Bab 12

372 75 9
                                    

Jam tujuh pagi tadi saat mereka semua sarapan tiba-tiba Dongheon di telepon Papanya. Sesaat setelah mengakhiri panggilan tersebut Dongheon segera kembali ke ruang makan dengan heboh.

Dia menggebrak meja makan. Hal itu membuat sendok makan Gyehyeon yang seharusnya diarahkan ke mulut jadi menikung ke wajahnya. Lalu Yeonho tersedak saat meminum susu sedangkan yang lain nyawanya langsung terkumpul seratus persen karena sejujurnya saat makan mereka masih setengah mengantuk.

"Apa sih?" tanya Hoyoung masih santai sambil memasukkan sesuap bubur ke dalam mulutnya.

"Papa gue ngirimin duit banyak banget!" teriaknya sambil menunjukkan ponselnya ke Hoyoung.

Hoyoung nggak terlalu kaget waktu ditunjukin karena memang Dongheon anaknya orang kaya. Udah kebal Hoyoung lihat angka nol nya banyak di rekening Dongheon.

"Mau pamer? Sorry to say nih ya, gue udah kebal sama kekayaan lo." jawab Hoyoung acuh tak acuh.

Dongheon menarik ponselnya sambil cemberut. "Lo sirik mulu perasaan."

"Lo yang riya."

Dongheon tidak menjawabnya, ia sekarang sibuk mencari rekomendasi tempat wisata.

"Jadi gini, Papa gue ngirim uang sebanyak ini supaya kita bisa liburan. Katanya buat nyenengin anak orang itu." tunjuknya pada kelima bocil yang makan dengan tenang.

Kalau sarapan mereka nggak heboh soalnya masih setengah ngantuk. Beda lagi kalau makan siang dan makan malam, bahkan waktu itu meja makan pernah hampir kebalik karena perdebatan mereka.

"Liburan?" tanya Minchan yang tiba-tiba aja langsung connect.

Dongheon mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari ponsel. Dia masih sibuk scroll.

"Ke pantai aja hyung." usul Minchan.

"Boleh juga tuh, bentar hyung cari dulu ya."

Hoyoung yang sudah selesai makan segera meletakkan piringnya di wastafel, tak lupa ia juga mengambil semua piring manusia yang ada di sana. "Emang mau liburan kapan?"

"Sekarang lah." jawab Dongheon santai, kelewat santai malah.

"Ini udah jam tujuh, ngomong-ngomong."

"Ya terus? Kalau cari yang deket mah ngebut juga pasti bisa sampai sebelum tengah hari."

Hoyoung refleks melemparkan spons cuci piring ke kepala Dongheon. "Hari lain juga bisa, kenapa harus mendadak sih?!"

"Mumpung kita lagi libur kelas Hoyoung. Emangnya kapan lagi kita liburnya bareng? Lo mau bawa mereka liburan sendiri? Kalau gue nggak, soalnya bakalan ribet ngurusin bocil yang kelebihan energi." omel Dongheon agak ngegas.

Hoyoung menimang-nimang sejenak. Memang benar hari ini dia libur karena dosennya gak bisa ngajar kalau Dongheon katanya alasannya juga sama, dosennya sakit jadi gak bisa ngajar.

Kalau dipikir-pikir sih emang mereka berdua ini jarang libur bareng, bahkan pas akhir pekan pun biasanya Dongheon ditelepon dosen buat bantuin beberapa hal. Sedangkan Hoyoung biasanya ada tugas kelompok.

"Iya juga sih." jawab Hoyoung sambil mencuci piring.

Dongheon masih sibuk mencari rekomendasi pantai yang cocok sebagai tempat piknik anak kecil. Sembari menjelajah internet, Dongheon sekali-kali melirik anak-anak yang duduk anteng natap dia dengan penuh rasa ingin tahu.

"Kalian semua setuju kalau ke pantai?" tanyanya.

Kelima anak itu mengangguk bersamaan.

"Oke bentar ya, hyung masih nyari yang letaknya deket sini."

With the Baby | VERIVERYWhere stories live. Discover now