Part 21

149 20 2
                                    

Jisoo berdiri mematung setelah mematikan panggilan nya pada Lisa. Dia juga melemparkan ponselnya ke sembarang arah saat mendapat pesan dari Chaeyoung.

Segera Jisoo membuka laptopnya, dan mengirimkan email pada seseorang untuk membantu Jisoo menyembunyikan lokasinya dimana.

Setelah mengirimkan email dan mendapatkan balasannya tiba-tiba tubuh Jisoo merosot kebawah, wajahnya ia tenggelamkan lalu memeluk kakinya. Ia terisak. Jisoo menangis hingga seluruh tubuhnya bergetar.

Saat setengah sadar, Jisoo berdiri dan melemparkan apapun barang yang ia lihatnya.

Jisoo berjalan menuju dapur, ia membuka laci dapur yang berisikan alkohol. Jisoo membuka tutupnya lalu menegak alkohol itu langsung.

Setelah habis Jisoo melemparkan botolnya, ia melakukan itu terus menerus hingga ia menghabiskan botol ke 3 dan kembali melemparkan nya kesembarang arah.

Telapak kakinya menginjak pecahan botol alkohol itu, tangan terkena pecahan beling tapi Jisoo tidak merasakan sakit. Seakan kini kulit-kulit di tubuhnya mati rasa.

Justru sakit yang kini ia rasakan ada dihatinya. Mendengar suara teriakan dan isakan Jennie membuat hatinya sakit.

Jisoo terus berteriak dan mengucapkan "MENJAUHLAH". Tidak ada yang membantunya, karena rumah yang Jisoo tempati ini jauh dari kerumunan orang-orang atau rumah penduduk sekitar.

Jisoo terus mengamuk dan mengacaukan seisi rumah.

Hinggal 3 jam kemudian, dirinya hanya terisak dengan meneggelamkan wajahnya pada kedua kakinya yang ditekuk.

Tak lama kemudian Wendy masuk, ia terkejut melihat keadaan rumah yang berantakan. Darah berceceran. Dia melihat Jisoo yang menangis dengan keadaan tangan dan kakinya dipenuhi darah.

Saat akan mendekat, tiba-tiba tubuh Jisoo terkapar dan Jisoo tak sadarkan diri.

***

Kini Wendy sudah mengobati semua luka pada tangan dan Kaki Jisoo. Sudah satu jam tapi Jisoo belum juga sadarkan diri.

Ia kemudian membersihkan kamar Jisoo perlahan. Lalu melanjutkan membersihkan area dapur dan ruang tengah.

Saat membersihkan ruang tengah, Lisa dan Chaeyoung datang. Lisa sangat terkejut melihat keadaan ruang tengah yang berantakan dan ada darah.

Darah. Lisa langsung berlari menuju kamar Kakaknya. Ia melihat Kakaknya berbaring ditempat tidur dengan perban di tangan dan kakinya.

Lisa menangis dalam pelukan Jisoo yang kini masih belum sadarkan diri.

"Lisa-ya. Biarkanlah, biarkan Jisoo istirahat. Kau jangan mengganggunya. Rose-ssi kau tolong bawa Lisa kekamar sebelah ya." Ucap Wendy yang kembali membersihkan ruang tengah.

Chaeyoung membantu Lisa berjalan ke sebelah nya, dia mendudukan Lisa. Tak lama kemudian, Chaeyoung menyodorkan minum pada Lisa agar sahabat nya itu tenang.

Sebenarnya diantar dirinya dengan Lisa, Chaeyoung lah yang paling cengeng. Seperti sekarang, dia ingin sekali menangis. Tapi berusaha ditahannya, dia berpikir. Jika dirinya sekarang menangis, lalu yang menenangkan Lisa siapa?

"Mianhaeyo Chaeng. Mian kau jadi tidak bisa pulang karena ku." Ucap Lisa yang masih terus terisak. "Tidak apa-apa Lisa" jawab Chaeyoung.

"Jisoo eonnie kembali, dia kembali mengalami trauma itu. Trauma itu kembali hadir Chaeng. Jika dia sudah melukai dirinya berarti trauma yang amat besar itu kembali." Lisa mejelaskan dengan nafas tersenggal karena isak tangisnya.

"Kau jangan takut Lisa-ya, sebentar lagi. Sebentar lagi Jisoo pasti akan bahagia, aku yakin." Ucap Wendy yang sekarang masuk dan membawa Lisa kepelukannya.

***

Pukul 2 dini hari. Jisoo terbangun, seluruh tubuhnya sakit. Sekarang juga dia dapat merasakan perih ditangan dan kakinya.

Jisoo masih tetap berbaring dikasurnya, ia tak sanggup untuk bangung. Jisoo menatap kosong langit-langit kamarnya.

Suara itu. Suara teriakan Jennie, suara isakan Jennie, dan bayangan Suho menangis membuat dirinya meracau lagi.

"MENJAUHLAH!!!!" Jisoo kembali berteriak, membuat semua penghuni rumah itu berlari menuju kekamar Jisoo.

"Eonnie, kau tenanglah" ucap Lisa yang langsung memeluk Kakaknya itu.

Lisa tau Jisoo banyak sekali mengalami trauma.

Lisa terus memeluk Jisoo, menenangkan gadis itu. Chaeyoung kembali dengan membawa segelas air hangat.

Saat ia menyodorkan air itu pada Jisoo, tapi Jisoo menepisnya. Lalu mengambil paksa dan melemparkan kesembarang arah.

Wendy dan Chaeyoung tentunya terkejut. Tidak dengan Lisa yang terus mengusap kepala Jisoo, mengatakan dirinya ada disini. Disisi Jisoo.

Pemandangan dini hari yang mengejutkan dan menyedihkan untuk Chaeyoung maupun Wendy.

Karena tak sanggup, Chaeyoung memutuskan untuk keluar dari kamar Jisoo dan duduk di ruang tengah sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan.

Kini. Chaeyoung terisak, dia keluarkan semua tangisan yang dari tadi ia tahan. Ia membekap mulutnya sampai ada tubuh yang memeluk dan mengusap dengan lembut punggung Chaeyoung.

"Aku pun baru tau jika Jisoo bisa sampai seperti ini, dan sekarang hanya kita yang mampu jadi menopang Jisoo. Kita harus bisa segera membuat Jisoo kembali bahagia. Tapi tak apa jika kau mengeluarkan air mata mu, aku hanya akan minta untuk sekarang saja. Besok kita harus sama-sama kuat, hm" ucap Wendy yang masih memeluk dan mengusap punggung Chaeyoung dengan lembut.

***

Lisa terdiam, hampir satu jam Kakak nya menangis dan meracau. Tanpa obat apapun, dan hanya usapan lembut Lisa akhirnya Jisoo dapat kembali tertidur.

Lisa tak ingin meninggalkan Kakak nya sendiri, dia masih terduduk disamping Jisoo sambil menyandarkan kepalanya pada ranjang.

Lisa tiba-tiba teringat kejadian beberapa tahun yang lalu, saat Jisoo pertama kali memiliki trauma ini.

Hanya dirinya yang mengurus dan menjaga Jisoo. Lisa terus menerus menelpon dokter pribadinya jika Jisoo mengalami hal aneh, dan bahkan Lisa hampir tidak tertidur selama 3 hari hanya untuk memastikan bahwa Kakaknya tidak apa-apa.

Karena hal itu, Lisa memaksa Ayah nya untuk menerima pekerjaan dirinya. Karena Lisa tidak ingin jauh dari Jisoo.

Tidak dapat dibayangkan jika Lisa benar-benar dipaksa harus ikut dengan Ibu kandungnya, akan seperti apa Wendy mengurus Jisoo. Pasti wanita itu juga akan menderita ketika melihat kondisi Jisoo.

Tapi ada 2 orang lainnya yang Lisa percaya dapat mengatasi Jisoo jika dirinya seperti ini.

2 orang itu adalah Nayeon dan Taeyong. Kedua sahabat sekolah Jisoo mengetahui perihal trauma Jisoo, bahkan dia sempat beberapa kali membantu Lisa menjaga Jisoo dan meminta Lisa untuk istirahat.

Tapi saat ini, karena Kakaknya memilih bersembunyi. Nayeon maupun Taeyong tak ada yang tau perihal Jisoo, jadi mau membantunya pun bagaimana.

Setelah memikirkan banyak hal, Lisa ikut berbaring disamping Jisoo. Tubuhnya ia miringkan menghadap Jisoo, dan memeluk Kakaknya itu dengan erat.

'Semuanya akan baik-baik saja eonnie, aku yakin kau akan bahagia'

________________________________________

Jangan lupa vote nyaa mentemen..
Gomawoyo chingu-deul 😊

Journey of Life || [Complete]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum