🍂 Part 29 • Selamat tinggal Rara

39 11 3
                                    

Sepintar-pintarnya kebenaran  disembunyikan, pasti akan terungkap di kemudian hari. Dan tak bisa dihindari untuk diketahui.

🍂

Asher menepuk bahu Hera, seketika Hera sadar akan lamunannya.

"Ra, kamu baik-baik aja, 'kan?" tanya Asher memastikan.

"Gue gak apa-apa ... aaaghhrr!" Saat ingin menjawab pertanyaan Asher, tiba-tiba sekelebat memori muncul di pikirannya. Hera menyentuh kepalanya, dia memejamkan mata menahan rasa sakit yang ia rasakan. Kalian tahu apa yang terjadi? Asher mencoba untuk membantu Hera, melalui tepukan telapak tangannya di punggung Hera, dirinya memberi clue agar Hera bisa sedikit paham akan sosok tak nyata itu.

Hera mendapat memori sepasang sayap, indah, dan menakjubkan. Namun sayangnya itu hanya sekilas. Kemudian memori itu berganti, kini menunjukkan saat-saat di mana dirinya berada di atas jembatan, ya, dirinya sangat ingat, di situlah dirinya mencoba untuk bunuh diri. Dan sosok itulah yang datang menyelamatkannya.

Memori berganti lagi, pada waktu dirinya sedang melakukan misi-misi yang ia dapat. Ternyata sosok bersayap itu juga ada di sana saat ia melakukannya. Seperti sedang memantau.

Saat dirinya bertemu dengan preman, sosok itu mendarat dengan sayapnya dan menolongnya.

Lalu memori itu kembali ketika dirinya dan keluarganya mengalami kecelakaan. Sosok itu juga yang menyelamatkannya. Setetes cairan bening keluar dari sudut matanya. Perlahan mata Hera terbuka, ia memandang Asher dengan tatapan kosong.

"Sher, apa itu tadi?" Hera bertanya, masih dalam keadaan cairan bening yang tak kunjung berhenti mengalir di pipinya. Entah mengapa Hera menangis dengan sendirinya.

"Apa Ra? Aku tidak tau," jawab Asher seadanya.

"Memori ... semua memori itu tiba-tiba membuncah di ingatan gue, di pikiran gue, dan apa maksud semua ini. Apa sosok tak nyata itu akan memberitahukan jawaban teka-teki dalam waktu dekat?" tanya Hera, entah itu pertanyaan diajukan untuk siapa. Tapi yang pasti hanya Asher yang berada di sana. Ada rasa keganjilan di benak Hera, bagaimana bisa sosok itu yang menyelamatkannya. Bukannya di malam itu hanya ada Asher, dan Asher sendiri mengaku bahwa dirinya lah yang menyelamatkannya.

"Sher, kayaknya gue--gue rasa, rasa penasaran gue menjadi rasa nyaman. Entah mengapa saat dekat dengan lo perasaan gue mengatakan lo sosok itu, dan lo membuat gue nyaman." Asher diam menatap Hera sendu.

"Tau gak sih Sher, sosok itu sangat berarti bagi gue. Sosok itu yang selalu ada buat gue. Sosok itu telah berhasil mengajarkan arti kehidupan ke dalam diri gue dan walau pun gue gak tau siapa sosok itu, tapi sosok tak nyata itu sudah berhasil mengambil hati gue. Apakah boleh gue suka sama sosok yang belum tentu adanya itu?" tanyanya kepada Asher.Asher ingin sekali mengatakannya tapi waktunya belum pas. Asher takut, Asher takut kehilangan Hera. Dan yang ditakut-takutkan Asher terjadi, bahwa Hera membalas perasaannya. Dan waktu di antara mereka semakin berkurang.

Cepat atau lambat Hera harus tahu kebenarannya. Hari ini adalah hari terakhir dirinya bersama Hera, Hera sudah menyelesaikan semua misi-misinya, dan begitupun dengan dirinya sendiri. Tugasnya sudah selesai dan harus pulang ke negerinya. Negeri Arina sudah menunggu kepulangannya, dan dia harus memanfaatkan hari ini dengan sebaik-baiknya.

"Ra ikut aku yuk!" ajak Asher kepada Hera.

Hera menghapus sisa air matanya dan bersuara. "Ke mana?"

"Ikut aja, nanti tau kok. Tapi harus tutup mata." Asher menutup mata Hera dengan kain berwarna putih memanjang.

🍂

The Angel Puzzle Of Life [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang