chapter; 51

95 14 75
                                    

happy saturday!🎉

maaf gajadi double update karena author lupa bgt hikss :((

btw, mau update Don't Worry, Darling juga ga nih? xixixi

sebelumnya, jangan lupa vomments ya!😜💗

happy reading luv! Nx










~~~~~

"Jangan bercanda Payno, ini masih pagi. Bahkan kami baru saja datang," Louis menyerobot masuk ke dalam apartment Harry saat Liam mengatakan Harry menghilang sejak pagi buta.

Liam sendiri tidak tahu jam berapa tepatnya Harry meninggalkan apartmentnya. Tapi dugaan Liam, Harry sudah berkeliling kota Paris untuk mencari Naya.

"Demi Tuhan aku tidak berbohong Tommo. Kau bisa cek sendiri seluruh ruangan disini, dia tidak ada.."

"Baiklah aku yakin Harry baru mencari daerah dekat sini saja. Aku akan coba telfon orangku untuk membantu melacak Naya," ucap Louis seraya mendudukan dirinya di sofa ruang tamu Harry.

"Tapi Lou, orangmu masih ada koneksi dengan management. Bagaimana kalau mereka mengadukannya di belakangmu? Itu hanya membuat Naya semakin jauh dari kita," sahut Niall.

Liam dan Louis membenarkan kalimat Niall. Mereka memijit keningnya yang terasa berdenyut karena pusing dengan masalah ini. Sudah bertahun-tahun lamanya tapi tidak pernah selesai.

"Lalu apa yang harus kita lakukan?" tanya Louis pasrah.

"Haruskah kita meminta bantuan Zayn? Hanya ia yang tidak memiliki koneksi dengan management." Niall tahu, idenya bukanlah ide yang baik. Mengingat apa yang terjadi di antara mereka berempat dengan Zayn.

"No no no. Bad idea" sahut Louis cepat. "Jangan bodoh Neil,"

"Tapi kurasa Niall benar, dan menurutku idenya bisa dipertimbangkan" Liam memberikan pendapatnya.

"Aku tidak sudi meminta bantuan pada orang egois Payno. Lagipula ia mana peduli dengan masalah Naya, dengan kita saja ia tidak peduli."

"Lou..."

"Apa Niall? Kenyataannya memang seperti itukan? Ia tidak peduli dengan kita. Karena kalau peduli ia tidak akan meninggalkan kita berempat." Ucap Louis sarkas mengakhiri percakapan. Sedangkan Liam dan Niall memilih bungkam daripada berdebat.

Mereka berdua tahu, Louis masih memiliki rasa kesal dengan Zayn karena ketika ibunya meninggal, Zayn sama sekali tidak datang memberi support untuknya. Padahal mendiang Johannah berharap Louis dan Zayn bisa kembali akrab setelah ada percekcokan di antara mereka.

Terlalu banyak rasa kecewa yang dirasakan Louis terhadap Zayn. Itu sebabnya Louis sensitif sekali ketika ada yang menyebut nama Zayn di hadapannya. Termasuk tiga sahabatnya ini.

Tell me you believe in love
It's not an illusion

Dering dari ponsel Liam memecah keheningan di antara tiga sahabat itu. Liam segera mengambil ponselnya di atas meja makan. Menunjukan layar ponselnya ke depan wajah Niall dan Louis karena nama Harry terpampang jelas disana.

what if...?Where stories live. Discover now