Epilog

499 13 2
                                    

Seorang pria baru saja turun dari mobil miliknya. Dia pun memandang sekitarnya di mana dia berhenti tepat di depan sebuah minimarket. Diikuti oleh bawahannya, pria itu pun memasuki tempat itu. Dilihatnya keadaan masih sepi, dan dia pun bergegas menuju ke rak yang berisi banyak minuman.

"Tuan, apa Anda tidak lelah untuk membeli minuman ini setiap hari?" tanya bawahannya itu yang sama-sama terlihat rapi menggunakan jas sepertinya. Pria itu pun hanya terkekeh sini. Dan dia segera membuka tutup minuman itu, kemudian menenggaknya. Rasa segar langsung memasuki tenggorokannya. Bawahannya pun hanya bisa menggeleng melihat kelakuan sang atasan yang menurutnya sangat tidak baik bagi tubuh.

Sekali lagi pria itu menenggak minumannya, namun sebelum itu terjadi, pria yang berdiri di sebelahnya pun langsung mengambil alih. "Jika Nona Cia tau, maka dia pasti marah," ungkap pria itu membuat sang atasan menggeram kesal.

Empat tahun berlalu telah merubah sosok Reon. Empat tahun berlalu telah merubah segala aspek kehidupan pria ini. Umur yang sudah lebih dari seperempat abad sepertinya sama sekali tidak membawanya dalam sebuah kebahagiaan. Pria itu menatap rak berisi makanan yang terdapat snack yang terbuat dari jagung. Gadisnya dulu senang sekali membeli makanan itu. Ovinya dulu suka sekali merengek untuk membelikannya makanan itu.

"Tuan? Apa Anda baik-baik saja?" tanya sang bawahannya yang melihat atasannya tengah menahan tangis. Pria itu pun menoleh dan memandang bawahannya itu.

"Kris, apa kamu belum menemukan lokasi di mana dia berada?" tanya Reon yang tentunya sangat dihapal oleh pria di depannya. Pria itu pun menunduk dan meminta maaf kepadanya. "Apa aku harus turun tangan sendiri untuk bisa menemukan dia? Ini sudah empat tahun berjalan. Berapa lama lagi kamu harus mencari?"

"Maaf, Tuan. Nona Ovi sepertinya bertolak ke luar negeri."

"Kamu sudah mengatakan hal ini beratus kali. Cek satu-satu setiap negara dan cari dia!"

Pria bernama Kris itu pun hanya bisa pasrah. Dia harus mengecek seluruh negara di dunia ini? Berapa duit yang akan dihabiskan atasannya itu? Cinta memang aneh karena bisa membuat seseorang menjadi buta dan tidak terkendali.

"Baik, Tuan."

Reon pun bergegas keluar toko, mengabaikan tatapan penuh minat dari penjaga kasir, sedangkan Kris sendiri membayar minuman yang telah atasannya minum tadi. Ini sudah sering dia lakukan dan tentunya dia juga diberi amanah oleh adik dari atasannya itu untuk menjaga pola makan Reon.

"Gio, waktunya pulang," teriak seorang wanita yang masih lengkap dengan celemek yang membalut bagian depan tubuhnya. Dia baru saja berperang di dapur untuk membuatkan sarapan bagi keluarganya. Kemudian terdengar suara langkah kaki yang cepat. "Jangan lari-lari Gio, nanti kamu jatuh," tambah wanita itu lagi yang sangat tahu kelakuan sang putra.

"Mama tadi Gio dapetin kupu-kupu di depan rumah," ungkap bocah laki-laki yang masih belum lancar dalam setiap kata yang diucapkannya. Bocah tampan dan pintar ini sangat berharga bagi wanita itu.

"Sekarang kupu-kupunya ke mana?" tanya wanita itu sambil menyiapkan sarapan untuk putra kecilnya.

"Terbang ke atas. Ini gara-gara Jeni yang tadi ngagetin kupu-kupunya," ungkap bocah itu dengan raut wajah kesalnya. Jeni adalah bocah perempuan yang seumuran dengan Gio, dan merupakan tetangga mereka sejak lama.

"Kamu sepertinya sangat dekat dengan Jeni," ujar wanita ini bermaksud menggoda sang putra. Gio pun menoleh kepada mamanya itu dan merasa tidak suka dengan hal yang diucapkannya.

"Dia yang selalu dekat-dekat aku, Ma. Gio nggak mau dekat sama dia soalnya Jeni nakal. Dia sering cium pipi Gio tiba-tiba," ceritanya dengan perasaan kesal mengingat betapa menyebalkannya temannya itu.

REON SI DEVIL ✔Where stories live. Discover now