Part 1

982 42 0
                                    

Kim Jisoo, seorang penulis muda yang kini telah menerbitkan beberapa novel. Ia gemar menulis, sehingga hobi nya itu menjadikan pekerjaan untuknya yaitu menjadi seorang penulis.

Kim Jisoo memiliki adik namun beda ayah dan ibu, Lalisa Manoban.

Ayah kandung Jisoo seorang tentara, dan disaat umur Jisoo menginjak 4thn Ayah nya gugur dalam tugas. Saat itu Jisoo dan juga Ibu nya tengah menghadiri acara keluarga di Swiss.

Ketika Jisoo menginjakan umurnya yang ke 10thn, Ibu nya memutuskan untuk menikah lagi dengar seorang pria duda yang ia kenal saat mereka menetap sementara di Swiss pasca kepergian Ayah nya Jisoo.

Ayah tirinya memiliki 2 orang anak, 1 anak Perempuan yaitu Lalisa Manoban yang umurnya hanya terpaut 2thn dengan nya, dan 1 anak Laki - laki yang lebih mengikut dengan Ibunya.

Jisoo dan Lisa tinggal berdua di Korea, karena tuntutan pekerjaan yang membuat Ayah dan Ibu nya kini harus menetap di Thailand, Negara kelahiran Lisa dan meninggalkan kedua putri mereka.

Lisa sendiri kini tengah menjadi Mahasiswa semester akhir, dan bekerja part time menjadi pelatih dance.

Ia tidak ingin merepotkan Kakak nya itu sehingga ia juga harus mencari penghasilan untuk dirinya sendiri.

Sebenarnya keuangan mereka tidak perlu dikhawatirkan, karena sang Ayah adalah Chef Terkenal yang memiliki puluhan restoran yang tersebar dibeberapa negara, dan Ibu nya memiliki bisnis yang sukses yaitu Toko Aksesoris dan Pernak Pernik lucu yang tentunya jarang dijual dimana - mana, dan toko Ibunya itu ada tersebar di Kota - kota yang ada di Korea.

***

Musim dingin mulai datang, Jisoo merapatkan mantelnya dan berjalan menuju salah satu coffeshop untuk bertemu dengan temannya dan juga mencari referensi untuk novel nya yang baru. Ia menargetkan harus merilis 2 novel setiap tahun nya.

"Huhh dingin nya, hot choco satu ya." Ucapnya ke salah satu pelayan.

"Eonnie, maaf aku telat. Tadi dipersimpangan ada kecelakaan yang menyebabkan jalanan macet. Kau sudah lama disini?" Ucap teman Jisoo yang baru saja datang dengan nafas terengah - engah.

"Ahh tidak apa - apa Jennie-ya, aku juga baru sampai kok. Kau pesanlah dulu, aku lupa tadi tidak memesankan mu." Balas Jisoo , dan dibalas anggukan oleh Jennie.

Jennie Kim, salah satu teman Jisoo.

Ia seorang Fashion Designer muda lulusan salah satu Sekolah Fashion terbaik di Paris. Jennie juga sempat tinggal di New Zealand menyelesaikan studi menengah nya disana. Dan kini wanita itu kembali ke tanah kelahiran nya dan menjadi seorang Designer.

"Jennie-ya." Panggi Jisoo , "Wae eonnie?" jawabnya masih fokus pada hp nya.
"Tidak jadi." Ucapnya sambil memperlihatkan giginya .

"Wae eonni, wae?" kini matanya sudah beralih menatap Jisoo tanya. "Tidak." kini mata Jisoo fokuskan ke laptop dihadapan nya.

Jennie memberenggut, "Sudah berapa lama kau kenal aku? Apa kau pikir aku tidak tau, pasti ada yang ingin kau sampaikan. Apa itu?" mata tajam nya menelisik Jisoo yang kini tengah pura-pura menyibukan diri dengan laptop kesayangan nya itu.

"Tidak jadi Jen, tidak jadi." Balasnya sambil mencoba menyembunyikan apa yang ingin katakan sebenarnya. "Terserah saja lah." Yah kini Jennie kesal dengan sikap Jisoo yang susah sekali untuk terbuka, padahal kan mereka sudah berteman sejak 5 tahun lalu.

"Jennie-ya, jangan marah. Aku hanya sedang bingung, aku bingung bagaimana untuk menghentikan Lisa agar dia tidak part time melatih dance lagi. Aku takut menyinggung dia, aku bingung Jen." Ucapnya dengan kepala tertunduk.

Inilah Jisoo, jika ia sedang ada dalam kebingungan dan bercerita kepada Jennie pasti selalu menundukkan kepala nya bak orang takut.

"Eonnie kenapa tak kau biarkan saja, toh aku liat sepertinya Lisa menikmati pekerjaan nya. Ah tidak, pekerjaan nya ini sudah seperti hobi nya jadi kurasa Lisa menikmati hobinya ini." , Jennie tau bukan ini jawaban yang Jisoo ingingkan.

"Tapi Jen, Eomma dan Daddy terus menerus menyuruhku untuk bilang pada Lisa agar dia berhenti. Mereka bilang lebih baik mengurus bisnis Eomma ku saja daripada harus menjadi pelatih dance yang pendapatan nya pun tidak seberapa."

Beban Jisoo perlahan berkurang setelah mengatakan itu. "Eonnie maaf, aku tidak tau bagaimana caranya untuk membantu masalahmu ini." Sesal Jennie.







_____________________________________
Kritik dan saran nya sangat dinanti.
Gomawoyo chingu-deul.
Happy reading 😊

Journey of Life || [Complete]Where stories live. Discover now