Day 4

110 13 2
                                    

Peringatan

Mengandung kata kasar, kebodohan, keanehan, bersifat merendahkan dan OOC.

Pembaca diharap bijak dalam menyikapi dan jangan lupa sedia payung sebelum hujan.

Malleus & Yuu

Pulang Bareng

-------------------------------------------------------

Mendung, sejak pagi langit terlihat murung. Begitu juga dengan wajah Yudha.

Tak mengapa, hanya hari-hari biasa. Ia masih suka terlambat ke sekolah dan mencuri mangga. Namun kabar yang ia terima di pagi buta mengubah seluruh iramanya.

Sang Nenek tersayang jatuh sakit.  Dan bapak, yang tak lain adalah Pak Sahdi harus pulang menjenguk.

Oh, tentu dengan watak keras kepala Yudha memaksa ikut. Namun tahu bila dituruti mungkin Yudha tak ingin kembali, dengan berat hati Pak Sahdi harus menolak. Meninggalkan Yudha sendirian di rumah besar itu dalam keheningan.

Dan disinilah Yudha berdiri, berteduh dari hujan yang tiba-tiba mampir. Di halte terpencil yang jarang di lewati bus, Yudha membiarkan pikirannya mengalir bersama air langit datang yang memeluk bumi.

"Yudha? "

Tenggelam dalam lamunan, Yudha tak menyadari kehadiran sosok lain, seseorang yang beberapa hari kebelakang ia hindari.

"Kak Malik? "

Mengambil tempat duduk cukup jauh, mereka sama-sama berteduh. Melihat seragam dan rambut Malik yang basah, Yudha menyodorkan jaketnya.

"Kakak pake aja. Basah gitu nanti masuk angin. "

"Kalau saya pake nanti malah kamu yang kedinginan. "

"Saya gapapa kok, pake aja. "

Mengambil jaket parka hitam, Malik terkejut karena ternyata jaket itu pas meski agak sempit untuk dia yang dua kali lipat ukuran tubuh Yudha.

"Jaket kamu ternyata besar juga ya. "

"Itu punya Mama. Tapi gapapa, pake aja. "

Hening, Yudha mengangkat kakinya ke atas bangku dan bersandar di dinding halte. Memeluk tas dan lututnya.

Hujan yang kian deras membuat Malik melakukan hal yang sama dalam posisi bersila. Semata-mata untuk menghindari jatuhnya korban berupa kaus kaki dan sepatu basah.

Kini, mereka duduk saling berhadapan. Tanpa percakapan apapun. Hanya suara hujan yang mengisi, dan tatapan Malik juga belum terlepas dari Yudha.

"Kenapa, Kak? Kalo ada yang mau disampaikan, bilang aja, gapapa. "

"Engga, saya perhatikan kamu menghindari saya terus sejak beberapa hari yang lalu. "

"Hah? Ngga- "

"Apa kamu sebenci itu sama saya? "

Yudha diam, ia membuang pandang.

"Apa karena saya seenaknya milih kamu buat jadi ketua sekbid? Atau karena saya sering minta tolong kamu saat kegiatan eskul? "

School DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang