Dua Puluh Enam

9 6 0
                                    

"Kau pasti Tracyla, aku Tania." Ujarnya begitu tiba, langkahnya terus berjalan maju ke arah gadis dengan rambut cokelat sepanjang bahu.

"Oh iya, salam kenal." Balasnya sedikit kaku karena terkejut.

"Tania?" tanya Vani.

"Oh hai, Vani." Sapanya hangat.

"Kau yang waktu itu mendaftar OSIS lalu tiba-tiba pindah, kan?" tanya Kevin kali ini.

Tania terkekeh. "Ya, Kak Kevin benar."

"Bagian dari legenda yang hilang?" tanya Lidya.

"Uhm, setahuku, ya." Jawabnya lagi.

"Tidakkah sebaiknya kalian membiarkan mereka beristirahat dulu? Pertanyaan kalian itu bisa disimpan nanti dan dibahas kembali," sahut Ema lembut, memutus rantai pembicaraan mereka yang memiliki potensi bertahan selama lebih dari satu jam.

"Ah ya, benar juga. Kalau begitu, kita akan melanjutkannya besok dengan Kakek Van, Nenek Stef, dan Liz." Ujar Lidya.

Sesudah itu, mereka pun bubar, kembali ke kediaman masing-masing. Para pemuda kembali ke Eric, sedangkan para gadis masih berkumpul di ruang tamu.

"Baiklah, kalian berdua membutuhkan tur singkat tentang rumah ini." Sahut Vani lalu menepuk kedua lututnya dan berdiri.

Vani mulai menjelaskan seluk-beluk rumah tersebut dibantu oleh Ema. Mulai dari tata letak ruangan, sampai keperluan yang mereka butuhkan.

"Apakah rumah sepertimu ada banyak, Ema?" tanya Kayla penasaran.

"Ya, Liz dan Van menyihir semua rumah biasa ini menjadi hidup agar bisa mempermudah para tamu."

"Berbicara soal itu—"

"Akan dibahas besok, tahan saja untuk malam ini. Penjelasannya akan sangat panjang dan memakan waktu lama, kalian beristirahatlah!" potong Lidya yang langsung diangguki oleh Vani dan Cyla.

Kayla dan Tania saling melempar pandangan, lalu akhirnya ikut mengangguk setuju juga.

[]

Tania merenggangkan tubuhnya, suara lembut Ema berhasil membangunkannya dan para penghuni lainnya.

Mereka semua segera bersiap, karena berdasarkan pemberitahuan Ema sebelumnya, mereka harus segera berkumpul di toko Van dan mulai membahas soal rencana lanjutan.

"Sudah siap? Tunggu, di mana Kayla?" tanya Lidya begitu selesai.

Mereka berempat sudah berdiri di depan pintu, hendak keluar, namun minusnya kehadiran Kayla mencegah itu semua.

Suara gaduh terdengar setelah itu, lalu disusul oleh tubuh Kayla yang menempel di lantai. Vani tertawa terbahak-bahak, Cyla berusaha menahan tawa, sedangkan Lidya dan Tania menggeleng pelan sambil tersenyum.

"Lain kali, kau ini jangan terlalu rusuh," tegur Tania sambil membantunya berdiri.

Kayla meringis malu, sakit, dan kesal di saat yang bersamaan. "Kau bisa berjalan, kan?" tanya Lidya kali ini.

Ia mendengus, "Memangnya aku selemah apa, Kak? Sudahlah, ayo kita berangkat saja."

Mereka berempat tertawa geli, lalu mengikuti langkah Kayla yang terus berjalan maju menuju tempat tujuan. Mereka mengisi waktu luang dengan berbincang sebentar, menanyakan kabar dan semacamnya.

Begitu tiba, ternyata kehadiran mereka yang paling ditunggu, karena sisanya sudah duduk melingkari meja semua. Mereka tersenyum malu, kemudian mengambil tempat untuk mengistirahatkan bokong masing-masing.

"Apa yang akan kita bahas kali ini?" tanya Lidya membuka percakapan.

"Soal legenda yang hilang." Jawab Stef sambil menatap Tania.

"Benar, sepertinya ada yang sedikit aneh. Semacam kesalahan besar ... atau mungkin kecil, tergantung bagaimana reaksi kalian," sambung Liz.

"Memangnya ada apa?" tanya Tania penasaran karena hal ini bersangkutan langsung dengan dirinya.

"Legenda ini sudah ada sejak lama, dan akan terulang sebentar lagi. Ada empat penengah yang masing-masing berasal dari dua kubu, lalu dengan satu pemimpin. Sebelumnya, Jevlincrys adalah sebutan bagi para penengah termasuk sang pemimpin."

"Tunggu, maksudmu aku yang menyandang titel sebagai pemimpin bisa saja itu hanya kekeliruan?" tanya Cyla terlihat senang.

"Bisa jadi," jawab Van.

"Kenapa kalian tidak yakin?" tanya Cyla dengan kening mengerut.

"Pasalnya, kau yang paling mirip denganku." Jawab Liz.

"Eh? Jadi selama ini pemimpinnya adalah Liz? Bukan Van?" tanya Vani terkejut.

"Tidak juga, Liz yang menyatukan kami, tapi aku yang selama ini mengarahkan dan merencanakan pergerakannya." Jelas Van.

"Sepertinya kata pemimpin kurang tepat kalau begitu, seharusnya diganti dengan ...."

"Apa?" tanya Kayla penasaran.

"Ketua, pelopor, dan semacamnya. Orang yang pertama mengusung dan yang berhasil mempertahankan adalah yang paling penting. Maksudku, seorang pemimpin juga dibutuhkan tentunya, tapi itu tidak akan berguna jika anggotanya sudah tercerai-berai bukan?" lanjut Reza.

"Ya, aku setuju denganmu." Balas Van dengan senyum simpul.

"Kembali ke topik," ujar Stef.

"Kami berasumsi, Cyla memang ketua dari Jevlincrys, tapi ia bukan seorang pemimpin karena Tania yang lebih sesuai dengan kriteria itu." Imbuh Liz.

"Tapi ... itu artinya kita jadi bersembilan," sahut Samudra.

"Nah, itu dia masalahnya," balas Van kemudian terkekeh pelan.

"Memangnya, kalian belum menemukan letak kekeliruannya di mana?" tanya Kevin penasaran.

"Bagaimana jika salah satu dari mereka ada yang salah? Maksudku, legenda itu keliru menggambarkan soal para anggota penengah," ujar Kayla cemas.

"Legenda itu tidak membuat kekeliruan dalam Jevlincrys. Kalian tentu tahu kan, maksud dari legenda yang hilang?"

"Mereka ditemukan jauh sebelum hal itu benar-benar terjadi, di saat mereka masih ada. Lalu, disebut sebagai yang hilang ketika mereka telah kembali."

Semua orang menatap Tania, hal yang terpancar dari sana menggambarkan perasaan yang berbeda-beda. "Apa? Kenapa?"

"Kau memang legenda yang hilang!" seru Lidya tertahan.

Keningnya lantas mengernyit bingung, "Aku? Bukankah memang begitu? Kenapa harus di—"

"Ya, benar! Kau ada sebelum itu benar-benar terjadi, menghilang, lantas kembali dan menjadi si legenda yang hilang."

"Aduh, sebentar, sebentar, kalian membuatku pusing dan mulai merasa asing dengan kata hilang."

"Tunggu ... jika si legenda yang hilang itu benar-benar ada. Bukankah itu artinya saat Legenda Krushter terjadi, ada satu yang berperan sebagai legenda yang hilang?"

"Pertanyaannya adalah, itu siapa?" Stef bersuara.

[]


Xixixixi, apakah situasi akan merumit atau memanas setelah ini?

Jangan lupa vote, krisar, dan share ke temenmu biar banyak yang mampir ke lapak ini:)

See u:v

FATE OF LIFE (END)Where stories live. Discover now