Let's Go See The Stars

34 1 0
                                    

BGM:
JukJae - Let's Go See The Stars
Hwang Minhyun - Universe

Bagas geleng-geleng kepala saat Rama tidak mengizinkannya masuk ke dalam kamar karena Rama sedang melakukan pembersihan besar-besaran. Sambi berdecak, Bagas melangkah menuju kamar yang selalu menjadi tujuannya saat ia diusir Rama. Tidak lain dan tidak bukan adalah kamar Satrio dan Acid.

"Yaelah lo lagi, lo lagi, Wan. Kenape sik?"Acid berkata sambil setengah tersentak.

"Kenapa kaget gitu lu? Lagi nonton bokep?"tembak Bagas sambil melempar tasnya sembarang, lalu merebahkan diri di sebelah Acid.

"Ngaco. Gua lagi bantuin Rani milih sepatu!"sergah Acid. "Diusir lagi lu, sama Raden?"

Bagas mengangguk-angguk. "Gara-gara gua abis main gaple sama Krucils, terus ga gua beresin. Murka deh dia."

"Yeh, itumah elu namanya bangunin singa tidur. Besok-besok kalo beli nasi padang, lauknya otak, biar pinter."

"Gua sukanya ayam pop."

"Gak nanya lu sukanya apa, Wan, sumpah."Acid merasa menyesal sudah memulai pembicaraan dengan Bagas.

Bagas merasa menang melihat Acid yang keki, tertawa sambil menyenggol-nyenggol lengan Acid agar laki-laki itu merasa terganggu. Acid merasa jengah dengan kehadiran Bagas, memutuskan untuk pergi ke luar kamar.

Senyum kemenangan terpampang lebar di bibir Bagas, akhirnya tujuannya untuk mendapatkan kasur utuh untuk rebahan tercapai juga.

Acid membuka pintu kamar, dan mendapati Rama di depan kamarnya dengan tangan dikepal seperti hendak mengetuk pintu.

"Lah, Ram? Udah kelar beres-beresnya?"tanya Acid heran, karena Rama biasanya akan langsung bersarang di kamarnya jika kamar itu sudah bersih.

Alih-alih menjawab, Rama tersenyum seraya bertanya, "Mau gue gantiin piket gak hari Sabtu?"

Mendengar pertanyaan Rama, Bagas buru-buru bangkit dan menghampiri Rama. "GUA MAU RAM SUMPAH."

Acid langsung menoyor Bagas. "Bukan elu, yang ditanya, Kisut."Acid lalu kembali menghadap Rama. "Gua mau bantuin apapun itu kalo lu yang minta sih, Ram, sebenernya. Tapi ya kalo mau gantiin gue piket, ya gue dengan senang hati-..."

"Yaudah temenin gue ambil mobil sekarang."ajak Rama sambil menarik lengan Acid.

"Hah?"kening Acid berkernyit.

"Ke rumah Bude, ambil mobil. Nanti baliknya bawain motor gue. Gimana?"

Jika Acid hanya mempertimbangkan udara dingin di luar, langit yang sudah mulai akan gelap, dan jalanan jam pulang kerja yang macet, Acid pasti sudah menolak permintaan Rama. Apalagi, rumah bude Rama terletak di jalur macet. Akan tetapi, ini Raden Pramadipta Atmojo yang memintanya. Mana bisa Acid menolak permintaan Rama yang sudah menyelamatkannya dari jungkir balik dunia perkuliahan?

"Ya udah, gue pake jaket dulu. Naik motor Kak Jime aja Ram, yang joknya gedean. Motor lu joknya minimalis, tepos gua entar."Acid memutarkan badannya, kembali masuk ke dalam kamar.

Rama mengangguk-angguk, lalu melesat menuju kamar Jime untuk meminjam motor. Dia paham sekali Acid paling tidak suka naik motornya jika pergi jauh.

"Mo ke mana yak, si Rama?"gumam Bagas bertanya-tanya. Ia menyambar tasnya, hendak kembali ke habitat.

"Pasti mau nemenin Kayla, sih. Mau nemenin Kayla ketemu sponsor kali? Tapi udah mau malem, mana ada orang kantoran mau ditemuin jam segini... Apa ke percetakan? Lah tapi percetakan ngapain bawa mobil..."balas Acid, yang lalu mengedikkan bahunya. "Bagi koyo dong, Sut. Buat tameng, takut masuk angin gue."

SempiternalWhere stories live. Discover now