Day 2 (part 2)

101 15 1
                                    

Peringatan

Mengandung kata kasar, kebodohan, keanehan, bersifat merendahkan dan OOC.

Pembaca diharapkan bijak dalam menyikapi dan tolong jangan bangun siang kalo gamau telat.

Ace & Deuce

Terlambat

-------------------------------------------------------

Beberapa jam sebelum pertikaian di lab kimia

"Duh, telat lagi!! "

Disana, pemuda itu berlari setelah turun dari angkot. Gerbang tertutup tepat di depan matanya

"Tunggu Pak! Pak Budi! Biarin saya masuk, Pak! "

Memelas, ia membujuk satpam. Namun tak di gubris

"Boleh ya, Pak. Tolong lah, Pak.. Saya cuma terlambat semenit dikit kok! "

"Saya disuruh Pak Mulyadi mengumpulkan siswa yang terlambat di depan gerbang. "

Tsk! Urusan sama Pak Mulyadi pula...

Pasrah, ia hanya menunggu di depan gerbang bersama beberapa siswa lain yang bernasib sama.


"Kan! Abang sih! Udah dibilang suruh ngebut gamau, lambat kan jadinya! "

"Kau yang bangun siang, aku yang disalahkan. Liat aja besok, ga kuantar kau ke sekolah. Tunggu kau. "

Suara perdebatan terdengar di lingkungan depan sekolah yang sepi. Nampaknya satu orang lagi terlambat.

"Ah, udahlah! Sekolah dulu, Bang! "

"Hati-hati! Kalo di hukum jangan kabur, kubilangin Mamak kau bolos les kemaren. "

"Iya, iya! Udah sana, pergi kerja! "

Setelah pergi dengan membawa motor matic, pemuda bersurai senja turut bergabung dengan siswa lainnya. Melihat sosok pemuda berambut navy ia melongo,

"Lah, Dimas? "

"Arief? "

"Lu telat? Tumben. Katanya mau jadi Student of The Year. "

"Ga gitu ya, gua abis bantuin Bunda jualan bubur ayam tadi pagi. Gua kira hari minggu makanya gua santai aja. Taunya hari sa'btu. "

"Anjir, kirain lu mau ikutan Yudha, hobi telat. "

"Yudha mah enak, anak kepsek. Terserah bapak dia mau di keluarin apa kaga. Kalo kaya kita gini mah, beasiswanya bisa dicabut, kan bahaya. "

"Iya juga sih. "

Mereka jongkok di depan gerbang bersisian. Menikmati terik matahari pagi yang menurut Yudha, kawan baru mereka itu, menyilaukan.

Padahal mah gara-gara kacamatanya..

"Btw gua baru tau Bunda jualan bubur. "

"Makanya kalo ke rumah tuh jangan cuma ngajak nongkrong. Mampir kek, beli dagangan Bunda. "

"Gampang, besok gua sambangin langsung ke rumah. "

"Tenang aja, bubur ayam buatan Bunda di jamin enak dah! Apalagi kalo di tabur kacang. "

Arief menatap Dimas horor,

"Serius lu? Mana ada bubur pake kacang enak! "

"Sembarangan! Elu aja yang ga pernah makan makanya gatau! "

School DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang