Pertemuan 2

24 5 0
                                    

Siang hari di Hindia Belanda terasa terik seperti biasanya. Setiap sisi jalan terlihat ramai oleh para pedagang yang menjalani hasil bumi ataupun kerajinan miliknya. Riuh pasar pribumi, serta deretan toko milik para Londo membuat Stella terkagum. Ia mendongakkan kepalanya ke sisi luar, kemudian memegangi topinya yang hendak terbang tertiup angin.

Deritan pelan yang dibuat oleh kereta kuda bertatahkan emas kebanggaan keluarga Van de Berg menandakan mereka telah sampai di tujuan. Dengan hati hati, Stella menurunkan salah satu kakinya, kemudian bergegas masuk kedalam toko bunga sederhana milik salah satu bangsal pribumi.

Manik biru kehijauannya mengedar ke sekeliling, seakan mencari sesuatu didalam sana. Dalam sekejap ia telah menjadi pusat perhatian para Londo maupun pribumi. Dress mewah yang dipakainya seakan menunjukkan strata sosial yang jauh berbeda, bahkan di kalangan sesama Londo sekalipun. Gerakan gemulainya yang anggun, serta rupa yang dianugerahi sang Maha Kuasa membuat semua orang tak dapat berkedip sekalipun. Namun sepertinya gadis itu tak peduli dan tetap melanjutkan urusannya.

"Yen ora ana sing digoleki, lunga wae.  Aku ora ngedol barang daganganku menyang kompeni."

*Jika tak ada yang kau cari, cepatlah pergi. aku tak menjual daganganku pada kompeni.

Aksen jawa itu membuat Stella terjengit kaget. Ia mundur beberapa langkah kala pria itu menciprati air pada bunga yang terkena sentuhannya. Disadarinya para pribumi lain telah mencelanya diluar sana.

"Tolong biarkan aku menunggu sebentar lagi, Tuan. Anggap saja aku tak ada."

"Penjajah sing ora duwe isin."

*penjajah tak tahu malu.

Stella menghela nafas berat. Untuk saat ini, mengerti bahasa jawa sangat menyiksanya. Apalagi ketika ia mendengar berbagai celaan tak senonoh yang dilontarkan para pribumi padanya.

Rasisme tidak hanya terjadi diantara para Londo, pribumi pun sangat membatasi interaksi dengan para Londo. Mereka menganggap para bedinde maupun jongos yang mengabdi pada Tuan Belanda sebagai penghianat. Terutama kala kesultanan Jogjakarta mulai melakukan pergerakan dibawah pimpinan Kanjeng pangeran Diponegoro yang dipuja sebagai pembebas kaum pribumi. Pengaruh perang Diponegoro yang kian santer terdengar membuat pribumi semakin berani melawan para Londo.

Beberapa menit telah berlalu, merasa pencariannya sia sia, ia kembali berbalik. Tatapan para Londo maupun pribumi membuatnya jengah, belum lagi dengan cuaca yang membuat kepalanya pening.

"Nona sebaiknya pulang saja.. Tuan besar akan sangat khawatir jika kondisi nona menurun.." suara keibuan bi Asih membuat Stella akhirnya menurut setelah beberapa pekerja pribumi membujuknya. Ia membawa beberapa rangkaian bunga dari toko kemudian membawanya menaiki kereta kuda.

"Nona besar Stella!" teriakan seseorang dari kejauhan membuyarkan Stella. Ia segera menoleh dengan manik berbinar. Tak butuh waktu lama hingga tatapannya terjatuh pada seorang pria yang sangat dikenalnya. Tatapan mereka bertemu, membuat senyuman anggun terukir di wajah Stella.

Dengan cepat Stella menuruni kereta kudanya, lalu tanpa pikir panjang ia menghempaskan tubuhnya yang membuat pria itu semakin mempercepat larinya dengan panik.

Tawa kecil keluar dari bibir Stella. Ia melingkarkan lengannya di leher pria pribumi yang sejak dulu telah menjadi teman sepermainannya. Harum berbagai bunga terkuar di tubuhnya. Perhatian semua orang yang menatapnya aneh membuat Stella terbuyar dari rasa rindunya. Ya, sejak sang ayah menghukum Dimas dan keluarganya beberapa minggu yang lalu.

Dimas tetap sama seperti biasanya. Pakaian kecoklatan yang berbaur dengan kulit yang diterpa terbakarnya sinar mentari khas hindia belanda serta segala tutur katanya yang menenangkan. Binar mata yang tersirat dari manik hitam legam itu menyiratkan segala keingintahuan yang dibatasi oleh strata sosial. Aksen jawa kental melekat dalam dirinya, sepenuhnya diturunkan oleh gen kedua orang tuanya yang merupakan pribumi asli Jogjakarta yang telah sekeluarga mengabdi pada keluarga Van de Berg.

Save Me My Angel!Donde viven las historias. Descúbrelo ahora