AMERTA 25

46.5K 8.7K 536
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.
.

Pagi ini Renjana diperbolehkan pulang dari pihak rumah sakit, meski Depresi yang Renjana alami masih seperti sebelumnya. Pria itu hanya diam dan tak me-ngatakan kalimat apapun pada orang lain. Pria itu harus menggunakan kursi roda untuk bisa sampai di kamar barunya. Chandresh memberikan sebuah kamar tamu yang ada di lantai bawah untuk Renjana tempati semen-tara waktu.

"Eh, beban udah pulang!" Suara Ririn terdengar begitu jelas ketika Chandresh membawa Renjana masuk, tak ada reaksi yang Renjana berikan untuk sang ibu. Ia hanya diam dengan tatapan kosongnya.

"Diam kamu, Ririn!" Chandresh bersuara dengan tegas agar Ririn tak memulai permasalahan dengan Renjana kembali. Mendengar bentakan yang Chandresh ucapkan membuat emosi Ririn tersulut. Dengan segera Chandresh memasukkan Renjana ke dalam kamar tamu terlebih dahulu sebelum ia menanggapi istrinya yang emosional.

"Saya udah peringatin kamu untuk diam, Ririn!" ucap Chandresh tegas setelah keluar dari kamar tamu dan menghampiri Ririn yang masih berdiri dari sofa yang sempat ia duduki tadi.

"Kamu, kok, jadi belain dia? Inget siapa yang bunuh Reina?" balas Ririn dengan emosi mencoba membalikkan perasaan Chandresh agar seperti sebelum-nya.

"Lagian kalo mama terus nyalahin Renjana, emang Reina bakal hidup lagi? Enggak, kan?" Suara Raksa terdengar dari tangga membuat kedua orang tuanya sontak menatap Raksa yang turun dengan dua koper besar di kedua tangannya.

"Lupain, Ma! Semakin Mama ngungkit ini, se-makin hancur keluarga ini!" Ucapan Raksa membuat Ririn berdecak sinis ketika Raksa mulai memihak pada ayahnya.

Raksa mengintip sang adik sebentar sebelum dirinya kembali menghadap kedua orang tuanya.

"Raksa pamit mau balik ke ke China," ucap Raksa sebelum dirinya keluar begitu saja dari rumah besar yang ia tinggali.

"Inget, Ririn! Jika kamu macam-macam, saya akan ceraikan kamu!" ucap Chandresh sebelum ia meninggal-kan Ririn dan pergi untuk kembali mengurus pekerjaan yang sempat ia tinggal.

Hal ini membuat Ririn emosi dengan apa yang ia terima hari itu, membuatnya pergi menghampiri kamar di mana di dalamnya terdapat Renjana yang ayesagah beristirahat.

Brak!

Ririn membanting pintu kamar tersebut dan menghampiri Renjana yang tidur terlentang. Dengan
kasar Ririn menarik lengan Renjana dan menghempaskan tubuh mungil itu ke lantai. Ririn menarik surai hitam Renjana ke belakang dengan ganas hingga membuat Renjana merintih kesakitan.

Ririn lalu menarik Renjana keluar dari kamar dan menyeretnya keluar dari rumah.

"Pergi kamu dari rumah ini! Kalo saya gak bisa tinggal di sini lagi, maka kamu juga gak bisa tinggal di sini!" ucap Ririn memerintah Renjana untuk pergi dari rumahnya sendiri, sedangkan seharusnya ia yang paling berhak untuk tinggal di rumah itu.

[ √  ] AMERTA ¦ Ft Huang RenjunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang