BAB I

8 2 0
                                    

The past....

"Kak Ana..." Seseorang memanggil namaku pelan, tapi masih bisa ku dengar.

Aku membalikkan badanku, mencari asal suara. Di belakangku seorang gadis imut tersenyum ramah..tapi aku bingung.Walau begitu, aku membalas senyumnya.

"Kamu manggil aku ? " tanyaku, ketika akhirnya ia sudah berada persis di depanku.

"Iya kak...maaf kalau aku gak sopan" katanya lagi

"Hahaha..enggaklah..cuma aku tadi agak bingung soalnya baru ketemu"

"Kita sering ketemu kak...kan satu kampus"

"Begitu ya..." Jawabku kikuk

"Maaf lagi deh kak..dah lancang" katanya sambil menunduk

"Hei..santai aja lagi..ga papa. Aku memang kadang kurang peduli orang sekitar, sorry"

"Gak papa kok kak.." dia tersenyum

"Oh iya...ada yang bisa aku bantu? Tapi tunggu dulu..nama kamu..." Tanyaku

"Aku Cici kak..anak TIk semester 3" jawabnya sambil tersenyum

"Ya...dan...?" Tanyaku kembali

"Bisa kita ngobrol disana kak?" Cici tak langsung menjawab pertanyaanku.
Aku ikuti arah yang di tunjuknya.Sebuah kursi taman kampus.

"Boleh.."

"Kak Ana...sebelumnya Cici minta maaf sudah lancang ngajak ngobrol disini tapi Cici juga punya tanggung jawab yang harus di selesaikan"

Aku mulai menyimak dan mereka-reka arah pembicaraan ini.Maksudnya apa coba, baru ketemu langsung ngomong tanggung jawab.Aku masih belum mengerti..

"Kakak masih ingat nggak acara yang di gelar kampus 2 bulan lalu?" Tanga Cici

Aku mengerutkan dahi.Dua bulan lalu? Acara untuk HMJ TIK itu?
"Pengenalan perusahaan komunikasi itu?" Aku bertanya balik

Cici mengangguk." Itu perusahaan kakakku" katanya sambil tersenyum, bangga mungkin.

Nah..hubungannya denganku apa ya..

"Waktu itu kak Ana kan jadi moderator...kakakku terkesan dan jatuh hati pada pandangan pertama dan dia titip salam"

Aku berusaha mencerna apa yang baru saja Cici sampaikan.Maksudnya kakaknya Cici suka aku?
Jangan Geer deh Ana! Otak ku memperingati.

"Ci...maksudnya gimana ya..?" Tanyaku ingin memastikan

"Sejak kunjungan itu...kak Arya maksa buat cari informasi soal kak Ana.Sudah ada pacar atau belum, ada gebetan nggak, siapa teman dekatnya...pokoknya semua deh kak"

Aku tersenyum, bingung mau jawab apa.Pacar emang gak ada, gebetan...ada sih tapi absurd, teman dekat...cuma satu..mahkluk luar angkasa....Ririn.

"Terus...kamu berhasil ngumpulin informasi itu?"

Cici menganggguk.

"Dan besok kak Arya pengen ngajak ketemu kak... mau ya.." Cici bertanya sambil megang tanganku.

Ngajak ketemu? Wajahnya saja aku dah lupa.Waktu itu kan banyak yang hadir, kakaknya yang mana ya...yang berstelan jas rapi itu ya? Tapi yang berjas hari itu juga banyak. Ah...aku bingung.

"Kakak gak usah khawatir...kak Arya orang baik kok, aku jamin".

Cici memegang tanganku kembali, mencoba meyakinkanku.Aku tersenyum.

"Ok...terus mau ketemu dimana?"

"Makasih ya kak..kak Ana tunggu aja, nanti kak Arya pasti hubungin kakak"

"Dia sudah punya nomor handphone ku?"

Cici hanya mengangguk sambil tersenyum masam. Aku memandang Cici sebentar, sempat terbesit pikiran kalau cewek di depanku ini hanya ingin mengerjai ku.
Masa sih?
Aku menggeleng pelan, wajah Cici tidak terlihat seperti ingin mengerjai orang. Siapa yang tahu hatinya? Itu suara lain yang muncul.
Aku jadi bingung, tapi...ya sudahlah aku ikuti saja keinginannya.

WHAT'S LOVE?Where stories live. Discover now