Chapter 24

7.1K 767 76
                                    

Pegangan ya gaes👀👌















"Apa Phi Mew mencintaiku?"

Mew membelalakkan matanya tak percaya. Apa Gulf baru saja bertanya tentang perasaannya. Sejak ia mengajaknya berpacaran, Mew memang tidak mengungkapkan perasaannya secara gamblang, tapi ia pikir itu tidak perlu karena ia sudah menunjukkan segalanya.

"Aku ragu Phi, kenapa kau tidak menjelaskannya padaku? Kenapa juga kau meninggalkan aku saat itu?"

Merasa dituntut berlebihan, Mew segera menarik Gulf dalam dekapan hangatnya. Tangannya mengusap punggung Gulf penuh rasa. "Kau benar-benar melupakannya?"

Gulf mengangguk dalam diam membuat Mew menghela nafasnya berat. "Aku melupakan masalaluku karena itu sangat menyakitkan."

"Kau tidak akan bisa melupakan masalalumu. Yang harus kau lakukan adalah memaafkannya dan berdamai dengan masalalu."

Dirinya masih diam namun perlahan Gulf mengangkat wajahnya menatap netra sendu milik Mew. Mendadak perasaannya tidak nyaman.

"Aku mencintaimu di pertemuan kedua." Perlahan Mew mendekatkan wajahnya dengan wajah Gulf. Mengikis jarak hingga kedua belah bibir mereka saling bertemu.

Tidak ada lumatan berarti, hanya ciuman penuh rasa tanpa nafsu. Hanya perasaan tulus yang berusaha Mew sampaikan untuk Gulf.

"Lima tahun lalu, saat kedua orang tuaku tewas. Aku melihatmu pertama kali di tepi hutan, kau yang melesatkan peluru dari senapanmu untuk mencegah mobil orang tuaku masuk ke jurang. Kau yang ada di dalam mobil Jepp itu bukan?"

Bagai CD bajakan, otak Gulf dipaksa mengingat masalalunya yang sudah ia pendam sejak lama. Ia tak mengingat jelas namun bayangan saat dirinya ada pada situasi yang Mew jelaskan terlintas tanpa sadar.

Maka, Gulf mengangguk saat memorinya berhasil ia temukan. "Saat itu aku dan Phi Max sedang belajar senjata di hutan, aku melihat banyak mobil hitam dan tidak tau kenapa Phi Max sangat panik. Tuh kan-"

"Kenapa?" Tanya Mew gemas saat Gulf merubah ekspresi seriusnya menjadi menyebalkan. "Aku jadi ingat wajah jelek Phi Max. Sekarang aku yakin tangan kanan Joss Wayar yang bernama Max itu adalah Phi kandungku."

Sekuat tenaga Mew menahan tawanya. Ia tak ingin keluar dari topik pembicaraan karena ia yakin Gulf akan kembali lupa.

"Sampai mana tadi Phi?"

"Sampai Phi Max jelek mu itu mendadak panik."

Gulf mengangguk ringan. "Lalu kami mengikuti mereka. Dia menyebut nama Tuan dan Nyonya Jong berkali-kali hingga suara tembakan beruntun terdengar begitu nyaring."

Dengan setia Mew memperhatikan tiap ekspresi yang Gulf gunakan saat ia bercerita. Persis anak TK yang tengah menjelaskan pengalaman bermainnya.

"Aku tidak tau apa yang terjadi, tapi Phi Max memintaku untuk menembak ban milik mobil paling depan diantara yang lainnya. Jadi aku lakukan dan kita putar balik melarikan diri masuk ke hutan lagi-"

"Itulah pertemuan pertama kita."

"HAH??!" Beo Gulf tidak menyangkah. 

Mew sudah tak tahan, ia menangkup wajah Gulf dengan kedua tangannya lantas mencubit pipi gembilnya gemas. "Aku melihatmu dengan jelas saat itu." Terangnya diselingi kekehan renyah.

CUP

Gulf hanya diam saat Mew mengecup bibirnya kembali. Ia masih menanti kelanjutan kalimat yang akan Mew katakan padanya.

BIG LIFE (Sudah Terbit)Where stories live. Discover now