Chapter 1

383 31 0
                                    

Kelas tidak begitu ramai saat ini. Semua murid mungkin tengah pergi ke kantin bersama para sahabat mereka. Berbeda dengan Ann, Tasya, dan Bella. Mereka lebih memilih untuk berdiam di kelas.

Ann memandang kedua sahabatnya yang tengah sibuk menulis sesuatu di secarik kertas. Keduanya terlihat serius sesekali memegang dagu tampak berpikir sebelum kembali menulis dengan bibir terangkat ke atas.

Cewek dengan rambut sebahu itu pun bertanya, "Kalian lagi ngapain? Kayaknya serius banget."

"Gue lagi buat surat cinta," jawab Tasya tanpa melihat ke arah Ann. Cewek dengan rambut diikat kuda itu terlihat mendengkus. Lalu, merobek kertas yang baru ia tulis itu.

"Lo juga, Bell?" Cewek dengan rambut di kepang dua itu mengangguk.

"Buat siapa?" tanya Ann penasaran.

"Buat Kak Asha!" ujar keduanya serempak.

"What?! Kalian suka sama orang yang sama?" Ann sungguh terkejut mendengar pengakuan kedua saha batnya.

"Iya. Lo tenang aja kita bersaing dengan sehat. Gue bakalan terima kok kalau Kak Asha pilih salah satu dari kita," jawab Tasya yang diangguki oleh Bella.

Ann bernapas lega mendengarnya. "Syukurlah. Jangan sampai persahabatan kita hancur hanya karena cowok, oke?" nasihat Ann yang dibalas acungan jempol oleh keduanya.

"Ann, lo suka nulis cerita tuh, lo pasti bisa, kan buat kata-kata? Gue mentok banget nggak bisa mikir. Lo bisa, kan bantu gue?"

Ann menggelengkan kepalanya. Tasya mendekat ke arah sahabatnya. Cewek itu menggenggam tangan Ann. Berusaha untuk membujuk dengan merubah ekpresi wajahnya sememelas mungkin.

"Oke." Tasya memekik girang.

"Gue juga mau, dong!" timbrung Bella. Cewek itu melempar kertas yang baru ia buat.

"Tulis gini aja," usul Ann.

"Hai? Kok singkat banget, Ann?" tanya Bella dengan heran.

Ann mengangguk sebelum berkata, "Iya. Gini aja dulu. Biasanya cowok sukanya yang misterius gitu. Buat dia penasaran terus cari tahu tentang surat ini." Bella dan Tasya mengangguk mengerti.

"Terus jangan kasih coklat. Pasti udah banyak yang kasih." Tasya mengangguk setuju. Ia pernah melihat Rafasha beberapa kali membawa banyak coklat.

"Terus kita harus ngasih apa, Ann?" tanya Bella.

"Makanan buatan sendiri."

"Aha! Kebetulan gue bawa bekal hasil masakan gue sendiri. Gue harap Kak Asha suka," pekik Bella semangat.

"Kalau lo, Tas?" tanya Ann.

"Gue nggak bawa apapun," gumam Tasya dengan suara lemah.

Ann mengambil tasnya, menarik sesuatu di dalam benda tersebut. Lalu, memberikannya pada Tasya.

"Lo bisa ambil punya gue."

"Beneran, Ann? Terus lo mau makan apa kalau bekal lo gue ambil?" tanya Tasya tak enak hati.

"Nggak papa. Gue bisa makan di kantin. Kebetulan gue kangen mie ayam," ujar Ann tersenyum tulus.

"Aaa ... makasih Ann! Lo memang sahabat terbaik gue," ungkap Tasya memeluk sahabatnya dengan erat.

"Gimana kalau gue yang traktir kalian?" Tanpa menunggu jawaban kedua sahabatnya. Tasya menarik mereka menuju kantin.

"Kalian udah buat surat cintanya?" tanya Ann disela mengunyah mie ayamnya.

Keduanya mengangguk. Lalu, memamerkan secarik kertas kecil kepada Ann.

"A? Kenapa nggak T, Tas?" tanya Ann yang disetujui oleh Bella.

WINTERSWEET (Judul Awal Possessive Prince Ice) Where stories live. Discover now