Day 5

94 12 2
                                    

Peringatan

Mengandung kata kasar, kebodohan, keanehan, bersifat merendahkan dan OOC.

Pembaca diharap bijak dalam menyikapi dan tolong jangan menyalahgunakan kertas coretan.

Yuu

Ulangan

-------------------------------------------------------

Menatap keluar jendela, embun menghias kaca. Yudha duduk sendiri di pojokan, derita pemilik nama berawalan abjad Y.

"Selamat pagi semua. "

"Pagi, Pak...! "

"Silahkan oper lembar jawaban kerja ke belakang sambil mengisi absen. "

Menerima operan lembar jawaban dengan malas, Yudha menandatangani asal kolom absennya.

Mreeooow!

Suara Liam, kucing anggora yang naik pangkat jadi penunggu sekolah menyadarkan Yudha siapa pengawas hari ini. Karena Liam juga peliharaan...

"Yudha, saya harap kamu tidak membuat masalah saat ujian berlangsung. "

"Hehe, siap Pak Mulyadi! Saya ga bakal berisik kok. "

"Berisik saja tidak cukup. Saya mau kamu mengisi lembar jawabanmu, jangan di kosongkan lagi seperti kemarin. "

Yudha tertawa canggung. Sebenarnya ia tidak berharap Pak Mulyadi mengawas ujian dua kali di ruangannya.

Apalagi setelah ketahuan dengan sengaja mengosongkan lembar jawaban fisika, membuat semua orang  terheran-heran. Terutama kakak kelas yang satu ruangan.

"Waktu kalian 90 menit. Dimulai dari sekarang. "

Suara pena menari di atas kertas, penghapus digosok kasar, peraut dan penggaris yang dioper kesana kemari.

Yudha mengamati, tak peduli sama sekali dengan 30 soal yang belum diselesaikan. Karena, Yudha tak mengerti. Ia merasa otak yang tersisa beberapa butir itu tak cocok untuk eksakta.

Dengan begitu ia melipat kertas buram yang semestinya diisi rumus menjadi dua. Lalu dipotong dengan penggaris.

"Ahem! Pak Mulyadi. "

Yudha mengangkat tangan, membuat fokus sebagian besar peserta buyar dan menatap sinis dirinya.

"Apalagi, Yudha? "

"Anu, ini, boleh saya buka jendelanya? "

Menunjuk dengan pulpen, Pak Mulyadi menatap Yudha dengan kening berkerut.

"Buat apa? Di luar hujan. "

"Oh, justru itu, Pak. Biar otak saya ga kebakaran. Kan kalo kena air apinya padam, Pak. Jadi tinggal asep doang. "

Jawaban asal Yudha membuat bahu beberapa peserta bergetar menahan tawa. Kebanyakan dari mereka adalah teman sekelasnya.

Para kakak kelas menatap Yudha aneh. Seakan kehadirannya di bangku paling belakang itu bagaikan badut salah kostum.

School DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang