Biru bagian tiga💙

2.5K 208 10
                                    

Bian menarik rambut Shea kuat membuat Shea mendongak dengan kepala yang bedenyut akibat tarikan Bian, tubuh mereka pun saling menempel. Shea masih menangis dengan pipi yang memerah bekas tamparan Bian dan memejamkan matanya takut menatap manik Bian yang selalu tajam.

"Kenapa Aska bisa dekrt sama lo?! Sejak kapan, hah?!" Bisik Bian dengan menahan amarahnya.

Shea menangis dan masih memejamkan matanya, "Aku gak deket sama Aska, Bi." Ucap Shea dengan lirih.

Bian semakin mengeraskan rahangnya. "Jangan bohong, anjing!!" Pekik Bian. "Kalau lo gak deket sama Aska, Aska nggak mungkin sampai nolongin lo lepas dari gue! Lo mau bohong apa lagi, hah?! Oh, atau jangan-jangan lo goda Aska sama tubuh lo?!"

"Aku nggak goda Aska sama sekali, Bi. Aku gak bohong." Ucap Shea masih menangis dan dirinya tidak mungkin melakukan hal rendah seperti itu.

"Kalau lo gak goda Aska, Aska gak mungkin ganggu lo, bangsat!! Lo itu milik gue, mainan gue!" Pekik Bian membuat Shea semakin menangis.

"Maafin aku, Bi." Cicit Shea gemetar.

Bian mendorong Shea kasar hingga Shea tersungkur kelatar yang terbuat dari semen. Shea langsung berdiri dan mengusap pipinya sambil menunduk, masih ada rasa perih dipipinya yang habis ditampar Bian.

Bian mengusap wajahnya kasar, entah kenapa hatinya membara melihat mainannya disentuh pria lain, termasuk sahabatnya sendiri. Dirinya merasakan yang tidak bisa dia diprediksikan pada dirinya sendiri saat melihat Shea menangis. Didalam lubuk hatinya melihat Shea menangis membuatnya frustasi.

"Udahlah! Gue laper. Lo cepet ganti baju lo dan langsung ke kantin gue tunggu." Ucap Bian ketus seolah tidak terjadi apa-apa.

She mengangguk cepat. "Iya Bi."

"Jangan lama-lama!!" Sarkas Bian langsung pergi meninggalkan Shea.













***













"Lo lama banget sih!!" Sentak Bian sambil menggebrak mejanya melihat Shea yang baru saja datang dan sudah berganti.

"Maaf Bi." Cicit Shea menunduk dan bediri disamping Bian yang duduk.

Shea duduk didepan Bian lalu menyodorkan kotak bekal berwarna biru pada Bian.

Bian menerimanya dan membuka kotak itu yang berisikan 2 sandwich roti yang berisi telor ceplok, sosis, selada, saus pedas, dan keju. Itu langsung dimakan Bian.

"Bentar, Bi. Aku mau beliin minum dulu." Ucap Shea mendapat deheman dari Bian yang fokus dengan sandwich nya.

Tanpa mau Bian menunggu lagi, Shea langsung beranjak untuk membelikan Bian jus alpukat pada ibu kantin dengan uang yang diberikan Bian tadi. Shea melihat antrian lumayan banyak.

Shea selalu membawa bekal untuk Bian makan saat istirahat. Bukan Shea yang membawakan Bian bekal dengan alasan menyukai Bian, tapi Bian sendiri yang menyuruhnya selalu membawakan bekal untuknya, enatah kenapa Shea tidak tau. Padahal makanan dikantin jauh lebih enak dari bekalnya.

"Disuruh den Bian lagi nduk?" Tanya ibu kantin menatap Shea prihatin.

Shea mengangguk tersenyum simpul, "Iya Bu."

Ibu kantin pun menghela nafasnya lalu memberikan gelas yang berisikan jus alpukat dan juga botol air mineral pada Shea, Shea menerimanya dan membayar semuanya.

"Seng sabar yo nduk." Ucap Ibu kantin selalu memberikan pengertian pada Shea. Shea hanya tersenyum simpul untuk menanggapinya, lalu kembali lagi pada meja Bian.

BIRUWhere stories live. Discover now