Happy Reading
Icha terbelalak kaget saat mendengar berita tentang Rahel dan kedua dayangnya. "Wah, serius? Jadi si Rahel beneran jalang? Dengar-dengar gara-gara itu dia langsung dikeluarin dari sekolah, sekalian sama dayang-dayangnya," ucapnya dengan nada tak percaya.
Ara, yang duduk di sebelah Jiji, ikut penasaran. "By the way, lo dapet videonya dari mana, Ji?" tanyanya sambil menatap Jiji yang sedang lahap menyantap siomay favoritnya.
Jiji, tanpa mengalihkan perhatian dari siomaynya, menjawab, "Gue yang ngevideoin sendiri."
"Lah, kok bisa? Mukanya juga dapet jelas gitu?" tanya Ara yang semakin bingung.
Jiji mulai bercerita panjang lebar, "Jadi kemarin, Brian nyuruh gue jemput El dari klub, dia mabuk berat. Pas que lagi nganter El pulang, eh, gue liat Rahel lagi main sama beberapa orang. Gue tanya ke Brian, dan ternyata dia kerja di tempat Brian sebagai wanita malam. Brian sebenernya udah nolak, tapi Rahel tetap maksa. Brian udah kasih peringatan, nggak mau tanggung jawab kalo ada masalah. Kebetulan, gue pakai jam tangan yang gue rancang sendiri, yang bisa kirim nyamuk mini buat ngintai. Jadi ya, semua aktivitas mereka gue rekam."
Resty yang mendengar penjelasan itu kagum, "Wah, lo pinter banget, Ji!" ucapnya memuji.
Jiji menyeringai bangga. "Iya dong, gue ini bukan cuma leader mafia, tapi juga pemegang gelar S3, masa goblok," jawabnya sambil tertawa kecil.
Reva hanya bisa menatap heran, "Semerdeka lo Ja deh jii" katanya sambil menggelengkan kepala.
Namun suasana berubah tegang saat tiba-tiba ponsel Jiji berdering. Jiji langsung mengangkat telepon itu.
"Halo?"
"Queen, gawat. Antares sedang menuju ke sekolah lo dengan pasukan sekitar 300 orang," suara di seberang terdengar panik.
"Kenapa tuh orang ke sini?" tanya Jiji tanpa emosi.
"Kabarnya, mereka ingin balas dendam karena lo bikin anak buah mereka masuk rumah sakit," jelas suara itu lagi.
"Oh, gue ngerti. Kirim 50 orang pasukan dengan senjata berkualitas. Cepat," perintah Jiji.
"Baik, Queen," balasnya sebelum panggilan berakhir.
Jiji berdiri dari kursinya dan memberi perintah tegas ke teman-temannya, "Kita ke ruangan gue sekarang."
Ara langsung bertanya, "Ada apa, Ji?"
"Nanti gue jelasin," jawab Jiji sambil mencari nomor Evan di ponselnya. Ia segera menelepon Evan dan memberi instruksi serupa.
Setelah sampai di ruangan di lantai lima, Jiji segera menyiapkan senjata untuk dirinya dan teman-temannya. Tak lama, Evan tiba bersama beberapa orang lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEEN : ANTARES [END]
Teen Fiction[BUDAYAKAN FOLLOW DULU SEBELUM BACA YA GUYS] Jikhan, yang akrab dipanggil Jiji, adalah gadis berusia 18 tahun dengan kehidupan yang luar biasa dan penuh rahasia. Di usia yang masih sangat muda, Jiji sudah memimpin perusahaan nomor satu di dunia dan...