Day 3

103 12 3
                                    

Peringatan

Mengandung kata kasar, kebodohan, keanehan, bersifat merendahkan dan OOC.

Pembaca diharap bijak dalam menyikapi dan jangan lupa hati-hati kalo milih teman gibah.

Epel & Yuu

Olahraga

-------------------------------------------------------

Sorak-sorai memenuhi udara. Jam pelajaran olahraga memang selalu menjadi bintang di hati para siswa. Apalagi kalau siswanya laki-laki.

"Oper! Woi! Oper! "

"Sebelah kau kosong itu! "

Lapangan kali ini di isi oleh siswa kelas 1-A dan 1-B. Ya, jadwal pelajaran mereka bersamaan. Dan itu juga yang menyebabkan keributan di tepi lapangan, apalagi di bawah pohon rambutan yang rindang.

"Woi, Dimas! Oper! Arief kosong itu! Haiissh! Kek mana sih kalian main?!"

"Yudha semangat banget ya.. Kenapa ga gabung aja? "

"Ah, males gua. Paling ntar kalo goal di embel-embelin "Kin dii inik kipsik!" lagi. "

"I, iya juga sih.. "

Yudha bersandar pada batang pohon mengambil tempat di sambil pemuda bersurai lavender.

"Lu sendiri gimana? "

"Maksudnya? "

"Eka kenapa ga ikutan main? Bukannya lu anak futsal ya? "

Eka terlihat canggung, wajar. Duduk di samping anak kepala sekolah atau lebih tepat jika disebut pembuat masalah membuat siapa saja ragu untuk terlibat lebih jauh.

Entah tak ingin membahayakan kehidupan sekolahnya, atau sekedar menuruti perintah.

"Itu, ga di bolehin sama Kak Kevin. "

"Hah? Serius? "

"Iya, katanya nanti luka-luka. "

"Kevin... yang kelas 3-C itu bukan? Yang waketos 1? Ketua teater juga? "

"Iya, kok Yudha bisa tau? "

"Ah, gampang soal itu mah, tiap rapat juga ketemu. Lagian anak eskul jurnalis semua pada pengen ngewawancara dia. Kalo gua mah ogah. "

"Loh, kenapa? "

"Judes mulu. Gua tau kok orangnya baik. Tapi komentarnya itu loh..! "Yudha, rambutmu berantakan!" "Yudha mukamu kucel amat!" "Yudha kamu telat!" okelah yang terakhir emang gua salah. Tapi nyampe ke penampilan gua.. Kayanya kalo dia liat foto gua jaman SMP bisa pingsan kali ya, saking urakannya. "

Eka tertawa kecil mendengar Yudha mengeluh. Pasalnya, ia juga sama seperti Yudha. Tidak suka di atur, tidak suka di kekang. Sama-sama ingin bebas.

"Eh, tapi Kak Kevin siapanya elu sampe ngelarang-larang? "

"Sepupu. "

"Hah!? "

"Iya, Kak Kevin itu sepupuku. Eka bisa sekolah disini juga dibantuin sama bapaknya Kak Kevin. Sebelumnya Eka tinggal sama nenek di Malang. "

Mampus! Barusan yang gua gibahin kakaknya anjir!!

"Sori ya, omongan gua soal kakak sepupu lu. Plis jangan lapor dia, ntar gua disemprot lagi pake parfumnya yang harga 700k itu. "

School DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang