;Winner III

725 72 12
                                    

"Love is like war. Easy to begin but very hard to stop." - H L Mencken
.
.
.
.
_______________________________

Tsurune (c) Kotoko Ayano & Chinatsu Murimoto

Winner (c) Elsoul59

Pair: Fujiwara Shuu-Takehaya Seiya

Rate: T

Setting Canon Universe yang di buat Alternate Reality

Warn(!): BL, Shounen-ai, bxb, typo(s), plotless, etc.
.

.
.


.
.
.
Bag. 3
.
.
.
Enjoy
________________________________

Fujiwara Shuu sadar betul, Seiya adalah orang yang selama ini selalu membentang ekspektasi besar dalam pikirannya. Dalam angannya. Pun, Fujiwara Shuu juga terlampau sadar dengan kenyataan bahwa Seiya hanya menomor duakan hubungan mereka.

Ia pun sebenarnya merasa benar. Seiya tidak salah. Seiya mengenal Minato jauh sebelum Seiya mengenal dirinya, wajar jika ketika terjadi sesuatu pada Narumiya kecil itu Seiya akan turun tangan langsung.

Wajar jika Seiya lebih memilih Minato daripada dirinya.

Turnamen panahan untuk tingkat sekolah menengah atas tinggal menghitung hari. Rasanya Shuu hanya bisa meringis ngeri ketika membayangkan bertemu Seiya di sana dan mereka masihlah dingin.

Dari awal, Shuu berpikir Minato pasti bisa menyembuhkan sindrom yang dideritanya. Maka Shuu hanya bersikap biasa saja menanggapinya.

Salah. Shuu salah besar.

Tentu saja, semuanya salah. Minato semakin parah hingga meninggalkan olahraga panahan yang sebelumnya sudah di tekan bahwa Narumiya bersurai hitam itu cinta mati pada kyuudo.

Merasa gagal membidik target terus menerus, tidak bisa mendengar suara ketika busur dilepaskan dan membelah udara mencapai target, kekacauan yang parah. Shuu merasa bersalah menganggap itu semua masalah sepele.

Tapi Seiya sadar, itu tidak sepele. Si surai hitam bermanik biru itu bahkan sampai mengikuti Minato ke Kazemai.

Sebenarnya alih-alih pasrah, Shuu cemburu besar pada Minato. Maka ketika mereka memutuskan untuk tidak saling menyapa bahkan melalui media sosial, Shuu memang berubah menjadi tidak peduli.

Namun, ketika iris biru Seiya yang terbingkai kacamata berframe oval bergaya vintage bertemu pandang dengan iris violetnya, Shuu benar-benar runtuh. Penyesalan kembali menyeruak maka ketika mereka duduk bersebelahan menunggu giliran saat perlombaan akan di mulai, ketika suara lembut yang dulu selalu memanggilnya dengan intonasi yang hangat justru membalasnya dengan dingin, ketika titik cantik di bawah mata itu hanya sekedar bisa Shuu perhatikan dari jauhㅡ

Fujiwara Shuu sadar, Seiya benar-benar membencinya.

Shuu menghempaskan dirinya pada sofa dan menutup mata dengan sebelah lengannya. Masih membekas pula amukan Seiya padanya beberapa hari yang lalu.

Akhirnya, Shuu hanya bisa menghela nafas lelah dan berharap semoga Tuhan berbaik hati padanya.

___________________________

Winner [ShuuSei]Where stories live. Discover now