Part 14

155 21 0
                                    

Hari terus berganti. Lisa memutuskan kembali ke Korea terlebih dahulu, karena dia tidak enak pada Joy jika harus cuti terlalu lama.

Lisa menuju kamar mandi, jadwal nya hari ini adalah bekerja di sanggar dance nya. Setelah itu, nanti malam dia akan bertemu dengan Chaeyoung.

Selesai mandi dan sarapan, Lisa berjalan menuju keluar rumah. Tapi matanya tiba-tiba melihat Suho yang sedang berdiri sambil menunduk didepan mobilnya.

Lisa tidak peduli dan segera berjalan menuju mobilnya.

"Lisa-ya" panggil Suho, Lisa hanya melirik Suho dengan tatapan tidak suka.

"Dimana Jisoo? Apa dia didalam, izinkan aku bertemu dengannya. Aku juga  terus menghubungi nya tapi tidak ada satupun pesan ku yang dia jawab, menelponnya pun nomornya tidak aktif. Setidaknya jika aku tidak bisa bertemu izinkan aku menghubungi nya." Suho memohon pada Lisa.

Dia tau, pasti Lisa sudah mengetahui semuanya dan kini marah pada Suho karena sudah menyakiti Kakak tersayang nya.

"Kau tidak perlu lagi mencari ataupun menghubungi nya. Aku tidak akan membiarkan siapapun menyakiti nya. Termasuk kau." Ucap Lisa sarkas.

Suho mengerti kemarahan Lisa sekarang karena dirinya. Tapi Suho tidak akan tinggal diam, dia akan terus mencari kekasih nya itu.

"Jangan lupa terus cari yang apa yang aku minta" ucap Suho pada seseorang lewat telepon.

***

Sesampainya diruang kerja yang sudah Joy berikan untuk Lisa, terdapat seorang wanita yang duduk untuk menunggunya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sesampainya diruang kerja yang sudah Joy berikan untuk Lisa, terdapat seorang wanita yang duduk untuk menunggunya.

Lisa menghela nafasnya kasar. Sebenarnya dirinya cukup kecewa terhadap gadis didepannya ini, tapi Lisa juga tau tidak sepenuhnya gadis didepannya ini salah.

"Waeyo? Apa ada sesuatu yang ingin dikatakan. Kenapa tak membuat janji dulu?" Tanya Lisa tanpa sambil menyimpan tasnya pada lemari yang tersedia diruangan itu.

"Lisa mianhae. Aku tau aku salah, aku sudah menjelaskan nya padamu bukan? Aku tidak tau dress yang aku siapkan ternyata untuk Irene, aku bahkan menyuruh orangku untuk menghancurkan acara itu tapi sulit karena terlalu banyaknya bodyguard yang mengawasi acara itu. Aku mohon, maafkan aku Lisa" ucap Jennie dengan mata berkaca-kaca.

"Kau seharusnya tidak perlu meminta maaf dan menjelaskan itu padaku. Seharusnya dari awal semuanya terungkap kau langsung jelaskan pada Jisoo eonnie. Bukankah kau tau kisahnya dulu? Dan seberapa terpuruk nya Jisoo eonnie, kenapa kau tak langsung memikirkan hal itu HAH!! "

Kesabaran Lisa sudah habis, moodnya berantakan sedari pagi.

Ponsel Lisa berdering, menampilkan nama "Pikachu New" yang artinya Jisoo menelpon nya.

"Eoh wae?"

"Kau sudah ditempat kerjamu? Tadi kau tidak lupa sarapan kan?"

"Aku sudah sampai. Eonnie aku harus segera bekerja, nanti ku telpon lagi jika sedang senggang. Aku juga akan pergi dengan Chaeyoung malam ini."

"Eoh, jangan pulang larut malam dan jangan mabuk karena aku tidak ada situ. Ya sudah hwating uri dongsaeng"

"Eonnie, didepan ku ada Jennie eonnie."

