BAB II

9 2 2
                                    

Dan...akhirnya disinilah aku. Tempat yang sebenarnya nggak asing. Karena ini adalah tempat nongkrong aku dan Ririn.
Suasana yang biasa ku rasakan saat bersama Ririn di sini terasa berbeda. Mungkin karena sekarang bukan Ririn yang ada di depanku. Tapi Arya.

Tadinya aku menduga Arya bakal ngajak ke tempat yang..yah..kamu tahulah lebih romantis begitu..ngarep kan..
Aku sempat di ejek Ririn..katanya menghayal terlalu tinggi masih mending ngajak ketemu di cafe dari pada di halte?.sadis!

"Maaf ya..aku ngajak ketemu di sini...,aku tau ini tempat favorit kamu"

Maksudnya...

" Maaf aku sering ngikutin kamu selama hampir sebulan ini, aku hanya memastikan perasaanku. Aku memang meminta bantuan Cici selama kamu di kampus.Aku juga nggak tau kenapa aku lakuin ini, tapi semakin hari aku nggak bisa hanya liat kamu dari jauh aja. Aku mau lebih dekat sama kamu tapi levelnya beda sama sahabat kamu... Kalau kamu nggak keberatan aku mau jadi pacar kamu."

Ada jeda agak lama setelah kalimat panjang itu Arya ungkapkan.

Aku pernah pacaran.Tapi itu dulu, waktu zaman SMA. Selama ini belum ada yang mengusikku, bukan karena aku nggak suka cowok. Aku suka kok..apalagi yang cakep. Tapi, aku hanya merasa terlalu berat menghadapi dunia dengan kehidupan keluargaku yang berantakan. Setelah tamat SMA, orang tuaku bercerai. masing- masing orang tuaku memilih untuk punya keluarga baru dengan begitu mudahnya. Aku memilih sendiri, dan tanpa keberatan mereka setuju. Aku di belikan rumah, disediakan fasilitas dan di rumahku yang sekarang hanya ada aku dan bik Sofi. Pengasuhku sejak kecil yang memilih tak menikah hingga sekarang.

Walau tanpa perhatian orang tua, bukan berarti aku bebas melakukan apa saja. Bik Sofi, memimbingku bertanggung jawab untuk hidupku sendiri. Dan aku menghargainya.Bik Sofi selalu mengingatkanku untuk berdoa dan hanya berharap padaNya.
Berkat Bik Sofi, aku melewati hidupku seperti remaja lain hingga tamat SMA, hingga keputusan orang tuaku bulat untuk bercerai.

"Ana...aku menunggu jawabanmu.." kalimat Arya, sontak membuatku tersadar.

"Oh...maaf aku hanya berusaha mencerna apa yang baru ku dengar.." Aku menjawab sambil tersenyum kikuk.

"Apa kamu bisa memberiku waktu?" Tanyaku sambil melihat wajahnya.

Aku akui Arya memang tampan, dan nyatanya ia sudah mapan dalan hal kehidupan ekonominya.Tapi, aku juga harus bisa jaga gengsi dong..masa baru ditembak langsung bilang iya..!

"Berapa lama?"

Aku sudah tahu Arya akan bertanya seperti ini, tadi sebelum berangkat kesini, aku sudah berdiskusi panjang lebar dengan Ririn.Dan aku baru tahu Ririn teryata bisa jadi penasehat cinta yang berguna.

"Sebulan.." Aku menjawab sambil memainkan sedotan di gelas minumanku.

Kata Ririn, kalau dia menerima tenggat waktu yang di berikan berarti Arya memang menghargai keputusan ku dan tentunya berusaha menghargai aku sebagai pacarnya nanti.
Aku mengamati wajahnya, Arya menarik napas panjang. Aku terkikik dalam hati, sampe segitunya mau jadikan aku pacarnya.

"Baiklah...aku akan menunggu. Tapi, aku masih bisa menelponmu kan?"

"Tentu.." jawabku cepat sambil tersenyum manis.

Setelah ngobrol panjang lebar, aku meminta izin untuk pulang.Sudah malam dan aku takut jika Bik Sofi khawatir. Arya menawarkan diri mengantarku pulang tapi aku menolak.Ini masih awal, rasanya nggak bijak asal iya iya saja. Lagipula aku membawa kendaraan sendiri.

Aku melambaikan tangan pada Arya sebelum akhirnya benar- benar pulang.Arya membalas melambaikan tangannya.

Untuk saat ini, aku senang. Aku berharap sesuatu yang baik akan terjadi di kehidupan cintaku.Apa aku terlalu berharap?

"Kalau kamu senang, aku juga senang beb...lagian selama ini kamu nggak sirik apa lihat aku sama Adit?"

"Ya siriklah...tapi kalian kan dah kenal lama, sejak SMA"

" Lah.. makanya nggak usah mikir yang berat- berat dulu, temuin aja dulu cowok itu, perhatikan orangnya kayak apa, beri kesan yang baik juga ke dia. Kalau emang berjodoh...ya gak bakalan lari kemana- mana,"

"Ngomong jodoh- jodoh....emang mau nikah? Baru juga ngajak kenalan"

"Ya maksudnya itu...kalau kalian cocok ya...kalian berdua pasti bakal lanjut kan? Nah..ujung- ujungnya orang pacaran kan pas udah ngerasa cocok yah nikah kan?"

"Tauk ah..pokoknya kamu doakan aku aja deh Ri...mudah- mudahan entar semua berjalan baik- baik aja"

"Aku selalu berdoa yang terbaik buat kamu beb...termasuk buat hari spesial ini.Aku harap dia jodoh kamu lho Na"

Aku hanya tertawa saat Riri mengatakan bahwa ia berharap Arya adalah jodohku.
Entahlah...kesan pertama yang kudapat saat bersama Arya tadi...Dia memang menginginkan ku tapi aku juga nggak mau kelewat Geer.
Satu bulan..aku memberi waktu satu bulan untuk memberinya jawaban.

WHAT'S LOVE?Donde viven las historias. Descúbrelo ahora