1-3 Boys versus Girls

19 1 9
                                    


1-3 Boys versus Girls

Anak-anak di kelas Makoto seolah terbagi menjadi dua kubu. Kubu anak laki-laki dan kubu anak perempuan. Kedua kubu ini sering bertengkar karena hal-hal sepele seperti hak untuk menggunakan lapangan basket, hak monopoli area taman bermain, sampai giliran piket di kelas. Mereka juga kerap mencari kesempatan sesepele apa pun untuk saling mengejek. Biasanya bermula dari masalah perseorangan, tapi akhirnya masalah meluas jadi "perang antarkubu". Misal, waktu Chizuru, cewek juara kelas itu salah mengerjakan soal matematika di papan tulis.

Ketika anak itu berjalan kembali ke bangkunya dengan bahu lunglai, Kenji dengan lancang mencibir, "Wah, akhirnya kamu gabung ke geng otak udang juga, ya?"

Kenji tampaknya masih dendam karena Chizuru menghardiknya dengan sebutan "otak udang" waktu tadi pagi Kenji memaksa meminjam buku PR Matematikanya. Yeah... "meminjam". Penghalusan yang tak perlu untuk kata "mencontek".

Chizuru hanya memandang Kenji tanpa ekspresi sebelum akhirnya menyambar pensil mekanik Kenji dan menusukkan ujungnya ke dahi Kenji. Untung saja itu pensil mekanik. Ujungnya sudah pasti patah sebelum bisa melukai Kenji terlalu parah. Tak bisa dibayangkan kalau Kenji membawa pensil rautan hari itu.

Kubu anak perempuan jelas membela Chizuru. "Chizuru nggak akan melakukannya kalau Kenji nggak cari gara-gara duluan!"

Kubu anak laki-laki jelas mendukung Kenji, "Mengerikan! Yang jelas yang menyerang fisik duluan, itu yang salah!"

Masalah itu dengan cepat diselesaikan di ruang guru ketika wali kelas Makoto memutuskan untuk turun tangan. Kenji dan Chizuru diceramahi panjang-lebar sampai akhirnya terpaksa bersalaman dengan wajah masam. Tapi bagi dua kubu di kelas Makoto, masalahnya justru baru dimulai.

***

"Kenapa kamu cari gara-gara sama Chizuru, sih?!" keluh Makoto saat menemani Kenji di Ruang Kesehatan. Bagaimana pun Kenji adalah temannya sejak kecil. Ayah Kenji sudah bekerja di kapal nelayan milik ayah Makoto bahkan sejak keduanya belum lahir.

"Cewek itu sok! Aku nggak mengerjakan PR bukan karena malas. Semalam aku merawat adikku yang mendadak sakit waktu orangtuaku sedang menjenguk nenek di Yaeyama. Tapi dia malah mengataiku otak udang!" Kenji bersungut-sungut sambil mengelus plester penutup luka di dahinya.

"Lain kali pinjam PR matematiku aja, deh!" dengus Makoto sambil mendorong kepala temannya.

"Memangnya kamu bisa matematika?"

"Nggak juga, sih. Tapi daripada masalahnya jadi sekacau ini, kan?" Makoto bersedekap dengan sikap defensif.

"Yang lebih penting dari itu..." Kenji menunjuknya, "sekarang kamu ada di kubu mana?"

"Haduh! Kamu bodoh, ya?! Dari dulu aku kan nonblok!" sergah Makoto. Dia paling malas dengan pembagian pakta gender yang konyol di kelasnya.

"Apa itu?" tanya Kenji dengan wajah bengong.

"Yang begini ini yang bikin Chizuru ngatain kamu 'otak udang'!" Makoto menggeleng-gelengkan kepalanya frustrasi.

"Sialan! Kok kamu juga ngatain?"

"Bukan aku kan yang bilang begitu. Chizuru tuh!" elak Makoto.

Yasu mendadak merangkul leher Makoto, "Karena Makoto sekarang sedang di sini bersama kita, sudah jelas kalau dia ada di pihak kita, kan?"

"Jangan peluk-peluk! Kamu bau!" Makoto mendorong Yasu kasar.

Semua anak laki-laki di bilik Ruang Kesehatan sekolah itu tertawa terbahak-bahak. Untung saja saat itu tidak ada dokter jaga yang pasti akan menceramahi mereka. Juga tak ada anak lain yang beristirahat di sana selain Kenji.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Harukaze no Sekai (The World of Harukaze) - First Trial - RAWS CommunityWhere stories live. Discover now