Tut tut tut

Jisoo mematikan panggilan nya sepihak. Lisa sudah menebak, pasti Kakak nya itu akan sensitif jika mendengar nama Jennie, Suho, Jeong-yeon, Seulgi.

Orang-orang yang secara tidak langsung menyakiti hatinya.

"Kau lihat, bahkan setelah aku mengatakan kau ada disini dia malah mematikan telpon nya sepihak. Kau hanya perlu menunggu nya kembali." Ucap Lisa yang berjalan keluar ruangannya.

"Malam ini aku akan terbang ke Thailand, besok pagi aku akan kerumah orangtua mu dan menjelaskan juga meminta maaf pada Jisoo eonnie." Ucapan Jennie membuat Lisa terdiam, lalu menoleh pada pemilik suara itu.

"Seyakin itukah kau bahwa Jisoo eonnie sekarang ada di Thailand? Dirumah orangtua kami? Cobalah, aku tidak akan melarang mu. Tapi aku akan memberi tahu mu, dia tidak ada disana." Balas Lisa dan langsung keluar dari ruangan nya.

Jennie terdiam. Lalu dimana Jisoo sahabat nya itu, batinnya.

***

Matahari sudah kembali ketempat nya, digantikan oleh bulan dan bintang yang menyinari kota Seoul.

Lisa sudah sampai disebuah cafe, Chaeyoung juga sudah ada di depannya.

"Jadi Jisoo eonnie tidak akan menjadi penulis lagi?" pertanyaan Chaeyoung membuat Lisa menganggukan kepalanya.

Lisa sudah menceritakan semuanya pada Chaeyoung, hanya dialah hang Lisa punya sekarang didekat nya.

"Kenapa patah hati selalu berujung merusak kehidupan seseorang, aku sangat khawatir pada Jisoo eonnie. Dia sudah seperti kakak ku kau tau. Hmm tapi apapun keputusan nya mungkin itu yang terbaik untuknya."

"Kuharap begitu" kata Lisa yang terus menyesap americano nya.

Jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi. Lisa belum bisa memejamkan matanya, Chaeyoung gadis itu sudah terlelap 15 menit yang lalu.

Mereka pulang kerumah sekitar pukul 11 malam. Lisa meminta Chaeyoung menemani dirinya dirumah.

Ponsel Lisa berdering, menampilkan nama Jisoo dilayar ponselnya. Lisa segera keluar dari kamarnya untuk menjawab panggilan dari Kakak nya itu.

"Eonnie kenapa kau belum tidur?"

"Kau juga belum tidur. Kalian tidak pulang larut kan?"

"Tidak. Kita pulang jam 11 malam kok hehe. Ada apa eonnie?"

"Besok aku akan pulang ke Korea. Aku baru ingat, jika aku masih menyimpan draft cerita untuk novelku. Draft itu tinggal dirilis, jadi aku akan pulang dan merilis novel itu lalu kembali. Menurut bagaimana?"

"Kau yakin? Kalau melakukan itu, itu artinya kau bertemu dengan Yeon-ssi dan Seulgi eonnie. Bahkan kau pasti akan bertemu dengan Suho Oppa dan Jennie Eonnie. Kau sudah pikirkan hal itu?"

"Eoh. Aku tidak akan menemui nya. Aku akan meminta teman ku mengurus semuanya. Aku tidak akan merilis novel itu di perusahaan nya Seulgi, intinya aku akan menutupi semuanya sementara sampai novel itu rilis. Aku juga sepertinya tidak akan pulang kerumah, aku meminta teman ku untuk menyiapkan tempat tinggal. Nanti teman ku akan menghubungi mu, aku akan kirimkan apa saja yang harus kau bawa. Kau bisa kan Lisa-ya? Oh iya satu lagi, kau jangan beritahu siapapun. Termasuk Chaeyoung." Jelas Jisoo lalu mematikan panggilan nya sepihak.

Lisa hanya terdiam dengan ide Kakak nya itu. Semoga semua berjalan lancar, batinnya.

Journey of Life || [Complete]Where stories live. Discover now