Part 03

27 13 1
                                    

Kau berbeda dengan yang lain. Di saat semua orang menatapku memuja tetapi kamu tidak. Itu membuatku tertarik kepadamu.
–Rafael

.....

Sepulang sekolah, Tara berjalan keluar kelas usai pelajaran berakhir. Di koridor tak sengaja bertemu dengan setan berparas tampan. Siapa lagi kalau bukan Rafael. Pemuda itu gencar mendekatinya meskipun penolakan yang terus didapat.

Rafa mengikuti Tara sampai depan parkiran. Ia mencegah langkah kakinya. "Cepet amat sih jalannya. Babang tampan ketinggalan mulu," keluhnya. Tara menatap Rafael datar.

"Minggir!!"

Rafael menggelengkan kepalanya. "Kenalan dulu baru lo gue bebasin pergi."

Tara mendekatinya perlahan, membuat raut wajah Rafa berubah menjadi merah. Ia mundur beberapa langkah. Tatapan Tara membuatnya tak berkedip. "Pergi atau lo akan menyesal," bisiknya ke telinga Rafa dengan nada rendah.

Rafael menatapnya intens. "Gue nggak akan menyesal malahan gue senang bisa kenalan sama cewek unik kayak lo," cengirnya santai.

Tara menghela napas. Rafael begitu keras kepala, terpaksa Tara memberikan namanya. Kemudian, mereka terdiam.

Angelita Keyra

Rafael mencatatnya dalam hati. Tara melengos melihat tatapan Rafael yang berbinar bak orang kesenangan padahal hanya sebuah nama apa istimewanya.

"Sekarang lo pergi dari hadapan gue," usir Tara.

Rafael menggeleng cepat. "Eit, gue belum tahu rumah lo, No. Hp dan semuanya tentang lo. Kasih tahu juga apakah lo udah punya pacar?" tanya Rafael terus terang.

Rafael menunggu jawaban yang tak kunjung diutarakan. Rafael tersenyum miris. Tara menginjak kakinya kemudian, berlalu pergi tanpa sepatah kata pun.

Kakinya berdenyut meski terbungkus kaos kaki serta sepatu tetap saja injakannya kuat dan kakinya jadi terluka.

Tak apa untuk seorang Tara, beribu kali pun ia terluka tetap akan maju sampai mendapatkannya. Rafael tetap optimis dan yakin akan hal itu.

Ia senyam-senyum sendiri membuat ketiga temannya bergidik ngeri. "Gila nih orang."

"Gue rasa ... Rafael baru dapat doorprize deh," sela Ivan. Reza mengusap dagunya.

Bahu Rafa dicolek tapi sang empu tak bergeming masih setia menampilkan bulan sabit  di wajahnya. Hati Rafa sedang berbunga-bunga saat ini. Menghiraukan bisikan di sekitar. Pikirannya dipenuhi nama si gadis yang berhasil memikatnya lebih dalam.

Terpaksa Kevin membonceng Rafael yang sudah kelewat sinting, mereka semua pergi meninggalkan area sekolah.

Awalnya Tara pulang berjalan kaki. Beberapa menit kemudian, sang pacar datang menjemputnya, mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi. Sumpah serapah diberikan padanya oleh pengendara lain karena menyalip dengan gesit.

Tara mencibir, "Dasar gila!"

Sesampainya di apartemen. Motor hitam memasuki basment, memarkirkan motornya asal. Tara turun dari motor berjalan duluan menuju lift. Kebetulan Tara menempati lantai 13 paling atas. Bermanjakan pemandangan indah di sore dan malam hari.

Tentang Rasa [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang