11

8.1K 496 2
                                    

🍁🍁

Hari-hari kedepan adalah waktunya Soraya untuk menjadi istri Chandra seutuhnya dan wanita itu tidak ingin melewatkan hari berharga ini.

Beberapa kebelakang mungkin hari yang berat tapi kali ini tuhan memberikannya kesempatan hari yang baik untuk memasuki hati pria itu.

Soraya benar-benar membongkar isi lemarinya setelah memasak makanan siang. wanita itu sibuk memilih baju yang bagus dan cocok untuk dipakai pergi kerumah sakit.

"Warna merah" gumam Soraya membawa sebuah dress kedepan cermin. Wanita itu menggeleng kesal, bagaimana bisa dia berpikir warna darah bagus dibawa kerumah sakit.

"Hitam?" Gumam Soraya lagi membawa dress kedepan cermin dan menyesuaikan pada tubuhnya. "Ini seperti mengunjung seseorang yang meninggal" Soraya melemparkan dress hitamnya.

Wanita itu memegang kepalanya pusing saat melihat betapa kacaunya kamarnya hanya karna sebuah baju.

"Pink bagaimana yah?" Soraya meraih dress pink selutut dengan renda hitam dibagian bawahnya. Wanita itu menyesuaikan dress yang ada tangan pada tubuhnya didepan cermin, sebuah senyuman terlukis diwajahnya. "Okay pink"

Soraya yang mengenakan dress pink dilengkapi high heels dan slingbag hitam itu berjalan anggun masuk kedalam rumah sakit.

Beberapa pasang mata menatap kearanya terutama para tenaga medis yang tentu saja mengenal sosok wanita cantik itu. tak hanya menatap, beberapa tenaga medis juga menyapa dan menanyakan kabarnya.

"Pak Dok-" Soraya tak melanjutkan sapaanya saat beberapa pasang mata yang dia ketahui adalah rekan kerja medis Chandra menatap kebelakang kearahnya. "Maafkan saya" Ucap Soraya yang langsung menutup pintu ruangan Chandra.Bodohnya dia sampai tidak mengetuk pintu ruangan suaminya itu.

"Kita bisa lanjutkan lagi"

"Santai saja Dokter Chandra, kita bisa melanjutkannya nanti" ucap Dokter Sean lalu memeriksa jam tangannya. "Ini sudah jam makan siang"

"Oh begitu, baiklah. Kita lanjutkan nanti"

Sebenarnya tadi Chandra dengan rekan kerjanya itu sedang membahas tentang seorang pasien yang menderita kanker paru-paru.

"Kami keluar dulu dok" ucap Dokter Airin yang kemudian keluar bersamaan dengan dokter Sean.

Setelah Dokter Sean dan Dokter Airin melangkah jauh, baru Chandra menoleh pada Soraya yang berdiri disamping pintu ruangannya.

"Ayo masuk" ajak Chandra yang melangkah lebih dulu diikuti Soraya dibelakangnya.

"Ada apa?"

"Mau konsultasi dok" jawab Soraya duduk dikursi pasien dan meletakkan paper bagnya diatas meja.

Chandra mengangguk paham lalu duduk dikursinya. "Jadi apa keluhan anda?" tanya Chandra sambil menatap pada paper bag lalu beralih pada Soraya.

"Sepertinya saya punya kelainan jantung"

"Maaf Mba-"

"Soraya"

"Iya, Mba Soraya. saya mohon maaf sepertinya anda salah ruangan. Saya dokter spesialis kanker bukan jantung" jelas Chandra menyandarkan pungungnya pada kursi sambil tersenyum tipis.

"Tidak dok, Masalahnya seperti ini" Soraya berjalan mendekat pada kursi Chandra lalu meraih tangan pria itu dan meletakkannya didadanya ."Jantung saya bedetak lebih cepat sejak manatap anda"

Chandra terkekah mendengar jawaban Soraya membuat wanita yang berdiri didekatnya itu ikut terkekah.

"Ada apa?" tanya Chandra lagi dengan raut yang sudah berubah serius. Pria itu sudah menjauhkan tangannya dari dada Soraya

Love Me [END]Where stories live. Discover now