OUTBOUND [SAMPAI~]

592 56 76
                                    

TELOLETELOLETELOLET!!!

"WUARGHH!!!"

Buak! Gedebuk!!


"Bangun, Dek! Sudah sampai!!"seru Pak Adi, sopir bis.

"Aduh..."

"Pak! Makasih sudah membangunkan kami! Tapi, jangan lain kali pakai telolet!!"seru Heri, salah satu teman dekat TTM.

"Hiks..."

Semua orang menoleh.

SIAPA YANG NANGIS??!!






"Ice... Hiks... Kaget..."

Ternyata itu Ice, sahabat. Dia masih agak sensitif, jadi kalau terkejut bisa menangis.

"Ice nangis?!! Langka sekali ini!"seru Rian, Si Maniak Komik.

"Hei!"seru Blaze marah. Sekesal apapun, Blaze tetap saja menyayangi Ice. Ice juga sebenarnya manja kalau dengannya, tapi banyak yang tidak sadar.

Blaze segera menenangkan Ice, sembari menunggu giliran turun. Sebelum turun, Pak Adi meminta maaf terlebih dulu. Membuat anak yang pemalas dan dingin menangis, hebat sekali anda, Pak Adi. Author yakin, para penggemar Ice akan murka melihat ini.

***

Setelah mereka turun, para guru meminta mereka untuk berbaris rapi.

Pak Ilham, selaku kepala sekolah, berpidato panjang lebar. Beruntung tidak panjang dan lebar, lah aneh.

"Sekarang kita bagi kelompok-"

"Pak,"panggil Pak Wisnu memotong Pak Ilham.

Mereka berdua mengangguk. Pak Wisnu melambai ke belakang barisan.

"Bapak juga mau kasih tahu, akan ada peserta tambahan disini. Jadi, mohon bantuannya,"ujar Pak Ilham.

Seorang gadis memakai kerudung sesiku berjalan ke depan dengan santai.

Para Elemental terdiam sambil menganga.

"AUTHOR??!!!"

"Ish, berisik,"balas Sang Author.

Author berjalan lagi ke depan. Masa bodoh dengan tatapan sinis para fangirls Elemental, gak nusuk juga.

"Ja, mulai sekarang panggil saja aku, Sima,"kata Author.

"Eh, kenapa gak 'Author' saja?"tanya Taufan.

"Gak. Pokoknya panggil saja begitu,"jawab Sima cuek.

"Baik. Ada yang mau bertanya mengenai Sima?"tanya Pak Wisnu.

"Kami!!"seru sekumpulan gadis. Cih, jangan-jangan...

"Sedekat apa kamu dengan Elemental kami??!!"

TUH, KAN!!!

IH!

"SEDEKAT INI!"seru Sima sambil merapatkan dua jari dengan cueknya.

"NANI?!"

"GAK BOLEH! MEREKA PUNYA KAMI!!"

Sima menutup telinganya tanpa peduli teriakan para fangirls yang mengamuk.

"Sima!!"

Yang dipanggi menoleh ke sumber suara.

"Sima belum lihat Yu punya Thorn, kan?! Nanti Thorn mau kenalin Sima sama Yu!!"seru Thorn girang.

"Yu?! Boleh-boleh! Aku juga penasaran!!"balas Sima. Sifat cueknya mendadak berubah menjadi seperti Thorn.

Bruk!

"Heh! Gak boleh dekat-dekat!"seru seorang gadis dengan make up menor sambil mendorong Sima hingga jatuh.

"Sima gak apa-apa?!"seru Blaze histeris.

Solar yang peling dekat segera membantu Sima berdiri. Tentunya itu membuat para fangirls semakin berang, tapi siapa bilang Sima peduli? Dari awal juga masa bodoh.

"EKHEM!!"

Sontak seluruh murid menoleh. Rupanya Pak Ilham merasa dipinggirkan gara-gara pertanyaan fangirls.

"Yah, pokoknya, Sima sekarang jadi bagian kita. Jangan ada bully-bully, kalau gak mau Bapak bully,"ucap Pak Ilham ngelawak.

Kalau boleh jujur, 95% murid disini tidak mengerti dengan apa yang dikatakan beliau. Otak mereka masih loading (blong) untuk memproses kalimat itu.

"Kalau kalian gak ngerti gak apa-apa. Bapak sadar, kok, gak bisa ngelawak,"ucap Pak Ilham. Ya ampun, Pak. Jangan sedih gitu, lah. Masih ada orang ber-IQ tinggi yang mengerti kalimat memusingkan Bapak.

"Nah, sekarang kita bagi kelompok, ya!"seru Pak Wisnu mewakili Pak Ilham yang masih pundung gara-gara ngelawak tapi gak lucu, hm.


BOBOIBOY ELEMENTAL CHAOS  [ BBB ]Where stories live. Discover now