Chapter 8

1K 119 5
                                    

Jiwon sedang berada disebuah tempat kursus di daerah rumahnya. Siang ini ia pergi, meninggalkan suaminya yang tampaknya belum terbangun dari tidurnya. Ia datang dengan malas sebenarnya ketempat kursus ini.

Sejak ibunya tau bahwa Jiwon sampai sekarang belum juga bisa memasak, maka ibunya menyuruhnya untuk kursus masak hari ini. Bahkan ibunya sudah mengeluarkan uang supaya anaknya ini bisa memasak makanan buat Changwook menantunya.

Jujur aku malas sekali kesini. Tempat ini tidak banyak orang, hanya 3 wanita yang kursus disini. Mereka semua bercerita bahwa mereka datang kesini agar nanti calon suaminya bangga jika dirinya bisa masak. Lain halnya dengan Jiwon yang datang kesini karena dipaksa sang ibu.

“Kekasihku bilang bahwa ia mau punya istri yang pintar masak”

Terdengar romantis ditelinga Jiwon, andai saja suaminya adalah Park Seojun sajangnim, ia pasti bersemangat mengikuti kursus hari ini. Bahkan tanpa disuruh ibunya pun ia pasti akan melakukannya.

Sebenarnya Jiwon beruntung juga menikahi Oppanya itu, dia sangat mandiri. Masak bisa, cuci baju bisa, cuci piring bisa, bebenah rumah juga bisa entah apa yang tidak bisa dilakukan oleh seorang Ji Changwook itu. Maka dari itu Jiwon kadang suka cuek saja pada suaminya.

Jika ia sedang mau, biasanya ia menyiapkan Kopi hangat untuk suaminya di hari libur untuk menemani Changwook sambil membaca koran pagi. Tapi kebiasaan itu ia lakukan paling 2 minggu sekali saja.

“Jiwon-ssi, makanan kesukaan suamimu apa?” tanya guru kursusnya.

Mati aku. Jiwon sama sekali tidak tau makanan kesukaan Changwook. Ia hanya tau cemilan kesukaannya atau ramen. Tidak mungkin kan ia bilang bahwa suaminya suka ramen?

“Eoh, suamiku..... sukaaa.....”

Aku harus jawab apa? Jiwon terus menggantung ucapannya sementara ia sudah ditunggu guru kursusnya untuk menjawab.

“Kalguksu!! Suamiku suka kalguksu” ucap Jiwon berbohong, ia bahkan tidak tau apakan Changwook suka atau tidak.

“Ah, kalguksu ya? Kebetulan aku punya bahannya. Mari aku ajarkan” ucap gurunya pada Jiwon.

Jiwon hanya tersenyum miris, istri macam apa yang tidak tau makanan kesukaan suaminya? Mungkin hanya Jiwon yang seperti itu. Aku bahkan tidak pernah lihat Oppa makan kalguksu, astaga bodohnya aku.

Sementara Jiwon memasak, di jam yang sama pun Changwook terbangun dari tidurnya. Ia terhenti di depan pintu kamar Jiwon, sebuah Sticker note tertempel disana dengan tulisan aku pergi dulu ya chagi~

Cih! Changwook sudah biasa saja jika Jiwon tidak ada dirumah saat weekend, berarti Changwook bisa dengan bebas berada didalam rumah tanpa terganggu oleh istrinya itu. Ia langsung bergegas ke dapur untuk memanggang sebuah roti.

Kalau di pikir pikir lagi, seperti teman kosan yang tinggal didalam satu rumah. Aktivitas mereka pun berbeda. Bahkan benar benar masing masing.

Sejak kejadian remote tv itu, Changwook merasa Jiwon sedikit menjauhinya, walaupun wanita itu masih kerap meledeknya namun ia merasa bahwa istrinya itu berjaga jarak dengannya. Entah karena apa, Changwook juga tidak mengerti.

Hari ini Changwook punya beberapa kegiatan di luar, ia harus pergi ke Travel Agent yang ia sewa untuk mengurus keberangkatannya dengan Jiwon ke Bali, serta malamny ia harus menghadiri pesta penyambutan Taejoon di sebuah Mini Bar daerah itaewon.

Ia pun langsung mandi untuk bergegas pergi.

•●•

Ibu Jiwon saat ini tengah berkunjung kerumah besannya, yang letaknya tepat disebelah rumahnya. Lucu juga saat mereka sadar bahwa rumah mereka sebelahan seperti itu. Bahkan jika memasak pun mereka suka berbarengan.

Promise✔Where stories live. Discover now