan wanita itu" sahut Soraya nyaring sambil menunjuk kearah Berkian.

"Tidak bisakah kamu bersikap baik pada istriku?"

"Istri?" ulang Soraya menatap heran pada Chandra dan Berkian.

"Ya, kami sudah menikah dan sekarang Berkian sedang mengandung"

Bagai tersembar petir, Soraya membulatkan matanya sempurna seolah tak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar.

"Berkian sedang hamil, anakku" Ulang Chandra.

Soraya berdecak tak percaya lalu tersenyum sinis menatap Berkian yang kini berdiri dibelakang Chandra.

"Wanita hina. Kamu harus memeriksanya, Mungkin saja dia hamil dari pria la-"

"Soraya-"

Hampir saja sebuah tamparan melayang kepipi Soraya jika saja Berkian tidak lebih dulu meraih tangan Chandra.

"Jangan kasar dengan wanita" ucap Berkian mengingatkan Chandra. Chandra hanya diam menatap dengan emosi pada Soraya yang saat ini balas menatap tajam kearahnya.

"Kamulah yang hina disini" ucap Chandra lirih. "Aku benar-benar tidak mengenalmu lagi Soraya" ucap Chandra lalu kembali merangkul Berkian.

Pria jangkung itu berjalan membawa istri barunya menuju kamar yang ada didekat tangga tanpa memperdulikan sedikitpun pada Soraya yang kini menyeka air matanya.

Soraya tau ini salahnya. Soraya memang pantas untuk dibenci dan dicaci karna dialah biang dari segala kekacauan yang ada dihidup Chandra. Tapi terlepas dari itu tetap saja wanira itu tak sekuat ketika dia bersikukuh untuk mendapatkan Chandra.

Chandra dan Soraya adalah sahabat dekat. Ya, setidaknya itu sebelum Soraya melakukan hal bodoh dengan berniat bunuh diri.

Katakanlah Soraya egois, katakanlah dia jahat, katakanlah dia pengkhianat. Kata-kata hina itu memang pantas untuk disandingkan dengannya yang menghancurkan niat sahabatnya untuk menikah dengan kekasih yang sangat dicintai.

Soraya ingat betul betapa kacaunya Chandra hari itu, hari dimana semua orang menjadi memojokkannya untuk menikahi Soraya.

Soraya mengenal Chandra bukan satu atau dua hari. Soraya sudah mengenalnya puluhan tahun karna mereka sudah bersahabat sejak kecil. Dia mungkin sangat mencintai Berkian tapi Soraya tau Chandra tidak akan mungkin membiarkan Soraya mati bunuh diri.

Love Me [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang